Chap 12 : Sick (18+)

140 9 0
                                    

Maya masih terbaring dengan lemas, tapi kali ini dia tidur dengan damai tanpa rintihan kesakitan lagi.
Dan para perawat juga telah membantu Maya berpakaian.

Sebelumnya Sylus sangatlah panik, dan membawa Maya dengan hanya dibungkus selimut saja, bahkan Sylus pun tadi hanya bertelanjang dada saja, dia sudah tidak memikirkan yang lain lagi.

Dia melaju membawa Maya ke apartementnya, dan masuk ke apartementnya dengan jalur khusus.
Dan tak lama setelah itu juga dokter yang sengaja dipanggil Sylus beserta 2 perawat yang tentunya wajib wanita untuk menangani Maya telah datang.

.

.

.

"Pacar anda sedang sakit dan kelelahan, kenapa anda tega sekali sih melakukan ini padanya?! Harusnya anda bisa menahan nafsu anda dulu! Dia sedang sakit! Apa dia merasa stress berlebihan akhir-akhir ini? Dia kekurangan cairan, dan sepertinya makannya tidak teratur...biarkan dulu dia beristirahat full bed rest selama 3 hari. Dan Jangan...Coba-coba...Mengganggunya." Ancam sang dokter pada Sylus penuh penekanan.

Sylus dengan gugup mengangguk, dan dokter beserta dua perawat itu pun pamit meninggalkan apartement Sylus.

.

Sylus menggenggam tangan Maya dengan penuh ke khawatiran dan perasaan bersalah, terlihat beberapa bercak kemerahan di leher dan dada Maya yang sedikit menyembul.
Dan parahnya lagi, tak hanya leher dan dadanya saja, sebenarnya saat ini seluruh tubuh Maya sudah dipenuhi bercak-bercak merah dan bekas gigitan Sylus pada leher,dada,perut,punggung dan paha Maya, sang dokter dan perawat yang membantu Maya berpakaian pun terkejut melihata 'maha karya' dari Sylus saat itu.

"Hnghh...Zayne...ibu...nenek...hnghhh...haus..." Maya mengigau, walau kesal mendengar nama Zayne, tapi Sylus tetap mengambilkan minum air putih untuknya, meletakan gelas air putih itu disamping tempat tidur jika nanti Maya bangun, dia akan membantu Maya minum.

.



.



.

Sylus dengan telaten mengelap keringat pada Maya, dan mengganti pakaiannya yang sudah basah dengan keringat, menyeka tubuh Maya dengan air hangat.
Kembali memakaikan Maya dengan pakaian baru.

Sylus dengan sangat sabar dan telaten merawat Maya, dirinya merasa sangat bersalah.
Sudah 2 hari Maya terbaring dikasur dan dirawat oleh dokter diapartement miliknya.
Seandainya saja Sylus tidak melakukan 'itu' kemarin, mungkin saat ini Maya tidak separah ini.

.

.

.

Maya terbangun dari tidurnya, badannya merasa sangat pegal tapi sakit kepala yang dia rasakan sudah sukses menghilang, tapi dia masih merasa bahwa dirinya sangat lemah.

Maya melihat ruangan sekitarnya, dia menyadari bahwa dirinya saat ini telah dibawa oleh Sylus ke apartement mewah miliknya, dia juga melihat di tangan kanannya terpasang infus.

Maya dengan samar-samar mengingat apa yang telah dilakukan Sylus pada dirinya.
Maya melihat dirinya menggunakan piyama yang bukan miliknya, sepertinya Sylus membelikannya piyama ini atau mungkin milik wanita yang dibawa oleh Sylus kemari yang tertinggal disini?
Maya melirik kaca diseberangnya, dan melihat beberapa bercak merah dileher dan dadanya.
Dia tau apa yang telah Sylus lakukan pada dirinya walau ingatannya saat itu samar-samar. Maya membuka kancing piyamanya dan melihat tubuhnya yang tidak memakai bra, melihat seluruh tubuh atasnya dipenuhi bercak-bercak merah dan bekas gigitan.

Maya merasa jijik dengan dirinya saat ini, dia menangis dengan diam, kenapa hidupnya begini? Dia sangat merindukan ibu, nenek dan...Zayne.

Maya kembali mengancingi piyamanya, dan segera turun dari tempat tidurnya, berjalan menuju balkon dengan tiang infus ditangan kirinya.

GOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang