Gamaliel menyuapi makanan kedalam mulutnya sambil menundukkan kepala, dia saat ini tengah menghindari sang daddy yang entah mengapa menatapnya sejak tadi.
Bastian yang tidak menyadari akan hal itu, santai-santai saja dengan makan malamnya sambil sesekali mengajak Gamaliel berbicara.
Setelah beberapa saat, ketiga makhluk Adam itu telah selesai dengan kegiatan makan malam mereka, namun mereka masih duduk didepan meja makan, karena masih mencerna makanan.
"Gama..."
Bahu Gamaliel terlihat tersentak saat mendengar suara bariton itu memanggil namanya, habislah dia, malam ini pasti akan kena hukuman.
"Y-ya dad?" Sahut Gamaliel takut-takut, dengan wajahnya yang menunduk.
Sekilas dia terkesan sebagai anak yang sangat lemah, namun jika kalian berada di posisinya saat ini, pasti kalian akan sangat mengerti dengan apa yang dia rasakan.
Dia masih trauma dengan kejadian waktu Daddy nya kelepasan memukulinya beberapa bulan yang lalu, dia tidak ingin dikasari lagi.
Luka mentalnya sudah cukup parah, dia tidak ingin fisiknya juga semakin terluka, apalagi bekas-bekas luka itu masih belum menghilang.
"Tatap orang yang mengajakmu berbicara, Gama!" Bastian memandang tak suka ke arah Daddy nya karena lagi-lagi membuat adiknya kaget.
Gamaliel dengan ragu-ragu mengangkat wajahnya, dia takut memandang mata elang itu.
"Maaf..."
Mike maupun Bastian mengkerutkan keningnya mendengar satu kata yang keluar dari mulut Gamaliel.
"Kau membuat suatu kesalahan?"
Gamaliel menghembus nafas pelan, mencoba untuk mengatur detak jantungnya sekarang. Dia rasa tidak ada yang perlu dia sembunyikan lagi, Daddy nya pasti sudah tau.
"Aku minta maaf karena sudah lancang masuk kamar Daddy, a-aku... A-ku minta maaf karena u-dah sentuh da-ddy, aku juga ud-ah pegang sepatu mahal daddy, a-ku... Maaf..." Beberapa kata awal mampu dia ucapkan dengan lancar, namun dia mulai gelagapan.
Bastian mengkerutkan keningnya bingung mendengar apa yang dikatakan adiknya, kapan adiknya melakukan hal itu? Dan mengapa dia tidak tau?
"Kemasi semua barang-barang mu dan-"
'Tidak... Daddy mau mengusirku? Lantas dimana lagi aku akan tinggal jika bukan disini?' tanpa dia sadari air matanya mengalir begitu saja.
"Daddy aku minta maaf, tolong jangan usir aku..." Ucapan Mike tadi tiba-tiba saja dipotong oleh Gamaliel.
"Aku tidak punya tempat tinggal lagi selain disini..." Lirih pemuda itu.
"Dad! Kenapa daddy jahat banget, hah?! Dia juga anak daddy,, darah daging Daddy sendiri!" Bastian tidak habis pikir dengan Daddy nya, bisa-bisanya mengusir Gamaliel dari sana.
"Memangnya siapa yang mengusir anak ini dari mansion?" Tanya Mike, suaranya terdengar dingin saat ini.
"Tadi Daddy bilang kemasi semua barang-barang nya!" Balas Bastian sambil ngegas.
"Kemasi semua barang-barang mu, dan tempati kamar kosong yang ada disamping kamar Bastian!" Ucap Mike dengan penuh penekanan sebelum pergi dari sana, niat hati ingin berbicara baik-baik, tapi ucapannya malah sudah disalah artikan terlebih dahulu bahkan sebelum kalimatnya selesai dilontarkan.
Hening...
Semenjak kepergian Mike dari ruangan itu, Bastian dan Gamaliel masih diam sambil mencerna arti ucapan Daddy mereka tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Son Of A Murderer
Подростковая литератураCERITA INI HANYA TERDAPAT DALAM APLIKASI INI. JIKA ADA YANG MENEMUKAN YANG SERUPA DI APLIKASI LAIN, TOLONG LAPORKAN KEPADA SAYA. Peristiwa masa lalu yang tidak diketahui bagaimana kejelasannya, membuat Gamaliel hidup dengan title ' anak dari seorang...