16 : Rapsodi

528 59 3
                                        

Perlahan-lahan kelopak mata gadis itu terbuka, akibat sinar matahari yang sungguh terang hingga mampu membangunkannya.

Sudah siang ternyata, jadi sedaritadi gadis itu terlelap dari pagi hingga siang. Dan dipastikan bahwa kini kelasnya sudah selesai dan pujaan hatinya, Kenzo. Sudah pulang.

Tunggu, aku mengetik apa tadi? Lupakan. Setelah itu, ia memutuskan untuk pergi ke lantai bawah. Ia yakin ia sudah meninggalkan keluarganya cukup lama.

"Kencia, ada temen mu!" Kencia yang baru menginjakkan kakinya di salah satu anak tangga itupun segera mempercepat langkahnya, setelah mendengar suara Selia memberitahunya bahwa temannya datang.

Akhirnya ia sampai pada anak tangga terakhir, dan langsung bergegas untuk menuju gerbang rumahnya. Dan yang pertama kali ia lihat adalah, Kenzo yang berdiri disana.

"Kenzo!" Panggilnya sembari ia berlari kecil, dan memberikan senyuman paling manis yang pernah Kenzo lihat.

"Halo cantik. Jangan lari-lari, aku ga kemana-mana." Ujarnya sembari terkekeh, begitupula dengan Kencia. Dan bisa gadis itu lihat bahwa pria itu tidak datang dengan tangan kosong.

"Nih, aku bawain brownies. Di makan ya, udah makan belum?" Kencia mengambil brownies yang telah di sodorkan oleh pria itu, sembari ia menggelengkan kepalanya karena memang terakhir kali ia makan pada pagi tadi.

"Makan dong. Nanti kalau udah sehat, aku ajak makan di luar, kay?" Kencia mengangguk dan tersenyum, sembari tangannya perlahan di ambil dan di genggam oleh pria yang berada di hadapannya itu.

. . .

"Lu jangan berisik, tod!" Umpat Krow sembari memukul kepala Gin, sedangkan pria yang berada di bawahnya itu meringis kesakitan.

"Lu berat, anjing!" Riji yang berada di atas Krow pun hanya bisa menahan tawa, sembari mereka berusaha untuk tetap menjaga keseimbangan masing-masing.

"AAAAHH!" Gedubrak. Enak tuh punggung nya Selia, diakibatkan gelitikan maut milik Echi pun membuatnya terjatuh yang kini berada di atas Riji.

"YANG!" Belum sempat pria itu menarik tangan milik kekasihnya itu, habis sudah riwayat Selia.

"ECHI KURANG AJAARRR!!" Umpat Selia sembari pelakunya hanya bisa panik dan segera berlari, namun tak bisa karena Gin yang menahannya.

Seketika mereka semua ikut ambruk diakibatkan Krow yang tertawa dan juga Gin yang menarik baju milik Echi, gelak tawa milik mereka pun terdengar hingga ke dalam rumah.

"Kenapa tuh?" Tanya Key yang tiba-tiba mendengar suara tertawa melengking milik Echi dan Selia yang sangat keras, sedangkan Rion yang masih sibuk membantu Caine menempelkan Koyo di kepalanya pun hanya bisa geleng-geleng.

"Gatau, gakenal." Ujar Rion singkat, sedangkan yang diluar sana masih belum bisa bangkit dari mereka yang tertimbun satu sama lain.

"Berat ah Krow!" Protes Gin sembari ia berusaha untuk mendorong Krow menjauh darinya.

"Haduhh.. bentar anjing, mules gua ngetawain Selia." Ucap Krow sembari ia menggeser tubuhnya untuk tidak menimpa Gin lagi, sedangkan Selia masih sibuk untuk bangun dari jatuhnya.

Kalau kalian penasaran mereka daritadi ngapain, mereka sebenernya lagi mempergoki Kencia yang tangannya sekarang lagi di ayun ayunin sama Kenzo.

. . .

"Kalau butuh apa-apa, kamu bilang aja ya ke aku?" Ujar Kenzo sembari masih menggenggam erat tangan milik Kencia.

𝐓𝐇𝐄 𝐍𝐎𝐈𝐑, 𝐎𝐍 𝐀𝐂𝐓𝐈𝐎𝐍.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang