Sakura memandang ngeri saat melihat tumpukan bunga di depan pintu apartemennya. Bunga itu terlihat indah dan berwarna, dilengkapi dengan surat cinta di dalamnya. Sakura melirik ke samping. Apartemen tetangganya tertutup rapat. Tidak ada tanda-tanda kehidupan, namun secarik kertas yang terukir nama pada surat itu sudah membuktikan siapa yang mengirimkan keranjang bunga ini.
Uchiha Sasuke.
Setelah kejadian malam itu, Sakura memilih melarikan diri dan mengabaikan tetangga apartemennya. Ia begitu sensitif tentang pernikahan. Ajakan menikah seolah menjadi candaan menyenangkan bagi beberapa pria untuk menggodanya hingga ia tidak tahu pria mana yang benar-benar serius. Di sisi lain, ia memikirkan banyak hal dan terlalu takut untuk menjawab tawaran mendadak tersebut. Namun, Sasuke mulai melakukan hal-hal romantis tanpa bertemu dengannya.
Sakura menghela napas. Ia mengambil keranjang bunga itu dan meletakkannya di depan pintu apartemen Sasuke. Ia tidak bisa menerima bunga setelah menolak tawaran Sasuke.
Lalu, sebuah paket makanan diantar ke Perusahaan H-Group selama seminggu berturut-turut. Sakura mendapatkan paket makan siang dengan nama Uchiha Sasuke yang tertera di atas kotak makanan itu. Ia menghubungi Sasuke agar tidak mengirimkan makanan lagi padanya dan Sasuke tidak membalas satu pun pesan darinya dan terus mengirimkan makanan untuknya.
Minggu berikutnya, Sakura mendapatkan minuman float strawberry kesukaannya dengan nama Uchiha Sasuke terlihat pada gelasnya saat berkunjung ke coffe shop dekat tempat kerjanya. Sakura memandang minuman itu dalam keadaan syok. Darimana Sasuke mengetahui minuman yang sering ia pesan?
Tidak sesuai bayangan dan kesan yang terlihat selama ini. Kenapa Uchiha Sasuke tiba-tiba melakukan hal seperti ini? Apa dia sedang merayuku? Dia mengerjaiku?
Sakura menangis di dalam hati sambil termenung memandang minuman tersebut. Apa yang harus aku lakukan dengan minuman kesukaanku ini? Huhuhu... Aku cicipi sedikit ya. Sepertinya enak. Astaga, sudah habis saja. Bocor kemana semua airnya?
Dan beberapa hari berikutnya, Sakura mendapatkan paket berisi bantal boneka dari kurir. Siapa yang memesan? Tidak tahu. Semua atas nama Haruno Sakura, alamat apartemennya dan nomor ponsel miliknya juga.
Sakura memeluk boneka bantalnya di sofa dengan bibir mengerucut. Peluk, peluk, Sakura cemberut. Bantal boneka itu dipeluk begitu kuat untuk melampiaskan rasa kesalnya.
Uchiha Sasuke, tidak bisakah kau memberikan bantal boneka ini secara langsung agar aku bisa menolak semua pemberianmu?!
Tetapi, bagaimana jika bantal ini bukan dari Uchiha Sasuke?
Hiiii!
Sakura melemparkan bantal boneka itu sembarangan dan berlari menuju kamarnya.
Tak lama, Sakura kembali muncul dan meraih bantal boneka itu. Ia mengelus-elus bantal boneka itu dengan rasa bersalah dan bibir mengerucut, lalu membawa bantal berbentuk bundar berwajah anak kucing itu menuju kamarnya.
Siapapun yang mengirimnya, bantal boneka ini terlalu menggemaskan untuk dibuang. Sakura kembali memeluk bantal boneka itu dengan pipi menggembung. Humph!
🦋
Matahari menebar kehangatan. Cahaya itu menerobos masuk melalui celah tirai dan mengenai wajah seorang gadis yang sedang tertidur nyenyak. Getaran ponsel tiba-tiba membangunkannya pagi hari ini. Sakura menggapai ponselnya dengan mata tertutup. Ia membuka matanya perlahan dan menerima telepon yang muncul dari nama yang ia kenali.
"Pagi."
"Iya, pagi juga."
"Sarapan bersama. Bolehkah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Inexhaustible Love [SasuSaku]
FanfictionManusia dan problematikanya. Bicara tentang cinta tidak ada habisnya. ©pcyraymel