Part. 33 {Bencana Hampir Dekat}

0 0 0
                                    

✥══━━━━━━✥◈✥━━━━━━══✥

Beberapa minggu telah berlalu, rumah Sariel telah jadi dan semuanya sudah lengkap.

"Wah, sangat indah sekali rumah saya, saya benar-benar sangat berterima kasih kepada kalian semua." Ucap Sariel.

"Sama-sama Tuan Sariel, jangan sungkan-sungkan katakan saja jika ada masalah, kami siap bantu." Ucap beberapa warga.

"Sekali lagi terima kasih banyak." Ucap Sariel.

"Iya sudahlah, mumpung rumah kak Sariel udah selesai dibangun, ayo kita makan sekalian pesta kedatangan warga baru." Ucap Morax.

"Ah, sungguh baik sekali." Ucap Sariel.

Mereka pun pergi menuju ke para istri yang udah menyiapkan semua makanannya, tetapi sebelum Sariel ikut bergabung dia menoleh ke atas.

"Hmm aku mulai sedikit merindukan surga sekarang, tetapi aku lebih memilih kebahagiaanku dibandingkan ketidakwarasanku, tinggal di surga membuat aku tidak tenang." Batin Sariel sambil menatap sinis ke atas.

Minerva yang melihat kakaknya menatap ke atas pun mulai mendekati kakaknya.

"Kak, ada apa?? Mengapa kakak melihat ke atas??" Tanya Minerva.

"Huh, tidak, tidak apa-apa kakak hanya, sedikit merindukan surga." Ucap Sariel.

"Aku pun juga merindukan surga kak, cuman iya mau gimana, aku udah dibuang, jadi memang tidak bisa kembali, sedangkan kakak bisa." Ucap Minerva.

"Tidak-tidak aku akan tetap disini bersamamu, dan juga suami mu itu, untuk selamanya." Ucap Sariel sambil mencium pipinya Minerva.

"Hihi kakak." Ucap Minerva.

Mereka pun tersenyum bersama, dan kembali ke dalam rombongan warga yang sedang berpesta.

|Surga <Ruang Pertempuran>|

Sementara itu di Ruang Pertempuran, semua Malaikat Agung berkumpul.

"Hmm gimana bisa Sariel pergi ke dunia manusia?? Apakah kau tidak mengawasinya, Tuan Zacharael??" Tanya Raguel.

"Ma-maafkan saya Tuan Raguel, saya lengah waktu itu." Ucap Zacharael sambil membungkuk.

"Huh, iya sudahlah, lagi pula kita tidak akan bisa membujuk Sariel untuk pulang." Ucap Raguel.

"Tunggu sebentar." Ucap 'Sang Ayah'.

Semua orang di ruang pertemuan terkejut karena kedatangan 'Sang Ayah', padahal mereka berkumpul hanya ingin menasihati Zacharael saja.

"A-ada apa 'Ayah'??" Tanya Raguel.

"'Ayah' ingin kalian semua berusaha untuk membuat Sariel Pulang." Ucap 'Sang Ayah'.

"Tapi bagaimana kalau dia menolak??" Tanya Uriel.

"Hm, dia akan tau konsekuensinya nanti, kalian juga akan melihatnya." Ucap 'Sang Ayah'.

Uriel yang mendengar itu merasa khawatir dan juga curiga dengan 'Sang Ayah', dia pun langsung melihat ke arah Raphael.

Raphael yang sadar pun hanya bisa memberikan ekspresi wajah kekhawatiran.

"Baiklah, kami akan berusaha membuat Sariel pulang, hanya saja, berikan kesempatan kepada dia selama 4 bulan, jika 4 bulan itu dia tidak mau pulang, kami serahkan kepada anda." Ucap Raphael.

"Hmmm, terlalu lama, tapi 'Ayah' setuju, baiklah kalian boleh kembali bekerja." Ucap 'Sang Ayah'.

Mereka semua pun pergi meninggalkan ruang rapat, saat berada di luar Uriel mendekati Raphael.

"Tuan Raphael!!" Ucap Uriel.

Raphael terhenti dari jalannya dan Uriel pun mendekatinya.

"Mengapa kau mengatakan hal itu?? Mengapa kau tidak mencegah 'Sang Ayah'??" Tanya Uriel.

"Kita tidak bisa mencegah 'Sang Ayah' jika kita mencegah kita yang akan kena batunya." Ucap Raphael.

"Maksudmu??" Tanya Uriel yang menyadari sesuatu.

"Iya, kita akan mati instan menjadi batu, patung." Ucap Raphael.

"Lebih baik kita harus cepat membawa pulang Sariel, sebelum 'Sang Ayah' membuat perjanjian dengan 'Sang Ibu'." Ucap Raphael.

"Mengapa begitu??" Tanya Uriel.

"Karena jika Sariel pergi ke dunia manusia dan tidak kembali, berarti ada Minerva dan jika ada Minerva di dunia manusia pasti ada iblis Morax, 'Sang Ayah' berencana untuk membuat Minerva menderita." Ucap Raphael.

Uriel pun terdiam dan menundukkan kepalanya, Raphael yang melihat itu dia sadar bahwa Uriel sedang menahan amarahnya.

"Sudahlah, jangan menunduk, aku tahu kau sedang menahan amarah, aku pun juga kesal, tapi ingat-" Ucap Raphael.

"Dia 'Sang Ayah', yang memimpin Surga." Ucap Uriel.

Raphael pun tersenyum sedangkan Uriel hanya menatap tajam ke Raphael.

"Huh, iya sudahlah, ayo kita kembali bekerja dan fokus pada pekerjaan masing-masing, jika udah selesai, kita pergi ke dunia manusia menjemput Sariel." Ucap Raphael.

Uriel pun menganggukkan kepalanya, mereka pun pergi ke arah yang berbeda untuk melanjutkan pekerjaan mereka.

✥══━━━━━━✥◈✥━━━━━━══✥
Part 33 The End

The Agony of the Angel MinervaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang