Gelas kosong itu terus diisi Vodka dan
kosong secara bergantian. Tentu saja semua isinya habis ditelan pemilik gelas tersebut.Jungkook disana. Dengan kesal ia terus meminta gelasnya untuk terus diisi.
"Hey, Jungkook, Ada apa lagi denganmu." Yugyeom baru saja ikut bergabung dengan duduk di samping Jungkook. Pria itu tampak tenang dan santai. Ada senyum tengil di wajahnya, siap untuk menggoda Jungkook.
"Kenapa? Kau dicampakkan istri
simpananmu?" Pertanyaan itu mengalir
dengan lancar dari mulutnya.Jungkook mendesis. Menahan umpatannya karena jika ia melakukan itu sama halnya dengan mengakuinya.
"Come on! Kau tidak akan menghubungiku hanya untuk menemanimu meminum Vodka jika tidak ada sesuatu yang menarik." Yugyeom mulai terlihat tidak sabaran.
Jungkook masih tidak mau menjawab.
Sejujurnya. la memang tidak berniat
menjawabnya.Yugyeom menggeram frustasi. la bisa mati penasaran kalau begini.
"Oh ayolah. Kau sudah menikahinya bahkan mendaftarkan pernikahan kalian secara legal. Dan apa yang kau lakukan di malam pertamamu? Mabuk karena menyesali pernikahanmu atau karena ditolak? Jujur saja, aku tidak akan mengejek. Sungguh!"
Jungkook mendengus, haruskah ia percaya ucapan pria yang sedang menahan sudut bibirnya untuk menahan tawa atau sekedar senyum mengejek.
"Kau sangat buruk dalam beracting" Dengus Jungkook kesal.
Yugyeom tersenyum malu-malu dan mengelus belakang lehernya.
"Ah, maaf. Aku memang tidak berbakat." Kekehnya.
"Jadi apa yang terjadi? Jujur aku ragu saat kau bilang Seokjin hanya istri simpanan. Tapi, istri simpanan mana yang dinikahi secara legal. Kau jelas membuktikan bahwa kau tidak akan melepasnya semudah itu. Dan aku juga sangat penasaran bagaimana
seorang Seokjin bisa semudah itu diajak
menikah bahkan dalam waktu yang singkat? Dan apa ia tahu statusnya hanya istri simpanan?" Yugyeom mengerjap beberapa saat. Menyadari sesuatu saat mendapati tatapan menusuk Jungkook."Apa aku terlalu banyak bicara?" Tanyanya polos.
Jungkook mendelik.
"Tentu saja ada istri simpanan yang menikah secara legal, Seokjin buktinya. Dan bagaimana dia mau menikah dengan ku jelas saja karena ia tergila-gila padaku." Jawab Jungkook kesal.
"Oh, benarkah. Wah... Tidak kusangka.
Rasa sukanya padamu tidak pernah pudar." Puji Yugyeom dengan nada mengejek sesaat sebelum akhirnya wajahnya berubah kesal."Kau pikir aku percaya?!" ucapnya kesal.
"Kalau ia tergila-gila padamu tentu saja
kau tidak akan berakhir semenyedihkan
ini disini. Jelas dia menolakmu. Kenapa?
Dia lebih memilih mati dari pada disentuh olehmu?" Pertanyaan Yugyeom semakin menuntut.Jungkook semakin kesal dan ia sudah tidak bernafsu dengan Vodka di hadapannya. la meminta Yugyeom untuk menemaninya, bukan untuk mewawancarainya. Kenapa juga dari sekian banyak orang ia memilih Yugyeom sebagai teman setianya. Sepertinya ia salah memilih teman.
"Kau pikir hidup itu drama. Memilih mati. yang benar saja. Tentu saja ia membiarkan ku menyentuhnya." Jelas Jungkook kesal. Ia semakin merasa harga dirinya terinjak-injak.
"What?! Jadi apa yang membuatmu begini jika bukan karena itu?" Yugyeom menatap Jungkook tidak percaya.
Baiklah ia tahu hubungan keduanya memang aneh sejak dulu. Tapi kenapa semakin kesini malah semakin aneh.