8. baby🍑

3.5K 344 59
                                    

Happy reading ~

.
.
.

"Ini dunia, bukan catur. Tapi, dunia ini seperti catur. Jika anda tidak dapat bermain, maka engkau lah yang akan dipermainkan."

***

Oliv memandang binar kearah banyaknya makanan di depannya. Sekarang mereka semua sedang berkumpul di taman belakang mansion, seperti camping.

"Oliv sayang mau ini?" Tawar Shira dengan menunjukkan brownies buatannya pada Oliv.

"Punya mama juga gak kalah enak sayang." Seru Mira tak ingin kalah. Dia menunjukkan strawberry cake buatannya pada Oliv.

"Ugh.." belum sempat menjawab, seorang pria mengangkat nya dan mendudukkan tubuhnya pada pangkuannya.

"Panggil Daddy." Ujarnya dengan mencuil kecil hidung Oliv.

"Daddy, Oliv mau makan dulu." Tutur Oliv dengan tangannya yang mencoba melepas lilitan erat dari pria yang menyebut dirinya sebagai Daddy.

Kendrick sama sekali tidak mengindahkan, dia malah semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh mungil ini. "Ingin menjadi anak Daddy?" Tanya Kendrick dengan berbisik.

Oliv menggeleng keras, "Oliv punya Daddy sama mommy!" Seru Oliv tidak terima. Mommy dan Daddy nya adalah yang terbaik.

Kendrick terkekeh melihat reaksi Oliv yang begitu lucu dimatanya. Ah, dia ingin memiliki anak persis seperti Oliv.

Cup

Satu kecupan pada pipi bulatnya membuat Oliv melotot. Memandang tajam kearah pria satunya yang duduk bersebelahan dengan sang Daddy.

"Wajah menggemaskan ini sama sekali tidak menyeramkan." Kekeh Dilan melihat ekspresi Oliv yang dibuat buat, sangat menggemaskan.

Oliv langsung mencebik dengan pandangan nya yang ia alihkan.

Lagi-lagi Oliv berpindah tempat. Sekarang, Daddy aslinya yang menggendong nya. Menghela nafas pasrah melihat kelakuan para orang tua yang tidak berhenti merebut nya sedari tadi.

"Kenapa bersama mereka?" Tanya Brian, dia tidak terima melihat putri kecilnya disentuh oleh orang lain.

"Oliv tidak pernah. Mereka yang tarik-tarik Oliv terus..." Lirih Oliv dengan menduselkan wajahnya pada dada bidang sang Daddy.

"Daddy~" rengeknya. Dia merindukan sang Daddy, belakangan ini sang Daddy menjadi lebih sibuk bekerja dibandingkan bermain dengannya seperti dulu.

"Hm? Ingin mengatakan sesuatu?"

"Oliv marah sama Daddy.." Oliv tidak akan mampu marah dengan sang Daddy. Dia sudah mencoba nya sekuat tenaga, namun tetap saja gagal. Untuk marah pada Daddy nya selama satu tahun, sepertinya harus dia cancel.

"Sorry.. Daddy say sorry." Bisik Brian dengan membubuhi satu kecupan singkat pada kening sang anak.

Oliv mengangguk, "Daddy sibuk kerja atau cari anak baru..?" Tanya Oliv kecil dengan memandang serius kearah sang Daddy yang terlihat bingung.

"Kenapa berkata seperti itu, hm?" Tanya Brian dengan membawa Oliv menjauh. Seperti nya pembicaraan ini sedikit serius, jika dilihat dari raut wajah Oliv yang terlihat tidak baik-baik saja.

Oliv menggeleng kecil dan kembali menyenderkan kepalanya, "Oliv hanya penasaran." Jawab nya kecil. Bukannya apa dia menanyakan hal ini, entah mengapa dia merasa takut. Ketakutan nya kali ini terasa begitu besar, namun dia juga menaruh rasa percaya pada keluarganya.

"Daddy tidak akan melakukan itu, bayi Daddy hanya Oliv, putri manis Daddy." Mencium pipi bulat itu bertubi-tubi untuk meyakinkan sang anak yang tiba-tiba saja menjadi sensitif akan banyak hal.

Oliv (little baby girl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang