CHAPTER 11

401 44 43
                                    

Separuh kesadarannya memang melayang akibat sake

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Separuh kesadarannya memang melayang akibat sake. Tapi tak dapat dipungkiri bahwa berada di punggungnya terasa begitu hangat, dan damai. Curiga yang ada di kepala malah dibabat habis oleh perasaan.

Yang ada justru kedua lengannya melingkar ke leher laki-laki itu, atau kepala yang bersandar sepenuhnya pada bahu Sasuke.

Biarpun beberapa menit kemudian kenyamanan itu harus berakhir, ketika Sasuke memasuki apartemen dan menempatkannya secara hati-hati layaknya gelas antik di sofa sectional kelabu.

"Katanya kau akan mengantarku pulang?" Matanya yang sulit mendapatkan fokus masih sempat menangkap sebuah apartemen dalam nuansa maskulin. Warna kelabu dan turunannya cukup mendominasi interiornya.

"Aku sedang mencari kunci mobil," sahutnya. Dia memang terlihat mondar-mandir di sekitarnya, atau beberapa kali berpindah ke ruangan lain tapi nihil, benda yang dicari sepertinya sengaja menyembunyikan diri.

"Oh, benda itu. Aku tadi melihatnya."

"Di mana?" Sepertinya juga Sasuke sudah nyaris menyerah setelah lima belas menit tak menemukan keberadaannya.

"Sepertinya terjatuh di karpet." Semula memang di atas meja yang tak jauh dari posisinya duduk, tapi atas ulahnya benda itu berpindah tempat. Mau ikut mencari pun tak sanggup rasanya, berjalan saja sempoyongan.

Omong-omong, mimpi apa Sakura semalam hingga berakhir di tempat paling privasi dari Sasuke. Biasanya Sakura hanya mampu menjangkau tempat ini melalui binocular dari unit apartemennya, tapi malam ini benar-benar berada di dalamnya. Terkadang memang jalannya hidup sulit diduga kemana arah melajunya.

"Jatuh rupanya, tahu begitu dari tadi aku mencari di bawah," gerutu Sasuke. Dia baru hendak berjongkok di sekitaran meja maupun sofa, namun melihat keberadaan Sasuke yang mendekat, Sakura buru-buru meraih tas jinjingnya dan memeluk erat.

Siaga penuh, supaya apa yang ada di dalamnya jangan sampai tersentuh Sasuke. Bisa gawat jika laki-laki itu melihat hasil stalking-nya.

Melihat tingkah Sakura, rasa penasaran pun terbit. "Itu apa isinya?"

Sakura tergagap, dan semakin mengeratkan pelukannya, seakan benda itu lebih berharga dari nyawanya. "Ini ...." Otaknya yang tercemar alkohol sudah pasti sulit dibuat berpikir.

"Mencurigakan," desis Sasuke, mata setajam katana itu memicing ke Sakura yang mendadak kesulitan menelan ludah. Yang ada sekarang pencarian kunci mobil bukan fokus utama.

Sasuke bergerak pelan tapi pasti, pikir Sakura dia bakal melihat paksa isian tak jinjingnya. Maka dari itu dia harus bergerak cepat, tanpa perhitungan sebelum Sasuke mencapai dirinya, dilemparlah tas itu menggunakan sisa-sisa tenaganya ke balik punggung Sasuke. Pokoknya jangan sampai laki-laki itu melihat, mau berpikir apa dia nanti.

"Lihat, kau justru yang membuatku semakin curiga."

"Jangan dilihat itu rahasiaku!" pekiknya tertekan, atas kondisi terdesak gadis itu memaksakan diri bangkit, hendak menghalau Sasuke supaya tak mengambil benda itu.

STALKER || SasuSakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang