Chapter 61

769 107 71
                                    

Laura menitikkan air mata melihat putrinya telah menjadi istri pria lain. Henry maupun ben ikut bertepuk tangan menyambut bahagia pasangan pengantin baru itu.

"Tuan Marco, kini Nona pharita sudah menikah. Kapan Tuan marco menyusul menikahi Bibi marry?"

Marco segera memberikan tatapan mematikan untuk kedua anak buahnya.

"Sekali lagi kalian membahas tentang ini! Jangan harap aku akan memberikan bonus!"

Anak buah marco langsung begidik ngeri, tidak lagi berani menggoda bosnya.

"Selamat atas pernikahan kalian "

Benjamin memeluk putrinya begitu erat, mengecup pucuk kepala pharita berulang kali. Bayi kecil yang ia besarkan kini sudah tumbuh dewasa, bahkan akan berkeluarga.

"ruka, tolong jaga rita baik-baik. Papa menitipkan putri Papa padamu."

Benjamin melepaskan pelukannya pada pharita, berganti memeluk ruka yang ada di kursi roda. Ruka tersenyum dan mengangguk patuh.

"Saya pasti akan menjaga pharita, Pa. Saya tidak akan pernah membiarkan putri Papa bersedih. Saya akan selalu berusaha untuk membahagiakan pharita."

"Terima kasih, Papa percaya padamu."

Giliran Laura yang mencium kedua pipi pharita bergantian.

"Ma, jangan menangis," kata pharita mengusap air mata wanita yang telah melahirkannya itu.

"Mama senang akhirnya bisa melihat kamu menikah sayang. Selalu hormati suami kamu dan layani dia. Jadilah istri yang berbakti pada suami."

pharita mengangguk lalu memeluk Laura sekali lagi, memberikan rasa ketenangan. Charles yang ada di meja bersama tamu undangan, menatap panggung pernikahan itu dengan hikmat.

"Jika kakek ingin menangis, maka menangislah. Tidak perlu berpura-pura terlihat tegar," kelakar marco yang baru saja lewat di hadapan Charles.

Charles melotot melihat asisten cucunya yang kurang ajar. Berandalan pasar gelap yang saat ini menjadi parasit menggerogoti uangnya, berani tertawa melihat wajah Charles yang tegang.

"Jangan menghalangi pandanganku!" ketus Charles sengit. Marco berjalan ke arah meja tamu lain dan mengambilkan tisu untuk kakek tua itu.

"Aku tidak tega melihat orang tua menangis. Ini ambillah, dan seka air mata Kakek."

Kelvin yang melihat hal itu tertawa diam-diam.

"Ayolah Kek, tidak enak jika nanti pharita mengetahui Kakeknya sangat cengeng saat melihat dia menikah."

Mau tidak mau charles mengambil tisu tersebut dan menendang kaki marco agar segera pergi dari sana. Marco terkekeh geli melangkah kembali untuk menaiki panggung mengucapkan selamat pada kedua mempelai.

Para tamu undangan bertepuk tangan suka cita mengucapkan selamat atas pernikahan pharita.

"Ingat, kalian tidak boleh menyebarkan foto pertengkaran Tuan charles."

Kelvin mengancam wartawan yang diam-diam ketahuan tidak menghapus foto perseteruan charles bersama Darien beberapa saat lalu.

"Iya Tuan."

Kelvin menepuk pundak wartawan itu kemudian kembali berkeliling untuk mengamankan situasi. Bibi marry yang melihat tuannya menikah, sesenggukan di meja samping henry.

"Bibi," panggil henry. Wanita itu menggosok matanya yang memerah.

"Bibi senang melihat Tuan ruka menikah, Tuan."

Henry pun menyerahkan tisu ke depan wajahnya. Bagaimana juga wanita itu yang telah mengasuh ruka dari kecil, dia sudah seperti ibu bagi putranya.

"Jangan menangis Bibi. Bibi bisa mengucapkan selamat kepada ruka. Cepat pergilah dan temui putraku. Dia pasti senang menerima ucapan selamat dari Bibi marry."

I Wanna Be Yours (BXG) (Rupha) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang