30

1.2K 143 7
                                    

Di mansion keluarga Maximilian, para wanita sangat cemas dan khawatir karena di culiknya anak kesayangan mereka. Sedangkan para pria sibuk mencari keberadaan Zio.

"Lyra sudahlah... mereka pasti akan menemukan baby." Ucap Violet sembari menenangkan Lyra yang menangis.

"Bagaimana jika anakku terluka, Vio... aku harus bagaimana... aku khawatir..." Lyra menggigit ujung jarinya hingga memerah.

"Kak, jangan menggigit jarimu... plis..." Violet mencoba menghentikan Lyra, namun Lyra tetap menggigit ujung jarinya.

Violet menghembuskan nafasnya, ia tau seberapa besarnya kekhawatiran Lyra. Ia juga sangat syok mendengar bahwa Zio di culik dan pingsan. Walaupun seharusnya, Lyra lah yang pingsan.

Caroline datang dengan membawa teh hangat. "Mom, minum tehnya..." Ucapnya.

"Terimakasih." Lyra mengambil secangkir teh dan meminumnya sedikit.

Di sisi lain, para pria bertemu di suatu tempat setelah mencari kesayangan mereka di penjuru kota Roma. Mereka merasa frustasi bahwa Zio belum di temukan.

"Sialan!" umpat Vernon dan menendang mobil mewahnya. Untung saja tidak penyok.

"Lebih baik kita pulang dulu... Kalian terlihat lelah" ucap Keith dengan wajah datarnya.

"Tapi dad! baby belum di temukan!" Sahut Dorian dengan marah.

"Sudah sudah...  jangan bertengkar, kita bisa mencarinya besok... kita akan suruh hacker untuk melacak baby." Ucap Enno menghentikan semuanya.

"Tapi ka—"

"Tidak ada tapi, Vernon. Ini hampir tengah malam... tak perlu khawatir, kami akan segera menyelamatkan baby." Ucap Enno datar.

***

Keluarga Maximilian heboh karena diculiknya kesayangan mereka, sedangkan yang dicari sudah tertidur pulas di pangkuan seorang wanita.

Mereka berdua berada di dalam pesawat pribadi milik tuannya. Tentu saja, mereka hanya di suruh untuk menculik Zio sebelum kakak dari tuannya.

"Imut tapi menyebalkan." gumam wanita itu, matanya menelisik lekuk wajah Zio yang polos saat tertidur.

"Dia sudah tidur?" Seorang pria masuk dengan berbagai snacks di tangannya. Ternyata ada untungnya Zio memerintahkannya membeli berbagai snacks sebelum penerbangan.

"Ya"

"Cukup membuatku ingin bundir saat bersamanya, seharusnya kau membantuku." Gerutu pria itu sembari mengunyah snacks.

"Dia melarang ku."

"Eleh, cuma karena dia bilang lu cantik cih nyebelin emang."

Wanita itu memutar matanya. Ia malas berbicara dengan pria di depannya dan yang parahnya lagi pria itu adalah adiknya, Ferdi.

"Sebagai kakak yang baik, harusnya kakak membantuku." ejek Ferdi pada kakaknya, Mahreen.

"Malas menanggapi."

Setelah 18 jam kemudian, mereka akhirnya tiba di bandara Soekarno-Hatta. Lalu mereka menuju mansion tuan mereka dengan menggunakan mobil.

"Bibi kita mo mana lagi?" Ucap Zio sembari meminum susu Cimory Chocolate kesukaannya. Ayolah, apakah dia sadar jika dia diculik?

"Ada deh." Bukan Mahreen yang menjawab, melainkan Ferdi.

"Paman nyebelin gak di ajak."

"BoKem satu ini nyebelin."

Dalam perjalanan diisi dengan adu bacot antara Ferdi dan Zio. Hingga mereka tak menyadari jika mereka sudah sampai di mansion tuan mereka. Terlihat keluarga kecil tuannya berada di depan mansion, menunggu kedatangan mereka.

Baby Zio  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang