30. Bunga

84 10 0
                                    

Siapa yang akan menyangka bahwa rumah bordil Lumariana yang beberapa bulan lalu di bakar habis tanpa sisa kini telah kembali berdiri dengan kokoh. Bahkan insiden kebakaran itu menjadi seperti cerita dongeng yang tak pernah terjadi.

Kembalinya Oiran cantik di rumah bordil Lumariana adalah kabar yang beredar dengan sangat cepat di distrik Yuukaku. Kabar ini berhasil membuat banyak sekali pelanggan berbondong-bondong untuk kembali mencoba keberuntungan mereka, dalam hal bisa meniduri Kenma atau tidak tentunya.

"Pintu keluarnya ada di sebelah sana."

Entah sudah berapa kali Kenma melontarkan kalimat itu pada pelanggan hari ini, bahkan jika Kenma ingat dengan benar tak ada satu pun pelanggan yang dapat ia terima. Terlepas dari bayaran yang mereka tawarkan, mereka juga memiliki rupa yang cukup buruk.

Senyum Kenma memudar ketika lelaki mesum itu akhirnya keluar dari ruangan Kenma.

Satu tangan Kenma bergerak untuk menyentuh pipinya sendiri. Ugh, rasanya otot pipi Kenma menjadi keram karena terus memasang senyum hanya untuk menolak para pelanggan buruk rupa itu. Lagi pula sudah sangat lama ia tidak tersenyum sepanjang hari seperti ini, Kenma rasa ia harus sering-sering berlatih.

"Otsukaresama... Kozume-nii!!" suara lembut yang di penuhi dengan nada senang menggema di dalam indra pendengaran Kenma, pemilik suara itu adalah salah satu siluman rakun yang bekerja sebagai Kamuro, ah Kamuro ini bernama Yuki.

Suara menggemaskan milik Yuki berhasil membuat Kenma menoleh padanya dan menyambut anak itu dengan senyum kecil di wajahnya.

"Otsukare... Yuki."

Yuki segera melangkahkan kakinya untuk mendekat pada Kenma dengan senyum yang tak kunjung pudar dari wajahnya.

"Kozume-nii bisa beristirahat sekarang! Pria itu adalah pelanggan terakhir hari ini." ujar Yuki sambil berdiri tepat di hadapan Kenma yang tengah duduk dengan santai.

"Oh benarkah? Senang mendengarnya." mata Kenma mengerling ke arah pintu seolah mencari seseorang yang biasanya selalu bersama Yuki, yang tak lain dan tak bukan adalah saudara kembarnya. "Di mana Sora?"

"Sora sedang melayani orang pengantar surat!"

"Melayani atau berbicara?"

Seolah menyadari pemilihan katanya yang buruk membuat Yuki sedikit bergidik hingga akhirnya memamerkan deretan gigi putih dan rapih miliknya.

"Berbicara, Kozume-nii." Yuki membenahi perkataannya sendiri.

Kenma mengangguk mengerti mendengar itu.

Tak lama kemudian terdengar suara pintu kamar Kenma yang di buka secara perlahan. Tepat setelah pintu itu terbuka kecil muncul seekor siluman rakun lainnya dengan senyum lebar yang mengembang di wajah tampannya.

Meskipun pintu telah di buka secara perlahan dan hati-hati, Kenma dapat mendengar suara pintu itu dengan jelas. Telinganya sedikit bergerak-gerak sebelum akhirnya dia menolehkan kepalanya ke sumber suara. Kala itu Kenma mendapati Sora yang tengah menutup kembali pintu kamarnya.

"Sora, kau sudah selesai?" Yuki bertanya pada saudara kembarnya itu dengan kepala yang sedikit ia miringkan.

Yang di tanya mengangguk kecil dengan ekor rakun miliknya yang bergerak cukup cepat di balik punggungnya. "Ya, lihat lah apa yang ku dapatkan dari lelaki pengantar surat itu!!!" dengan langkah cepat dan terburu-buru siluman rakun itu mendekat pada Kenma dan juga Yuki sehingga keduanya bisa melihat dengan jelas sebuah batang kecil dari tanaman semak dengan lima buah bunga bleeding heart dengan gradasi merah-pink yang indah.

Kenma mengernyit ketika menyaksikan bunga itu berada tepat di depan matanya. Kenma sangat yakin bahwa bleeding heart adalah salah satu jenis bunga yang hanya dapat di temukan ketika musim semi tiba. Dan sekarang sudah hampir memasuki musim dingin, kenapa Sora—orang yang mengirimkannya dapat memiliki bunga ini?

Ada binaran kagum yang menghiasi mata Yuki saat melihat bunga tersebut. "Woah... Ini bunga yang cantik!! Bahkan kuncupnya saja membentuk seperti hati!"

Sora mengangguk menyetujui hal itu. "Aku setuju dengan itu Yuki, orang yang mengirim ini pasti adalah salah satu pelanggan yang sangat menyukai Kozume-nii!!"

Mendengar namanya di seret ke dalam pembicaraan yang penuh rasa kagum itu membuat ekor rubah milik Kenma sedikit bergerak karena penasaran.

"Kenapa seperti itu, Sora?"

"Karena nama penerima yang di bacakan oleh pengantar surat adalah nama Kozume-nii!!" siluman rakun itu menjawabnya dengan senyum lebar sambil menyodorkan satu batang bunga itu pada Kenma.

Pandangan Kenma turun untuk menatap bunga yang Sora berikan padanya, secara perlahan tangannya bergerak untuk mengambil sebatang bunga bleeding heart itu. Meskipun rasa heran menggerogoti dirinya, Kenma mencoba untuk menghiraukan hal itu.

Lagi pula, Kenma rasa ia tahu siapa yang mengirim bunga ini.

Kenma sedikit mengangkat batang bunga itu hingga ia dapat memperhatikannya dari jarak yang lumayan dekat. Secara perlahan Kenma memutar batangnya hingga membuatnya bisa menyaksikan bunga itu dari berbagai sisi.

Menyaksikan bunga itu berada tepat di depan matanya membuat Kenma menjadi mengingat sebuah makna yang di miliki oleh bunga cantik itu.

Kenma akhirnya menurunkan sedikit batang bunga itu sehingga netra emasnya dapat melihat para Kamuro yang masih setia berada di hadapannya.

"Bisakah kalian mengambilkan ku sebuah vas bunga? Tolong isi setengah vas itu dengan air." Kenma meminta dengan tenang.

Dan tentu saja Yuki dan Sora tak memprotes lalu segera keluar dari kamar Kenma untuk membawa barang yang Kenma inginkan.

Tepat setelah para Kamuro itu menghilang dari pandangannya, Kenma meletakkan batang bunga itu di atas pangkuannya. Sementara matanya mengamati langit malam dengan tenang.

Jika Kenma ingat dengan benar, bunga bleeding heart memiliki arti hati yang berdarah. Sehingga tak sedikit orang yang meyakini bahwa bleeding heart memiliki makna yakni sebuah cinta yang ditolak.

"Apakah aku pernah melontarkan sebuah perkataan yang menyiratkan aku menolak dirinya?" Kenma bergumam pada dirinya sendiri dan mulai bertanya-tanya akan tindakan yang telah ia lakukan sebelumnya.

"Apakah aku pernah melontarkan sebuah perkataan yang menyiratkan aku menolak dirinya?" Kenma bergumam pada dirinya sendiri dan mulai bertanya-tanya akan tindakan yang telah ia lakukan sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kirei Na Oiran • KurokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang