Ϲһα⍴tᥱr 71

2 1 0
                                    

Mereka membawa Bella ke sebuah ruangan yang cukup penuh dengan pasien. Selin yang melihatnya merasa kebingungan kenapa di rumah sakit itu tidak mempunyai kamar terpisah. Selin bahkan tidak di minta menunggu di luar, dia hanya berdiri tanpa adanya kursi di sana. Saat Rathi ingin memeriksa keadaan Bella, salah satu dokter menegurnya. Rathi hanya mahasiswi magang yang belum mengerti apa-apa. Dia kemudian meminta Rathi untuk pergi mengambilkan alat-alat pemeriksaan. Dokter itu memeriksa keadaan Bella. Terlihat dari caranya sih seperti dokter berpengalaman pada umumnya.

"Dia hanya pingsan saja. Kita tunggu dia sadar, " ucap dokter itu yang langsung pergi.

"Pak. Apakah kau tidak memeriksa kakakku dengan benar? Dia tadi sesak nafas dan tiba-tiba jatuh pingsan, " jawab Selin yang mulai tersulut emosi.

"Hei nona. Kami hanya dokter bukan tuhan. Jika kau ingin tau dia sakit apa, tanyakan saja pada tuhan, " jawab dokter itu yang kemudian pergi. Setelah dokter itu pergi, Selin mendekati Bella yang hanya terbaring tanpa adanya di beri alas bantal sama sekali.

"Nona. Kau salah membawa kakakmu kemari, "

"Penyakit kakak mu tidak akan terobati di sini, " ucap beberapa keluarga pasien yang ada di sana. Karena Selin tidak mengerti bahasa India, dia hanya diam kebingungan saat orang-orang itu berbicara padanya. Tak berselang lama, Bella terbangun dari pingsannya. Di terkejut mendapati dirinya di rumah sakit.

"Selin. Kenapa kau membawaku ke sini? Sudah aku bilang aku tidak apa-apa,  "

"Kak kau pingsan tadi. Bagaimana bisa aku membiarkan mu begini, "

"Apa kata dokter?"

"Dokter bilang kalau kau hanya pingsan biasa, " jawab Selin dengan raut sedikit kesal. Tak lama kemudian, Rathi datang membawakan obat dan juga surat keterangan sakit milik Bella. Dari surat itu tertulis bahwa Bella hanya kelelahan saja. Bella mengambil surat dan juga obat tersebut lalu pergi ke administrasi untuk membayarnya. Di sini mereka berdua kembali di buat terkejut dengan harga yang begitu tinggi, padahal jelas-jelas mereka hanya memberikan pelayan pemeriksaan yang cukup sebentar dan obat itu saja. Tapi biayanya sangatlah mahal. Bella tidak suka ribut. Dia mengeluarkan ATM nya dan melakukan pembayaran. Bagi Bella harga itu adalah harga yang wajar untuk rumah sakit swasta.

"Kak aku tidak habis pikir dengan rumah sakit itu. Katanya swasta, tapi itu melebihi rumah sakit biasa pada umumnya. Di tambah attitude para dokter dan perawat di sana sama sekali di luar dari katagori kedokteran, " ucap Selin. Namun berbeda dengan Bella yang dari tadi diam memikirkan hasil pemeriksaannya. Bella kemudian melihat sebuah rumah sakit lainnya untuk kembali memeriksa ulang keadaannya. Di sini dia meminta Selin untuk menunggu di mobil.

Setelah bertemu dengan dokter terbaik di India dan di periksa. Dokter itu menjelaskan penyakit yang di derita oleh Bella. Dia mengatakan bahwa Bella mengalami efek dari penyakitnya.

"Tapi dok, tadi saat saya mengecek di rumah sakit mereka mengatakan bahwa saya hanya kelelahan, "

"Rumah sakit mana yang memeriksa mu?"

"Rumah sakit swasta milik pak Sharman, " mendengar itu dokter tersebut tersenyum sembari membuka kaca matanya.

"Nona. Lain kali jika kau sakit, jangan pernah membawa dirimu ke rumah sakit itu, "

"Ada apa dengan rumah sakit itu, "

"Entahlah. Tapi yang pasti pasien-pasien ku rata-rata dari rumah sakit itu dan meminta pengobatan ulang di sini, "

"Bukan kah itu rumah sakit swasta?"

"Kami juga heran. Padahal rumah sakit itu adalah rumah sakit swasta, "

Setelah lama berbincang Bella kembali ke mobil untuk segera pulang ke hotel. Semalaman Bella memikirkan tentang rumah sakit itu. Dia curiga ada sesuatu di rumah sakit itu. Tapi dia kembali teringat bahwa rumah sakit itu milik Sharma.

"Kak Bella?" Panggil Selin.

"Apa kau baik-baik saja?"

"Iya aku baik-baik saja, "

"Kak kau bilang kita di sini akan memakan waktu sebulanan lebih?"

"Iya Selin. Itu adalah perkiraan ku kalau kita menang tender, tapi kita kalah, "

"Tapi kita tetap akan lama-lama di sini kan? Soalnya uang dari ayahmu masih banyak dan aku masih bingung harus membeli apa, "

"Simpan saja uang itu. Ayah ku tidak begitu serius dengan perkataannya, "

"Berarti besok kita pulang?"

"Tidak dulu. Kakak masih mau bertemu dengan Rathi, " ucap Bella.

----------------


Rathi masih membereskan beberapa peralatan praktek di laboratorium rumah sakit. Saat itu salah satu dokter datang menghampirinya secara diam-diam. Hal yang sama sekali tidak Rathi suka adalah dokter itu mengelus tangannya. Rathi selalu merasa risih dan juga takut saat di perlakukan seperti itu. Hingga tiba-tiba salah satu pria tua menegur dokter itu.

"Sudah ku bilang jangan menyentuh keponakan ku, " ucap pria tua yang ternyata adalah Sharma. Dokter itu yang ketakutan langsung pergi meninggalkan Rathi dan juga Sharma. Di sini Rathi terlihat sangat kesal dengan pamannya. Dia kemudian pergi meninggalkan Sharma tanpa mengucapkan terima kasih sama sekali.

----------------

Keesokan harinya Bella dan Selin kembali berkunjung ke rumah sakit swasta tempat Rathi magang. Bella meminta izin pengurus rumah sakit untuk mengizinkan Rathi pergi sebentar bersama dia. Namun pengurus rumah sakit tidak mengizinkan, dan jika mereka ingin berbincang-bincang dengan Rathi, mereka harus membayar untuk mendapatkan waktu bertemu. Selin awalnya menolak namun Bella yang bersikeras ingin bertemu Rathi akhirnya memilih membayarnya. Mereka berdua kemudian di antar ke halaman dalam rumah sakit itu. Di sana Bella terkejut melihat rumah sakit itu tidak seperti rumah sakit melainkan tempat kontrakan kumuh yang banyak sekali pakaian di jemur di luar ruangan rumah sakit. Selin yang sangat jijik tidak tahan melihat pemandangan seperti itu. Dan pada akhirnya mereka bertemu dengan Rathi. Di sini Rathi mengajak mereka berdua untuk berbincang-bincang di asrama nya saja. Setibanya di kamar Rathi, mereka di berikan kursi dan secangkir minuman mineral dan juga beberapa cemilan.

"Rathi. Ada yang ingin aku tanyakan padamu, "

"Apa itu kak?"

"Ada apa dengan rumah sakit ini? Katanya ini merupakan rumah sakit swasta, tapi kenapa isinya sangat-"

"Aku akan menceritakannya pada kalian, tapi aku minta untuk jangan memberitahukan nya pada siapa-siapa, "

"Baiklah, "

HERNANDES : The Kindness Monster'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang