"terima kasih, hati-hati di jalan ya. Aku masuk duluan, bye!" Charilyn buru-buru keluar dari mobil dan langsung berlari ke gerbang rumahnya. Bukan gerbang utama, tetapi di gerbang yang pernah ia ciptakan untuk antisipasi hal-hal seperti ini dan bisa pergi dari rumah tanpa ketahuan orang lain. Beruntungnya, lubang itu sama sekali belum ketahuan.
Seorang diri di luar sendirian apalagi di taman belakang mansion nya yang rimbun. Charilyn berjalan dengan cepat sembari tetap menjaga suara derapan langkahnya agar tidak di dengar orang lain.
Sosok hitam melompat dari atas pohon ke semak-semak membuat jantung gadis itu seperti berpindah tempat. Ia terperanjat dan melihat ke arah asal suara dengan kikuk. Sosok hitam itu kecil dan matanya bersinar di tengah kegelapan. Itu secara tiba-tiba melompat ke arah Charilyn. Gadis itu jatuh terduduk karna kaget. Dan terdengarlah suara, "Meow?"
"Aish ngagetin aja sih lo njing!" Saking kesalnya Charilyn mencabut rumput tempat tangannya bertengger dan melemparkannya ke arah kucing itu. Sebelum pergi kucing itu menatap Charilyn dengan tatapan yang menyebalkan menurut gadis itu.
"Aishh...mana kamar gue ada di lantai dua lagi, hadeuh..." Charilyn meneguk ludahnya kasar. Memikirkan bagaimana caranya untuk bisa sampai ke teras kamarnya.
Namun, tidak Charilyn namanya jika ia kehabisan ide. Gadis itu memperhatikan sekitar dan memanjat pohon terdekat yang salah satu dahannya dekat dengan teras kamarnya. Saat sampai di dahan itu, ia berusaha keras supaya tidak melihat ke bawah. Namun, bagai larangan adalah perintah mata gadis itu tetap melihat ke bawah. Kakinya gemetar. Beberapa menit gadis itu diam tak bergerak di dahan itu. hingga terdengar suara sesuatu, "Krek!"
Ia panik. Charilyn dengan nekat mulai melakukan aksinya. Karena sekarang ia sudah tau ending-nya akan tetap bagaimana. ia mulai berhitung mundur, "satu.....dua....tigA!"
Keberuntungan ada di pihaknya sekarang. Gadis itu berhasil mendarat di teras kamarnya dengan selamat. Untung saja keberanian itu tiba-tiba datang kalau tidak mungkin Charilyn sudah jatuh bersamaan dengan dahan pohon itu. Tepat setelah gadis itu melompat, dahan itu patah dan menimpa beberapa tanaman di pot mahal milik Yoona.
Suara dari kejadian ini tentu saja menarik perhatian karyawan dan pekerja di mansion itu. untuk menghindari kecurigaan, perempuan itu dengan cepat membuka pintu dan masuk ke kamarnya. hari ini sungguh adalah hari yang panjang baginya.
*****
Pagi ini pagi seperti dimulai lebih awal dari biasanya. Sangat menyebalkan menurut Charilyn. Tapi demi merebut predikat juara umum dari Altezza, ia tidak boleh merasa sebal sedikitpun. Mengingat ambisinya untuk melakukan itu, Charilyn segera bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Mengingat Altezza yang merupakan siswa paling berprestasi di sekolah, gadis itu teringat akan kekasihnya. Bagaimana nilai Althan, apa saja prestasi yang sudah ia torehkan saat ini, bagaimana lelaki itu belajar, ia sedikit penasaran.
"Karena udah terlanjur ya.... mau giman lagi... coba aja dulu gue jalanin, tuh orang kayaknya ga terlalu buruk," gumam Charilyn sembari menata rambutnya. dengan polesan lipbalm dan sedikit liptint, ia sudah selesai berdandan. Sedikit riasan tetapi semakin menonjolkan kecantikannya.
Charilyn turun ke lantai bawah tepatnya ke dining room, tempat keluarga barunya ini sering berkuumpul untuk sarapan bersama. Yang anehnya pagi ini adalah tidak ada sesiapapun yang sudah duduk di meja makan. Makanan yang disajikan hari ini pun hanya disajikan untuk satu orang. charilyn memanggil salah satu pelayan di dekatnya. Bak robot, kepala pelayan itu menghampiri Charilyn. Pelayan itu membungkuk hormat lalu berkata, "ya nona?"
"Kenapa sarapan hari ini hanya satu porsi?" tanya Charilyn.
"Izin menjawab nona. Tuan, Nyonya, serta Tuan muda sudah berangkat ke luar negeri sedari kemaren sore nona. Untuk alasan pastinya maaf saya tidak tahu nona. Mereka menitipkan pesan supaya nona tidak membuat hal yang aneh selama mereka dalam perjalanan bisnis kali ini. " Charilyn mengangguk dan memperbolehkan pelayan itu pergi. Sembari memakan sarapan-nya, gadis itu selalu memikirkan alasan keluarga barunya ini pergi tanpa memberi tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Trapped In A Cliche Story
Random"Klise banget!!!" "Widih....17 tahun tapi udah punya bisnis mendunia." "Ini mah menormalisasi perselingkuhan namanya!" "Ini juga, antagonisnya bodoh banget. Udah tau diselingkuhin gak sadar-sadar juga, hadeuh..." Me-roasting setiap novel yang tid...