Tantangan

6 0 0
                                    

Keesokan harinya, sinar matahari yang hangat menyusup melalui jendela kamar Althaf dan Nior, membangunkan mereka dari tidur yang nyenyak. Althaf membuka matanya perlahan, tetapi rasa lapar yang menyiksa langsung menyerang perutnya. Suara keroncongan yang keras membuatnya sadar bahwa selama beberapa hari terakhir, dia terlalu sibuk dengan pelatihan dan pertempuran hingga lupa untuk makan dengan benar.

"Gawat, perutku... aku lupa makan beberapa hari ini!" gumam Althaf sambil memegangi perutnya yang berbunyi nyaring.

Nior, yang sedang bersiap-siap di sebelahnya, tertawa kecil mendengar keluhan sahabatnya. "Kamu bisa bertarung melawan monster paling berbahaya, tapi mengingat makan saja kamu susah. Ayo, kita ke kantin sebelum kamu benar-benar pingsan."

Althaf tersenyum kecut, merasa sedikit malu. "Iya, benar juga. Aku butuh makan sekarang, atau aku nggak akan punya tenaga untuk apapun."

Sambil melirik jam dinding, Nior kemudian menjelaskan, "Di Akademi Nexus ini, ada kantin yang terbagi sesuai dengan tingkat para pejuang. Biasanya, tingkat Semi Spesial dan Spesial itu sepi karena mereka jarang terlihat di kantin umum. Gimana kalau kita ke kantin tingkat Knight saja? Selain makanan yang enak, kamu juga bisa kenalan sama beberapa pejuang Knight lainnya."

Althaf mengangguk setuju. "Terdengar seperti ide bagus. Aku juga ingin tahu lebih banyak tentang mereka."

Setelah sepakat, keduanya segera mandi dan mengenakan seragam resmi Akademi Nexus—seragam yang melambangkan kekuatan dan kedisiplinan para pejuang. Althaf dan Nior, dengan wajah segar setelah mandi, siap untuk menghadapi hari yang baru. Meskipun baru bangun, semangat mereka tetap tinggi.

Saat mereka berjalan keluar dari kamar, Althaf tersenyum pada Nior. "Oke, setelah sarapan, mungkin kita bisa mulai mencari tahu misi berikutnya. Aku merasa ada sesuatu yang besar sedang terjadi di luar sana."

Nior membalas senyuman itu dengan anggukan, "Tapi pertama, makanan dulu. Aku nggak mau kamu kalah gara-gara kelaparan."

Dengan langkah mantap, keduanya berjalan menuju kantin tingkat Knight, siap untuk menghadapi hari dan tantangan yang baru.

Sesampainya di kantin tingkat Knight, Althaf dan Nior terkejut melihat ramainya suasana di dalam. Meja-meja dipenuhi oleh para pejuang muda yang sedang makan dan bercanda satu sama lain, menciptakan suasana yang hangat dan ramai. Para Knight, dengan seragam khas mereka, tampak menikmati sarapan sambil membicarakan misi dan latihan mereka.

Althaf yang belum terbiasa dengan keramaian ini merasa sedikit canggung. Ia melirik ke arah Nior yang tampak lebih santai. "Ramai sekali, ya? Aku pikir tempat ini bakal lebih tenang."

Nior tertawa kecil, lalu menarik lengan Althaf dengan cepat. "Yah, para Knight memang selalu berkumpul di sini, apalagi kalau pagi. Tapi ini kesempatan bagus buat kamu. Ayo, pesan makanan dulu sebelum kita kelaparan di tengah-tengah keramaian."

Althaf mengangguk, mengikuti Nior menuju barisan panjang di depan konter makanan. Mereka berdiri di belakang beberapa pejuang Knight yang tampak sibuk memilih makanan. Makanan di kantin ini terkenal lezat dan bervariasi, mulai dari hidangan daging hingga sayuran, semua disesuaikan untuk kebutuhan energi para pejuang Akademi.

Nior, yang lebih berpengalaman, langsung tahu apa yang ingin dipesannya. "Aku biasanya ambil yang penuh protein. Ini penting buat kita yang lagi latihan intens."

Althaf mengangguk sambil melihat menu di depan mereka. Perutnya makin terasa lapar. "Aku butuh sesuatu yang banyak dagingnya. Sudah terlalu lama aku nggak makan dengan benar."

Ketika giliran mereka tiba, Nior mendorong Althaf maju sambil tertawa kecil. "Ayo, pesan yang banyak, jangan malu-malu. Kamu butuh tenaga buat latihan nanti!"

Dunia yang berdarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang