39. Penculikan lagi!

147 16 6
                                    

ASSALAMUALAIKUM..

HAYY TEMANN👋

AKU UP LAGI, part ini udah aku panjangin tau, jadi awas aja kalau cuma dibaca doang, intinya kalau kalian terhibur kalian harus vote juga komen.

Tolong ramein yaa😊

Okee selamat bacaa📍

_____

___

*

Dian, dengan pandangan mata semua orang yang menatap ke satu arah,membuat wanita itu mengambil kesempatan menaiki tangga atas sembari berlari.

Berlari hingga ia membuka pintu kamar Azhara, Dian tersenyum saat melihat tiga preman sudah berhasil membuat Sarah dan pengantin wanita duduk saling bersender dengan tali yang mengikat kuat tubuh keduanya.

Mila dan Nisa juga sudah saling bersender duduk dengan tali yang mengikat tubuh mereka.

"Bagus, hebat juga kalian bisa membuat Singa putih menutup mata dengan cepat," Puji Dian dengan senyum smrik yang terlihat.

Mata indah Azhara tertutup rapat "Singa putih hanya menutup mata, bukan tuli." Batinnya.

Ya, Azhara tidak benar benar pingsan, walau penyerangan membungkam mulut dengan handuk lipat yang berisi obat bius cairan itu, terlalu mendadak.

"Bawa keduanya dengan hati hati tanpa sepengetahuan siapapun apalagi Polisi Arshaka," Perintah Dian yang dibalas anggukan tegas oleh tiga preman dihadapannya.

"Sampai kalian berani membuat lecet Mamah dan keluarga aku, dijamin kalian juga bakal tersiksa dipenjara." Batin Azhara tegas penuh geram.

***

"DIAM KALIAN SEMUAA!"

"DIMANA SI USTADZ ALI SAMA KIYAI IMAM ITU HAHH?!"

Teriakan lantang menggema saat sosok preman bertato tengkorak didahinya itu membuka suara.

"Anak anak aman Thur?" Tanya Kiyai Imam pada Fathur yang baru saja berhenti dari larinya.

"Anak anak dan para wanita ada dikamar lainnya, dan Fathur udah kunci pintunya." Jawab Fathur.

Tidak semua, itu hanya para wanita yang membawa anaknya ke acara resepsi pernikahan ini, karena Wanita lainnya masih disini bergerumun bersama, dan para pria didepan untuk melindungi.

Pasutri yang baru saja resmi melakukan ijabqobul kedua yang didengar jelas oleh pengantin wanita, kini mereka sedang berpelukan.

"Tenang Aisyah, ada saya disini," Bisik Ustadz Rafi seraya memeluk erat istrinya untuk menenangkan.

"Mereka udah jelas suruhan Catur, jadi kita harus waspada Li," Bisik Imam pada Ali.

Ustadz Ali mengangguk tegas "Gue juga udah duga, Catur udah kepancing." Sahutnya.

"Kalau kalian tidak mau memberi data semua file tentang perusahaan, salah satu putri kesayangan akan lenyap!" Sebuah ancaman keluar dari sosok preman besar.

Arshaka entah sejak kapan sudah berdiri tegap dengan sorot mata semakin tajam, satu tangannya sudah terkepal kuat tapi ia tetap tenang.

Mata Aisyah, Nurul dan wanita lainnya terlihat sudah basah karena menangis, seharusnya hari ini penuh kebahagiaan bukan kembali dipenuhi Preman.

Wanita cantik berkebaya putih terlihat menyendiri disudut dinding memperhatikan semuanya dengan tenang "Azhara adalah aku, aku akan menggantikan wanitamu dengan lebih baik Gus Arshaka," Ujarnya seraya menatap Arshaka dengan tatapan penuh obsesi.

AKSARA Garis PertemuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang