• Awal Mula •

529 26 12
                                    

Abel

Aku akhirnya meraih baju milik mas Rama, dan setelah itu si empunya baju ini keluar kamar untuk mengurus mobilnya yang sedang rewel itu.

Aku berjalan mendekati jendela kamar yang cukup besar ini, melihat hujan yang lebat dari dalam kamar ini membuat ku bersyukur.

Untung tadi mas Rama memilih jalan ini, setidaknya kami tidak terjebak macet dengan mobil yang butuh dibenahi mesinnya, juga bersyukur menemukan hotel bagus ini di keadaan seperti ini.

Melihat baju yang berada di genggaman ku ini membuat ku tersenyum, aku beruntung memiliki keluarga seperti dirinya, dia penyayang dan dewasa.

Mendekatkan bajunya pada hidungku membuat aku bisa mencium aroma khas dirinya, sangat bau mas Rama.

Aku tersenyum, memikirkan siapa perempuan beruntung yang besok menjadi pendampingnya, aku harap gadis yang baik dan bisa menyayanginya karena mas Rama memang se baik itu.

Kaki ini akhirnya melangkah menuju kamar mandi, agak shock melihat bath up yang ada di dalam, oh benar-benar hotel mahal, batinku.

Aku memikirkan untuk berendam, lumayan kan meluruskan badan dari tempaan pelatihan dasar kemarin yang memang sangat melelahkan.

Kran untuk mengisi bath up pun sudah aku nyalakan, aku men setting agar air hangat yang mengisi bath up ini.

Aku duduk di pinggirnya, dan menoleh ke arah cermin yang ada di samping. Wajah ku tampak lelah dan sedikit kusam dari biasanya, jika mama melihatku seperti ini, mama sudah pasti akan mengomel dan menuduhku tidak memakai sunscreen dengan semestinya, jujur saja aku memang tidak telaten dengan semua rangkaian merawat diri yang mama ajarkan padaku.

Air dalam bath up sudah cukup untuk digunakan, jadi aku mematikan aliran airnya, satu persatu membuka pakaian ku dan tidak lupa mengunci kamar mandi, jangan sampai ada adegan mas Rama masuk begitu saja dan melihat ku sedang bersantai sedangkan dirinya berusaha membetulkan mobil.

.
💙
🤍
.

Rama

Aku membuka pintu kamar dan menemukan Abel baru selesai dengan makanannya "Maaf mas, aku makan duluan," katanya aku hanya mengangguk pelan.

Aku melepas kemejaku dan memasangnya ke sebuah hanger dan meletakan kembali ke tiang khusus baju yang memang tersedia, supaya cepat kering.

Aku berjalan ke arah kamar mandi untuk mandi, badanku sudah terasa lengket dan itu membuat tidak nyaman.

Setelah selesai aku langsung keluar lagi dan mendapati Abel yang sibuk meminum susu hangat dengan mengenakan kemejaku yang jadinya kebesaran saat ia kenakan.

Menggemaskan melihatnya seperti ini, ditambah bekas susu yang tadi dia minum masih menempel di bibir bagian atasnya.

Aku tiba-tiba memangkas jarak kami. Aku duduk dihadapannya membuat Abel bingung dan salah tingkah, mungkin karena keadaan ku yang belum berpakaian, hanya melilitkan handuk si bagian bawah tubuhku.

"Kenapa mas?"

Tanganku langsung mengusap sisa susu yang ada di atas bibir Abel dia nampak kaget dan langsung memasang wajah tegang.

Aku tersenyum dalam hati melihat tingkahnya itu "Ada ini," ucapku sambil memperlihatkan titik susu yang kini sudah berpindah ke jariku.

"Oh, makasih," ucapnya lalu dia meletakan gelas susu di nakas dekat ranjang dan saat dia berbalik badan lagi aku sudah meraih dagunya.

Matanya membulat sempurna detik ini, aku hanya mampu tersenyum smirk, kemudian dengan lancang mencium bibirnya.

Dia nampak berontak, tapi aku menutup pergerakannya. Oh Tuhan, bibir ini sangat manis seperti malam itu saat pertama kali merasakannya, aku menyecapnya lagi dan lagi. Tangan Abel masih berusaha mendorong tubuhku.

RAMA's ROOM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang