Perlawanan

9 0 0
                                    

Aksa mengeluarkan pedangnya dari tangannya dan memasukkannya ke dalam wadah di sisi kanannya. Dia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri setelah pertempuran sengit melawan Sandras. Namun, pandangannya terpaku pada jasad prajurit yang terbaring tak berdaya di tanah, dan rasa duka menyelimuti hatinya. Kenangan itu kembali mengingatkannya pada kata-kata terakhir monster itu, yang bergaung dalam pikirannya.

"Rajaku akan kembali, dan kalian akan musnah."

Suara itu seakan membisikkan ancaman kelam yang tak ingin ia lupakan. Aksa menggertakkan gigi, bertekad untuk melawan apa pun yang akan datang.

Dengan langkah mantap, ia berbalik dan menatap Althaf dan Nior, seolah meresapi aura baru yang menyelimuti mereka. "Aku Aksa, Pahlawan Cahaya dan tingkat Knight di Akademi. Kalian telah menunjukkan keberanian luar biasa dalam pertempuran ini."

Nior menatap Aksa, lalu menoleh ke Althaf. "Aku Nior, dan ini temanku, Althaf. Kami berada di sini untuk menjalani pelatihan dan menjadi bagian dari tim yang lebih kuat. Kami adalah tingkat Semi Spesial!"

Mendengar pernyataan itu, wajah Aksa berubah. "Tingkat Semi Spesial? Kalian serius?" Ia tampak terkejut, matanya membesar. "Itu adalah level yang sangat jarang! Hanya ada beberapa orang yang mencapai tingkat itu di Akademi ini, termasuk Chaesaril dan yang lainnya."

Althaf tersenyum lebar, semangatnya bangkit. "Ya, kami baru saja direkomendasikan oleh Ilham! Ini adalah langkah awal kami untuk menjadi lebih kuat."

Aksa mengangguk, rasa hormat yang baru tumbuh dalam dirinya untuk kedua pemuda ini. "Jika kalian berada di jalur yang sama, berarti kalian pasti memiliki potensi yang luar biasa. Mari kita bicarakan lebih lanjut saat kita menuju Akademi."

Belum lama mereka mulai berjalan, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki berat di belakang. Mereka berbalik dan melihat sekelompok prajurit Akademi, dipimpin oleh seorang kapten yang tampak tegas. Tim medis menyusul di belakangnya, siap membantu prajurit yang terluka.

Kapten itu menghampiri mereka, wajahnya penuh kekhawatiran. "Aksa! Apa yang terjadi? Kami mendengar pertarungan hebat dari arah sini."

"Monster bunglon, Sandras," Aksa menjelaskan dengan nada serius. "Kami berhasil mengalahkannya, tapi tidak tanpa kehilangan. Beberapa prajurit... mereka tidak bisa selamat."

Kapten itu menunduk, wajahnya suram. "Kami harus segera memberikan bantuan. Mari bawa prajurit yang terluka kembali ke Akademi."

Nior dan Althaf saling pandang, menyadari betapa beratnya beban yang harus ditanggung oleh Aksa. "Kami juga bisa membantu," ujar Nior dengan tegas. "Kami tidak bisa hanya berdiri di sini sementara yang lain berjuang."

Aksa tersenyum, merasakan semangat mereka. "Kalian benar, mari kita bantu mereka."

Dengan sigap, mereka bergabung dengan prajurit dan tim medis, bergerak cepat menuju lokasi pertempuran sebelumnya. Althaf dan Nior membantu mengangkat prajurit yang terluka, berusaha sekuat tenaga agar semua dapat kembali dengan selamat.

Di sepanjang perjalanan, mereka mendengar cerita tentang keberanian prajurit dan pengorbanan yang telah dilakukan. Semangat mereka semakin menguat, dan rasa persahabatan di antara mereka tumbuh lebih dalam.

Setelah melewati hutan yang kini tampak lebih cerah, mereka tiba di depan Akademi. Bangunan megah dengan arsitektur yang indah berdiri megah, dan suasana di dalamnya penuh dengan semangat. Aksa menatap kedua teman barunya, "Ayo, kita masuk. Banyak yang menunggu untuk melihat bagaimana kalian berkembang."

Mereka melangkah memasuki Akademi Nexus, siap untuk menjalani petualangan baru, bersatu dalam tekad yang sama—menjadi pelindung dunia dari kegelapan yang mengancam, dan siap mengatasi tantangan yang akan datang dengan keberanian dan kekuatan baru.

Saat mereka memasuki Akademi, Aksa memimpin Nior dan Althaf ke Ruang Medis. Dinding-dindingnya berwarna hijau lembut, menenangkan, dan dilengkapi dengan berbagai peralatan medis canggih. Bau antiseptik menyengat, tetapi memberikan rasa aman bagi mereka yang terluka.

Begitu mereka tiba, seorang pria berambut panjang dengan gaun medis berwarna putih segera menghampiri mereka. Zidan, Sang Medis tingkat Spesial, tersenyum lebar saat melihat mereka. "Kau kembali, Aksa! Dan sepertinya, kalian membawa berita yang menarik," ujarnya dengan suara tegas.

"Zidan, ini Nior dan Althaf. Mereka berdua baru saja mengalami pertempuran dengan Sandras," Aksa menjelaskan, menyentuh bahu mereka untuk memperkenalkan.

Zidan menatap Nior dan Althaf dengan penuh rasa ingin tahu. "Kalian adalah yang baru direkomendasikan menjadi tingkat Semi Spesial, bukan?" tanyanya, matanya berkilau penuh semangat. "Kabar tentang kalian sudah sampai ke telingaku. Menakjubkan!"

Nior tersenyum, rasa bangga menyelimutinya. "Kami berusaha untuk berkembang lebih baik dan melindungi orang-orang di sekitar kami."

Zidan mengangguk, lalu memeriksa luka-luka mereka dengan cekatan. "Aku bisa merasakan energi dalam diri kalian. Kekuatan dan potensi yang luar biasa. Namun, luka-luka ini harus segera diobati agar kalian bisa berlatih lebih maksimal."

Tak lama kemudian, seorang wanita muda memasuki ruangan, rambutnya panjang dan berkilau, seolah-olah dihiasi dengan cahaya bintang. Dia adalah Dea, Sang Penyembuh. Melihat Zidan dan ketiga pemuda itu, dia mengangguk sopan. "Apa yang terjadi di luar? Aku mendengar suara pertarungan yang hebat."

"Ada monster, Dea," jawab Aksa dengan nada serius. "Tapi Nior dan Althaf berhasil membantu mengalahkannya. Mereka punya potensi yang luar biasa."

Dea mengamati Althaf dan Nior dengan penuh minat. "Kalian sangat berani. Kekuatan kalian pasti unik."

Nior merasa sedikit malu, tetapi rasa percaya diri itu tumbuh dalam dirinya. "Kami hanya melakukan apa yang harus dilakukan."

Dea tersenyum, lalu mengangkat tangannya. "Izinkan aku membantu kalian." Dalam sekejap, aura bercahaya muncul di sekitar tangannya. Cahaya itu mulai membentuk embun halus yang berkilauan, menyelimuti luka-luka mereka.

Zidan mengamati dengan penuh kekaguman. "Incredible! Kekuatan penyembuhanmu semakin kuat, Dea. Kamu bisa mengembalikan mereka ke kondisi terbaik dalam waktu singkat."

Nior dan Althaf merasakan hangatnya cahaya yang menyelimuti tubuh mereka. Luka-luka mereka mulai sembuh, rasa sakit yang mendera menghilang seolah-olah ditelan cahaya. "Terima kasih, Dea," ucap Nior, terharu.

"Semua ini berkat kerjasama kita," jawab Dea dengan senyuman lembut. "Kekuatan kalian juga luar biasa. Kalian akan menjadi pelindung yang hebat di Akademi ini."

Zidan berdiri di samping mereka, merasa bangga. "Aku tidak sabar untuk melihat bagaimana kalian akan berkembang di bawah pelatihan yang lebih intens. Kalian berdua akan melakukan hal-hal yang besar."

Aksa mengangguk setuju, semangat di dalam dirinya semakin membara. "Kalian akan menjadi bagian dari generasi baru pejuang yang akan melindungi dunia ini dari ancaman."

Nior dan Althaf saling pandang, perasaan penuh harapan mengalir di antara mereka. Dengan dukungan teman-teman baru dan kekuatan yang mulai tumbuh, mereka siap menghadapi tantangan berikutnya.

Setelah dirawat, mereka beranjak untuk meninggalkan Ruang Medis dengan semangat baru. "Mari kita lakukan yang terbaik dan buktikan bahwa kita pantas mendapatkan gelar Semi Spesial ini!" seru Althaf dengan penuh semangat.

Nior menambahkan, "Bersama-sama, kita bisa melawan apa pun yang datang di hadapan kita!"

Dengan tekad bulat, mereka melangkah keluar dari Ruang Medis, siap untuk petualangan yang menanti di depan.

Dunia yang berdarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang