PART 2: ALASAN

1.4K 181 3
                                    

Kim Naehyung, itulah aku. Naehyung. Kata eomma nama itu adalah pemberian oppa. Dan itu membuatku semakin memBENCInya saja. Kenapa? Karena nama itu hanya membawa kesialan saja bagiku, contohnya seperti sekarang ini, aku dijemur ditengah lapang karena aku telat. Gara-gara siapa? OPPA!

"Naehyung-ah, kenapa sih?" untuk ketiga kalinya Minha menanyaiku dengan pertanyaan yang sama.

"Tidak apa-apa kok" jelas aku berbohong. Bodohnya aku berbohong pada teman karibku yang artinya sudah mengenalku lebih dalam daripada siapapun.

"Aktingmu buruk, kau tau itu bukan? Ayolah.." Minha menyenggolku.

"Aku tak mau cerita, terlalu biasa untuk diceritakan. Percayalah kau akan bosan, ini tidak akan membuatmu tertarik" aku masih tak ingin menceritakannya karena memang aku malas, mengingatnya saja membuatku malas.

"Taehyung oppa?" dia menembak tepat sasaran. Sudah kubilang bukan, bila Minha ini teman karibku? Yang artinya dia mengetahui semuanya, semua.

"Jangan sebut namanya."

"Apa kau masih belum bisa menerimanya? Kenapa sih Nae? Apa kau tau aku ini begitu iri padamu yang mempunyai oppa seperti Taehyung oppa. Dia sangat perhatian dan sayang padamu. Bukalah mata hatimu itu. Apa tak ada sekelebat pun rasa kasian setiap kau membentak atau memarahinya?" lagi-lagi Minha mempermasalahkan hal ini lagi. "Aku sampai sekarang tak mengerti alasan sebenarnya karena apa. Apa karena kekurangannya? Kalau aku jadi kau, aku takkan pernah ingin melukai sosok yang setiap harinya melindungiku, pikirkanlah lagi."

Aku mendengarkan omongan Minha yang panjang lebar. Semuanya masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri. Tapi otakku menangkap kata 'jadi kau'. "Hhhh.." aku menghela nafas sebelum menjelaskan semuanya. "...karenanya aku tak pernah bertemu langsung dengan appaku. Appaku meninggalkan eomma dulu karena pada akhirnya dia tidak dapat menerima oppa dengan kebisuannya itu, ditambah oppa yang suka dijauhi teman-temannya, itu membuat appa semakin goyah tak kuat. Eomma yang saat itu ingin memberitau keberadaanku dalam rahimnya, mengurungkan niatnya. Bukan karena tak mau, tapi tak bisa. Appa langsung meninggalkannya begitu saja tanpa sepatah kata pun. Appa benar-benar tak ingin menerima anak dari eomma saking takutnya bila semua keturunannya nanti akan seperti Taehyung oppa. Ini semua karena oppa, appa tidak pernah mengetahui kehadiranku karena oppa" aku menoleh pada Minha yang sejak tadi tak lepas memperhatikanku. "Aku yakin bila kau jadi aku, kau akan melakukkan sesuatu yang tak jauh berbeda dari apa yang selama ini aku lakukkan."

"Tapi Na—"

"Minha sudahlah...jangan membuat moodku semakin buruk."

Song For You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang