Alexa,ia memasuki ruangan Aksa lalu duduk di samping brankar.Ia memandangi wajah Aksa yang terpakai alat bantu pernapasan itu dengan sendu.Betapa malangnya diri cowok itu,tak ada yang peduli padanya sampai sekarang pun ia menjalani penyakitnya sendirian.
Tak berselang waktu lama,Aksa membuka matanya perlahan,ia mengedarkan pandangannya lalu menatap Alexa yang juga menatapnya,terlihat Alexa tersenyum tipis melihatnya.
"Kenapa lo bawa gue kesini!" tanya Aksa dengan suara lumayan lemah.
"Aksa...Lo...Kena kanker paru paru stadium dua...Apa lo udah tau sebelumnya?" Alexa tak menghiraukan pertanyaan Aksa.
"Hm!"
"Kenapa ga lo obatin?"
"Buat apa? Ga ada yang peduli gue sembuh!"
"Gue! Gue peduli lo sembuh Sa....Jangan nyerah hidup Sa,semua orang punya masalahnya masing masing! Gue yakin lo bisa sembuh!"
Aksa hanya diam,ia hanya memandangi Alexa tak lama kemudian ia baru sadar sebelum ia pingsan tadi,Aksa melihat cincin yang sangat famialiar sekali baginya.
Aksa mengangkat tangannya perlahan lalu menunjuk leher Alexa yang terpakai kalung itu.
"Kalung itu emang dipasangin cincin atau gimana?"
Alexa mengernyit,kenapa perginya ke kalung.Dasar aneh! Pikir Alexa,walau iba ia masih jengkel melihat cowok itu.
"Emang dipasangin,cincin ini berharga banget buat gue! Karena kecil ga muat ditangan gue,jadi di pasangin deh ke kalung."
Aksa mengernyit,ia membuka masker oksigen yang ia pakai lalu duduk secara perlahan.
"Berharga?"
"Ya,dulu waktu aku kecil di kasih sama seorang cowok,kami sering ketemu pas hari hujan."
"Di sebuah kios lama?" tebak Aksa.
"Cincinya itu ada ukiran nama 'Alexa'?" lanjut Aksa.
Alexa membulatkan matanya,kenapa cowok itu bisa tau?
"Iya,kok lo tau?"
Aksa,ia tersenyum lebar,air matanya jatuh seketika,mulutnya mendadak bungkam tak bisa berkata kata.Ternyata orang yang ia cari cari selama ini ada di depan matanya.
"Eh...Kenapa nangis? Ada yang sakit?" tanya Alexa spontan berdiri dan hendak keluar untuk memanggil dokter.Namun Aksa menahannya,Aksa mengenggam tangan Alexa dan langsung membawa cewek itu dalam pelukan Aksa.
Alexa terkejut,matanya melebar,ia kebingungan dan nurut dipeluk Aksa.
"Xa....Udah lama gue nyari lo...Kemana aja selama ini...Hiksss...."
Aksa terisak memeluk Alexa,ini semakin membuat cewek yang dipeluknya semakin bingung.
Aksa melepaskan pelukannya,"gue orang yang ngasih lo cincin itu! Gue Aksa,cowok yang slalu nungguin lo saat hujan tiba,cowok yang sering bawain lo jajanan!"
Alexa mengernyitkan keningnya,"apa? Jadi....."
"Gak mungkin....Gak mungkin,jadi lo? Hahahah...Lo bercanda ya?" ujar Alexa,dirinya bingung,air mata Alexa pun kini turun membasahi pipinya.Sedih atau bahagian kini dirinya bingun sekali.
Alexa mendekat ke arah Aksa,mereka berdua saling menatap air matanya pun sama sama turun.Tak lama kemudian tangan Alexa terangkat lalu memeluk Aksa dengan erat.
"Huhuuuuuuu!! Hiksss...Kenapa! Kenapa Kakak pergi waktu itu...Kenapaa?....Aku,aku nanti kakak terus tapi kakak ga datang datang.....Hiksss...Kakak tinggalin aku....Kakak jahatttt...Hiksss..Huhuu...Kakak jahat! Hikss...."
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Alur (Tujuh Alur)
Dla nastolatkówBagaimana jadinya jika tujuh anak cewek yang bersahabat dari kecil di panti asuhan di angkat jadi anak sekaligus oleh seorang CEO. Ketujuh cewe yaitu Hikaru,Okalina,Renata,Shahira,Alexa,Anasya,dan Naqila. Mereka adalah anak yang di adopsi oleh ora...