• Hello, You •

940 46 17
                                    

Ini versi terbaru dari cerita sebelumnya dengan judul sama "Rama's Room"

Aku sengaja bikin beda dan lebih panjang, tapi ini on going, jadi sabar

Komen kalian tentang isi cerita sangat berarti buat aku selaku penulis, hargai bisa dengan tinggalkan komentar selain "lanjut, next, sukses terus kak"

Thx

.

Rama

Aku melangkah masuk ke dalam rumah orang tuaku. Hari ini sebelum aku berangkat ke kantor mama sengaja memintaku mampir untuk sarapan di sana.

Rumah nampak lebih ramai dari biasanya. Suara mama terdengar dari aku masih berada di ruang tengah, sepertinya sedang berbincang dengan seseorang.

Tawa yang asing sudah tertangkap indra pendengaran ku. Ini suara perempuan, jangan sampai mama mengadakan acara "perjodohan" konyol lagi dengan salah satu anak kenalannya.

"Nah, tuh dia udah datang!" Itu suara Elis, kakak ipar ku yang kebetulan tinggal bersama mama karena Raka, kakakku sering meninggalkannya untuk pekerjaan luar kota.

Aku berdehem meminta perhatian mama yang nampak sedang sibuk mengelus tangan seorang gadis yang posisi tubuhnya membelakangi ku.

Aku berhasil mencuri perhatian karena sekarang mama sudah menatapku dan meminta gadis itu juga mengarahkan pandangannya untuk ku.

Ketika gadis itu berbalik badan terjawab sudah pertanyaan yang sempat hinggap dipikiran ku "Hallo kak!" Sapanya riang.

Oh tidak, apa ini Abel? Abel kecilku? Lihat lah dia benar-benar mengalami masa pubertas yang dahsyat.

"Ram, sini, kita sarapan bareng Abel, papa bentar lagi turun."

Aku tersenyum kemudian menghampiri mereka yang sedang duduk di meja makan siap menyantap sarapan.

"Pagi ma," aku mencium pipi mama, kemudian mama membalas dengan mengelus kepalaku.

Aku berjalan ke samping kursi Abel, kemudian mengelus puncak kepalanya "Kok kamu ada disini?" Tanyaku.

Sebelum Abel menjawab, mama sudah mengambil alih. "Abel keterima SNMPTN di kampus incaran nya mas, jadi anak Jogja deh dia habis gini, sementara tinggal disini dulu," jelas mama.

Oh wait, wait, wait aku ingat, akhir-akhir ini aku sering sial, tapi detik ini aku serasa kejatuhan durian runtuh. Abel akan tinggal di rumah Mama? Perfecto!

"Beneran?" Tanyaku meyakinkan dan dia mengangguk.

"Wah, selamat ya Bel, keren deh!"

"Makasih mas."

"Kenapa gak mau ikut mama papa ke Paris bel?" Tanya Elis.

"Mau ngejar disini mbak, sudah keterima masa aku lepas, rugi aja gitu," jelas nya.

"Iya juga, gak bakal kangen-kangen mama kan Bel? Kan ada kita disini," Elis bicara lagi.

"Iya mbak, berusaha gak home sick kok, doakan ya!" 

Setelah tadi kami menghabiskan sarapan bersama, didapatkan kesimpulan bahwa Abel akan mencari kos di dekat kampusnya untuk mempermudah akses kuliahnya.

Memang jarak rumah mama ke kampus Abel cukup jauh. Untungnya aku cerdas dan sedikit licik, aku memberi ide bagaimana jika Abel tinggal bersamaku di apartemen.

Mama dan papa sempat menolak karena aku sendiri saja hampir jarang tinggal disana karena pekerjaan yang sering luar kota. Tapi bukan Rama namanya jika tidak cerdik.

RAMA's ROOM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang