𝚃𝚑𝚒𝚛𝚝𝚢 𝚃𝚠𝚘 | 𝙾𝚛𝚍𝚎𝚛 𝙾𝚏 𝙿𝚑𝚘𝚎𝚗𝚒𝚡

836 157 20
                                    

"Aku bisa ke Hogwarts?"

Lupin mengangguk mengiyakan dengan senyum lebar. Dia mendapatkan surat dari Harry yang mengatakan bahwa Dolores Umbridge sudah pergi dari Hogwarts entah karena alasan apa.

Dan surat Luna juga menuliskan hal yang sama.

"Ah, kaburnya para tahanan Azkaban kurasa." Gumam Raven dan mendengus sebal, jadi pertemuan pertama kalinya dengan Bellatrix, ini akan menyebalkan.

Lupin buru-buru memakai mantelnya dan melangkah keluar membuat Raven melihat kepergian itu dengan wajah penasaran. Apakah akibat Bellatrix yang bebas, mereka menjadi berhati-hati? Yah, itu tidak salah, Bellatrix adalah salah satu karakter yang sangat berbahaya.

Siapa yang tidak kesal ketika wanita itu membunuh Sirius?

"Hm, baiklah." Raven mengambil sweater birunya dan mulai memejamkan mata, memikirkan lokasi dimana tempatnya ingin pergi. Katakan saja, perpindahan dengan Apparate.

Tubuhnya nampak tercerai-berai di udara dan menghilang sebentar dari ruang kamarnya yang ada di London.

Raven terjatuh di Hogsmeade, tepat di depan jalan menuju Hogwarts. Dia menghela nafas dan mengadah ke langit dimana kembang api yang membentuk sebuah huruf W raksasa dengan sorak-sorai yang terdengar bahagia.

George dan Fred pasti sudah melakukan prank yang telah mereka rencanakan setelah kedatangan Dolores Umbridge ke Hogwarts.

Semuanya tertuang pada surat-surat yang didapatkan Raven dari teman-temannya yang kadang menceritakan hari-hari mereka ataupun sekedar curhat. Semuanya sesuai alur, bahkan adegan ciuman Harry dan Cho pun terjadi. Jadi, siapa yang mencintai siapa?

Namun Raven sadar, tubuh Harry mengalir darah Potter. So, Like Father Like Son.

Bahkan kalau dipikir-pikir, Raven kenapa juga dia harus memikirkan kisah cinta orang lain sedangkan kisah cintanya saja berbeda-beda. Jangan tertipu dengan kesannya yang bodo amat, Raven cukup peka dengan sekitarnya. Bahkan gerak-gerik mencurigakan Cedric, Draco, Harry bahkan Thomas pun dia sadar.

Tapi untuk Harry dan Thomas, remaja itu mungkin sekedar penasaran semata. Thomas menganggapnya sebagai adik, Harry mungkin saja seorang teman.

Draco dan Cedric berbeda.

"Aku harus ke sana sekarang. Setidaknya bertemu dengan teman-temanku."

Pintu gerbang Hogwarts terbuka lebar, siswa-siswi banyak berkeliaran, seperti baru saja keluar dari Azkaban.

Raven mencari-cari sekitar dan tepat sekali, matanya menangkapnya sosok Evelyn dengan seragam Ravenclaw bersama beberapa siswi yang lain, tengah berbincang dengan senyum lebar.

"Yo."

Evelyn melompat kaget dan menoleh, netranya membulat melihat Raven yang tersenyum lebar melihatnya. Segera dia memeluk sahabatnya itu dengan sangat erat dan bergoyang ke kiri dan kanan dengan bahagia.

"Kamu disini!! Astaga, aku benar-benar senang melihatmu baik-baik saja!" Evelyn mulai berceloteh. "Asal kamu tau, Professor Snape benar-benar galak ketika aku datang ke kantornya untuk menanyakan keadaanmu! Bahkan Malfoy ubanan itu juga penasaran denganmu―"

"Sebentar, bagaimana?" Raven mengerutkan dahi heran. "Kamu datang ke kantor Professor Snape, di dalamnya ada Draco? Dan Draco tau aku putrinya Professor Snape, karena kamu bertanya keadaanku pada Dad?!" Pekik Raven panik. Dia menggoyangkan tubuh Evelyn dan mengacak-acak rambutnya stress.

Padahal dia berencana menyembunyikan kebenaran ini. Tapi semuanya pasti akan tetap terbongkar, tapi tidak di tahun kelima juga!

"Kamu tau ingin sekali rasanya aku membuka portal seperti Stephen Strange dan melemparkanmu ke dimensi lain!"

𝐓𝐇𝐄 𝐖𝐀𝐓𝐂𝐇𝐄𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang