***
WARNING !!!
⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️ADEGAN KEKERASAN
DILARANG KERAS MENIRU DALAM BENTUK APAPUN ADEGAN PADA BAB INI
HARAP BIJAK DALAM MEMBACA
***
"Maaf nona, sebelumnya ada apa nona meminta untuk berhenti? apa nona menunggu seseorang?" tanya supir Ella selama di perjalanan
"Apakah kau sudah pikun? aku memintamu berhenti karena temanku ingin turun dari mobil ini, karena kebetulan kakaknya lewat di daerah ini" ujar Ella
"Bukankah tidak ada siapapun didalam mobil kecuali nona dan saya? saya tidak melihat nona membawa teman" sahut supir Ella
Ella diam sejenak, bagaimana bisa supirnya ini tidak melihat Zea? tapi jelas-jelas Zea berada di dalam mobil ini beberapa saat yang lalu.
"Ah.. lupakan, sekarang menepilah, aku ingin membeli minuman di toko itu" tunjuk Ella pada sebuah toko yang berada di seberang jalan, setelah menepi Ella turun dan berjalan menuju toko tersebut.
"Ada apa dengan dunia hari ini? kenapa begitu sepi? bahkan tak ada kendaraan atau orang yang melewati jalan ini, apakah mereka mengadakan istirahat masal?" gumam Ella
Setelah memasuki toko itu, Ella berjalan mencari minuman yang dia suka, Ella mengambil sebotol dan segera meminumnya.
"Hari terlihat mendung, tapi aku kepanasan, bahkan minuman ini pun tinggal setengah"
Ella berjalan menuju kasir, mengeluarkan kartunya lalu memberikan kepada penjaga kasir.
"Maaf nona, kami tidak menerima pembayaran melalui kartu" ucap penjaga kasir tersebut dengan sopan
"Lakukan saja, aku tidak punya uang cash" ujar Ella sembari terus fokus pada ponselnya.
"Maaf sekali lagi nona, kami tidak bisa"
"Aishhh.... kau sangat.... "
Ella menahan kalimat yang akan dia katakan, matanya menatap takut kepada penjaga kasir tersebut"Ba... baiklah, aku akan memberi uang cash" ujar Ella dengan gugup sembari merogoh rogoh tas nya.
"Ini" ujar Ella sembari menyerahkan selembar uang seratus ribu, tapi penjaga kasir tersebut tak mengambilnya dan hanya tersenyum.
"Kami hanya menerima pembayaran dengan darah" ujar penjaga kasir tersebut sembari tersenyum mengerikan, karena takut Ella pun berlari keluar, namun semua akses pintu masuk tertutup secara otomatis.
"Kau..... apa yang kau lakukan, biarkan aku pergi" teriak Ella sembari terus mepet pada pintu yang tertutup dengan rapat, sementara penjaga kasir itu berjalan mendekati Ella.
"Bukankah aku sudah bilang untuk tidak ikut campur dengan masalahku? sepertinya sudah saatnya kau juga harus menyumbangkan darahmu untuk ku"
"Maafkan aku, aku bukan.... "
Penjaga kasir tersebut mencekik Ella dengan kasar, lalu dengan sekuat tenaga membanting tubuh Ella ke lantai.
"Baiklah, karena kau adalah seorang perempuan, maka aku akan melakukannya dengan sangat pelan"
Penjaga kasir itu mengeluarkan sebuah capit yang lebih mirip gunting dari saku celananya, dia berjongkok mengikuti posisi Ella.
"Kakimu menginjak-injak tubuh dia, jadi aku akan memotong semua jemari kakimu"
Dengan gerakan cepat, alat itu memotong habis semua jari kaki Ella, Ella yang tak bisa melakukan apapun hanya berteriak dengan keras.
"Sepertinya tidak seru jika hanya memotong jarimu, bagaimana dengan memotong lidahmu? bukankah lidah ini juga yang mencaci dia dengan sumpah serapah mu?"
Penjaga kasir itu memaksa Ella untuk membuka mulutnya, dengan alat yang sama, dia menarik lidah Ella.
"Sudah, aku merasa muak sekarang, maka aku akan mempercepat proses mu menuju neraka, oh ya jangan lupa meminta maaf saat bertemu dengan dia nanti"
Penjaga kasir tersebut melubangi seluruh tubuh Ella dengan alat kecil yang dia pegang, darah merembes menodai lantai yang putih, setelah Ella meregang nyawa, penjaga kasir itu berhenti melakukan aksinya, dan membiarkan malaikat melanjutkan tugasnya.
Penjaga kasir itu kemudian berdiri, matanya menatap sesosok manusia yang berdiri diantara rak didalam toko.
"See, aku sudah menepati janji ku" ucap penjaga kasir dengan ramah
"Terimakasih, aku akan pergi sekarang, selamat tinggal"
***
To Be Continue