Teng teng teng (suara bel bunyi)
Wajah yang cemberut, tatapan mata yang tak mengarah ke papan tulis. Tangan yang menyanggah di dagu manisnya. Serta pulpen-pulpen yang dimaikan.
“Zyerra” (sentak gurunya)
“perhatikan Pelajaran ini yaa ?”
“Kamu kenapa dari tadi ibu perhatikan kamu seperti mikir sesuatu?” Tanya bu Guru
“Oh maaf bu, gkpapa.” Jawab Zyerra sambil tersenyum tipis
Pelajaranpun di lanjutin. Namun pikiran Zyerra masih berada di kejadian pagi tadi.
Yaps, dia masih memikirkan akan jawaban yang sempat di tunda ibunya.
Rasa penasaran akan jawabannya kian menghantui dirinya. Rasa-rasanya Zyerra ingin segera pulang dan bertemu ibunya.
Pelajaran hari ini tak berarti apapun bagi dirinya. Ia selalu memikirkan potensi-potensi jawabannya.
Detak detik jam dinding terus berputar. Lirikan mata Zyerra selalu kea rah jam dinding yang ada di depan papan tulis. Melihat ke arah pintu.
Hmmmm (hembusan napas panjang Zyerra)
Apakah jam dindingnya ini mati yaa ? atau waktu sudah bergerak lambat ? Tanya Zyerra dalam benaknya.
Sungguh, waktu hari ini terasa lama bagi dirinya.
Waktu terus berputar. Walaupun rasanya berat menjalani hari ini namun Zyerra tetap duduk di bangku dan mengikuti Pelajaran sekolahnya. Semangat Zyerra hari ini terasa padam. Pikirannya di isi tidak tentang Pelajaran melainkan tetap selainnya.
Ting ting ting ting
Ting ting ting ting
Ting ting ting
Bel pulang telah bunyi keras.
Dengan semangatnya Zyerra menyuzun setiap buku-buku yang ada di atas miliknya. Tanpa menyapa teman-temannya. Zyerra langsung menggendong tas ranselnya dan keluar kelas. Begitu semangatlah ia saat jam sekolah telah usai.
Untuk sampai ke rumahnya membutuhkan waktu 30 menit dengan menggunakan angkutan umum. Angkut yang biasa ia gunakan adalah angkutan berwarna biru dengan nomor 10. Setiap harinya angkutan ini sangat ramai anak sekolah maupun ibu-ibu yang sehabis belanja dari pasar. Zyerra selalu berebut untuk menaiki angkutan umum terlebih dahulu. Biasanya Zyerra sering sekali mengalah dan mendahululan ibu-ibu terlebih dahulu.
Namun hari ini dia rela desak-desakan menaiki angkut umum demi bisa pulang cepat. Ia tak sabar mendapatkan jawabannya. Sebuah pertanyaan yang membuat dirinya tak bisa tertidur dengan lelap.
Pasti penasaran dong apa jawaban ibunya ? Hehe
Tunggu dulu yaa…
Esok kita lanjut lagi nii…

KAMU SEDANG MEMBACA
Dialectics: Tuhan Jangan Pilih Aku Menjadi Sang Penyeru Kalam-Mu
Non-FictionZyerra terus memikirkan jawaban akan pertanyaan. hingga iapun tak fokus akan mata pelajarannya