𝟐𝟖. 𝐒𝐮𝐝𝐝𝐞𝐧 𝐅𝐫𝐞𝐞𝐝𝐨𝐦

400 13 0
                                    

When everything is suddenly free

Kesedihan yang mendalam masih membaluti diri Jasper, Ava, Emma, Valda, dan Zephyr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kesedihan yang mendalam masih membaluti diri Jasper, Ava, Emma, Valda, dan Zephyr. Kenyataan pahit bahwa kedua teman mereka, Asher dan Juniper, telah tiada, menciptakan suasana mencekam yang sulit dijelaskan. Valda, dengan bekas darah Asher yang mengering di wajahnya, terlihat terpaku, seolah waktu berhenti sejenak. Setiap dari mereka terpuruk dalam kesedihan dan ketakutan, tenggelam dalam perasaan hampa yang hanya diperburuk oleh bayang-bayang kematian yang mengintai. Mereka merasakan ancaman mengerikan bahwa satu per satu, mereka mungkin akan menjadi korban dengan cara yang lebih sadis.

Dalam kecamukan yang melanda, sebuah suara keras menggema saat pintu besi tiba-tiba terbuka, memecah keheningan yang mencekam. Kelima orang tersebut mengangkat wajah mereka, merasakan gelombang ketakutan melanda tubuh mereka. Empat pria misterius, dengan aura menakutkan dan ekspresi dingin, melangkah masuk, membawa hawa berbahaya yang membuat jantung mereka berdegup kencang. Mereka mengenakan pakaian hitam yang ketat, menutupi sebagian wajah mereka dengan masker, hanya menyisakan mata yang tajam dan penuh niat jahat.

Jasper merasa perutnya berkerontang, seakan suara bisikan ketakutan menggaung di telinganya. Ava, dengan tangan bergetar, menggenggam erat lengan Emma, berusaha mencari kenyamanan di tengah ketegangan. Valda, meskipun hatinya dipenuhi rasa sakit, mempersiapkan diri untuk bertindak, sementara Zephyr hanya bisa menatap penuh ketidakberdayaan. Dalam sekejap, ketidakpastian merayap kembali ke dalam pikiran mereka, membayangkan bagaimana kisah mereka akan berakhir.

Saat keempat pria itu mendekat, tawa dingin dan sinis menyertai langkah mereka, menambah rasa ngeri yang sudah menghinggapi ruangan. Kesadaran akan situasi yang semakin memburuk membuat ketakutan semakin melanda, dan di tengah momen yang mencekam itu, harapan untuk selamat perlahan-lahan memudar.

"Sedikit menarik, mengapa bos harus melepaskan remaja ingusan ini?" ujar salah satu dari pria bertopeng tersebut dengan nada sinis. Suaranya menggema dalam ruangan yang mencekam, menambah beban ketegangan di antara Valda, Zephyr, Jasper, Ava, dan Emma.

Sambil berdiri di depan mereka, pria itu memandang penuh ejekan, matanya menyala dengan kebencian yang terpendam. Dengan setiap kata yang terucap, kesan meremehkan semakin jelas terlihat. Ia melangkah mendekat, memperlihatkan sosoknya yang tinggi dan kekar, membuat aura ancaman semakin terasa.

Sementara itu, Valda, Zephyr, Jasper, Ava, dan Emma merasakan ketegangan merayap di antara mereka. Masing-masing dari mereka terikat oleh tali yang kuat, membatasi gerakan dan kebebasan mereka. Namun, saat ikatan tali itu mulai dibuka, sebuah harapan kecil bergetar dalam hati mereka. Seperti burung yang terkurung dalam sangkar, mereka merindukan kebebasan yang telah lama direnggut.

Pria bertopeng itu tersenyum sinis, seolah menikmati pemandangan ketidakberdayaan mereka. "Mungkin dia berpikir ada sesuatu yang bisa kalian tawarkan," lanjutnya, suaranya dipenuhi ejekan. "Atau mungkin dia hanya ingin melihat kalian merasakan rasa sakit yang lebih dalam."

Death PeakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang