Di bawah langit yang kelabu, Juli dan puluhan anggota Harlies berkumpul di perbatasan wilayah mereka, bersiap menghadapi SGT. Dengan tatapan tajam seperti elang, mereka mengawasi para anggota SGT yang sudah merasakan kehadiran mereka.
Gelak tawa jahat menggema dari tengah barisan SGT. Adrian Kenzie, pemimpin mereka dan mantan kekasih Juli, membuka helm full-face-nya, memperlihatkan wajah yang membangkitkan keinginan Juli untuk mengalahkannya.
“Juli, Juli…” Adrian menggeleng, menatap tajam saat ia turun dari motornya dan menghampiri Juli.
Kedua geng motor bersiap sesuai dengan strategi yang telah mereka atur. Juli memiringkan senyumnya saat bertemu kembali dengan Adrian. “Lo emang gak pernah berubah,” ujarnya.
“Pendendam.”
“Gua gak akan dendam kalau yang ngelakuin semua ini anak-anak SERGITEX,” balas Juli, menatap Adrian dengan tajam.
Adrian tertawa sinis, mendorong tubuh Juli sedikit ke belakang. “Anak Sergitex gak akan nyenggol duluan, kecuali Sergitex siap menghancurkan Harlies,” katanya dengan tegas.
Kini giliran Juli yang tertawa. Ia menegakkan kepalanya, menatap Adrian dengan tajam. “Harlies gak akan pernah hancur, apalagi sama Sergitex yang gak ada apa-apanya,” tantangnya.
Adrian mendengus, saling menatap dengan Juli sebelum ia mundur beberapa langkah dan bersiap dengan posisi kuda-kuda. “Oke, kalau menurut lu Saegitex gak ada apa-apanya,” ucapnya, menelan ludah dengan kemarahan.
“Jangan salahin gua kalau lo kenapa-kenapa,” tambahnya, sebelum melayangkan pukulan pertama yang berhasil dihindari Juli.
“Pukulan lo bukan apa-apa bagi gua, Yan,” Juli menantang dengan senyuman tajam. Ia memposisikan kuda-kudanya dan membalas pukulan Adrian yang mengenai perutnya. Melihat Adrian tersentak, Juli cepat memegang tangan Adrian, menendang perutnya, dan melemparkan tubuhnya ke tanah.
Adrian terjatuh, terbatuk dalam debu dan napas yang memburu. Membuat Juli puas melihat Adrian yang takluk di tangan nya.
"Apa kata gua. Lo sama anak anak Sargitex ga ada apa apa nya bagi gua" dengan bangga Juli masih bisa tertawa
Di sudut lain, Hasby melawan Riko, anak SGT yang dikenal sebagai panglima tempur. Dalam sekejap, Riko terjatuh tak berdaya.
Starla juga dengan mudah mengalahkan Vino, sementara Gahar berjuang melawan Vanka, orang terkuat SGT, hingga akhirnya meraih kemenangan setelah beberapa luka menghiasi wajahnya.
“Kata gua juga apa,” Gahar berdecak, menghampiri Juli untuk membantu menghabisi Adrian yang kini dibawa kabur oleh anggota SGT lainnya.
Juli mengatur napas, bersyukur anak-anak Harlies tidak mengalami luka serius, hanya beberapa memar yang cepat sembuh. “PENGECUT LO SEMUA!” teriaknya melihat SGT melarikan diri.
Saat Juli berusaha mengejar, Gahar menahan lengannya. “Udahlah, Jul. Ga usah di tanggepi lagi. Kita ga ada persiapan yang matang. Untungnya kita bisa menang dan ga mati di tangan mereka” kata Gahar, menatap Juli dengan serius.
Juli mengangguk setuju, ia kemudian berkumpul dengan anak anak Harlies yang sudah berjuang di penyerangan singkat kali ini.
“Jul, luka lo obatin dulu,” kata Starla dengan perhatian.
“Mau gua obatin gak?” tawar Hasby, melihat cemas pada wajah Juli.
Juli menggeleng, menatap mereka yang khawatir. “Luka gua gak ada apa-apanya dibanding luka dia,” ujarnya, menunjuk Gahar yang wajahnya dipenuhi luka dan darah.
Starla dan Hasby menatap Gahar dengan khawatir. “Lu mau gua obatin, har?” tawar Hasby, berusaha mencairkan suasana.
“Terserah,” jawab Gahar, tampak tak peduli. Ia kemudian naik ke motornya, bersiap kembali ke basecamp, diikuti oleh Juli, Starla, Hasby, dan anggota Harlies lainnya.
Mereka melaju pulang, suasana penuh semangat meski masih menyisakan luka di hati.
***
Aduh, maaf ya kalau tawuran atau penyerangan nya kurang nge feels 😭😭 ga pernah tawuran soalnya
tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's falling in love with me (gxb)
FanfictionMendengar rumor yang mengatakan jika Faisal Khavian adalah cowok yang tidak normal, tidak suka perempuan membuat seorang Juliaz Asshira penasaran dengan rumor yang ia dengar. Untuk menghilangkan rasa penasaran nya, Juliaz Asshira yang merupakan seor...