"Dosen penggantinya sangat menyebalkan, tidak seperti Profesor. Kelas jadi membosankan karena sejak Profesor cuti, Rosebelle jadi sering membolos. Aku jadi sangat kesepian, Profesor. Rosebelle itu temanku satu-satunya, tapi dia selalu membolos setiap ada kesempatan. Kalau dulu ada Profesor, gadis itu tidak berani sembarang membolos. Yah, terkadang dia memang membolos, tapi tidak sesering sekarang. Apa Profesor tahu bagaimana suasana kelas tanpa kehadiran Rosebelle?" Victor hanya menggeleng dengan senyum kecil menanggapi pertanyaan Jisoo. "Kelas menjadi membosankan 10 kali lipat. Aku masih bisa menerima dengan kehadiran dosen pengganti, tapi kalau tidak ada Rosebelle di sisiku, aku bisa mati karena bosan. Profesor tahu maksudku, kan? Gadis itu sinting, tapi dia menyenangkan. Dia jalang, tapi tidak mata keranjang. Perempuan juga bisa jadi mata keranjang, Profesor, bukan hanya laki-laki. Rosebelle juga selalu membantuku, yah ... dia memang terlihat cuek, tapi dia tidak pernah menolak saat aku meminta bantuannya, maksudku dengan sedikit paksaan, Profesor." Park Jisoo tertawa dengan ceritanya sendiri.
Seratus lima puluh kata itu diucapkan Jisoo hanya dalam waktu 1 menit, tapi yang mengherankan, baik Victor maupun Ren tidak ada yang menginterupsi. Dua lelaki itu memang sudah paham kalau Jisoo sangat gemar berceloteh, jadi mereka membiarkan gadis itu mengeluarkan apapun yang ada dalam pikirannya.
"Kau sudah menghubungi Nn. Laurent?" tanya Victor pada Ren.
"Sudah, Profesor. Aku sudah menyuruhnya untuk segera datang ke sini," jawab Ren.
"Ah, benar. Rosebelle belum datang." Jisoo baru sadar kalau temannya itu belum datang. Tangannya merogoh tas, mencari ponsel. "Anak itu tidak membalas pesanku. Lihat!" Menunjukkan ponselnya pada Ren dan Victor.
Ren tidak tahan untuk menjahili Jisoo. "Kau terlalu asyik berbicara dengan Profesor, makanya dia jadi malas membalas pesanmu." Meski sudah tahu Jisoo mungkin akan marah, tapi selama ada Victor gadis itu tidak mungkin memarahinya.
"Yak!" Benar saja, Jisoo sudah mendeliki Ren.
"Jisoo-ya."
Kekesalan Jisoo menguap seketika mendengar namanya disebut Victor. Dia langsung memutar kepala dan kembali menaruh atensinya pada Victor. "Ya, Profesor?" Nada bicaranya berubah lembut. Senyuman juga mengembang di wajahnya.
"Temanmu sudah datang." Victor menunjuk pintu dengan menggerakkan kepala.
Di balik pintu yang sedikit terbuka itu terlihat siluet seorang perempuan. Jisoo yang menebak kalau seseorang itu adalah Rosebelle pun langsung berdiri dan menghampirinya. "Yak!" Ternyata benar dugaannya kalau perempuan yang berdiri di balik pintu adalah Rosebelle. "Kau dari mana saja? Kenapa baru datang? Dan kenapa kau tidak membalas pesanku, Rosie?" Todongnya dengan serangkaian pertanyaan.
"Kalau kau menahan Rosebelle di sini, dia tidak akan bisa masuk, Susu sayang," kata Ren yang mengekor di belakang Jisoo.
"Yak! Hanya Rosie yang boleh memanggilku Susu!" Mata Jisoo memelototi Ren.
"Aku juga tidak boleh?" Ada-ada saja Victor. Sudah tahu Jisoo hanya mengizinkan Rosebelle yang memanggilnya Susu, tapi dia malah ikut menjahili.
"Profesor pengecualian." Jisoo tersenyum lebar. "Susu atau Jiji juga boleh." Mengedipkan sebelah matanya.
Rosebelle memutar bola mata menyaksikan tingkah genit temannya, tapi dia tidak marah. Dia pun berjalan masuk mengikuti Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVELY RASCAL
General FictionKehidupan Victor yang tenang dan nyaman mendadak lenyap setelah ia diberi mandat untuk menjaga putri semata wayang sepupunya, Rosebelle. Bagaimana tidak, Rosebelle itu ibarat jelmaan Dennis the Menace versi perempuan. Dimana pun ada Rosebelle di si...