Cerita ini kembali ke 5 bulan yang lalu saat Rathi pertama kali ingin melanjutkan perguruan tingginya dengan magang di sebuah rumah sakit negeri. Alasan dia memilih di rumah sakit negeri di karenakan biaya pendaftarannya murah hanya sekitar 6 juta rupee. Dia mendaftar bersama sahabat karib nya sejak masih kecil. Namun sayangnya namanya dan juga nama sahabatnya tidak lolos. Namun Rathi dan sahabatnya tidak putus asa, mereka berusaha mencari di tempat lain. Hingga pada saat ayah Rathi tuan Rendra Vikram meminta putrinya untuk masuk di rumah sakit swasta milik pamannya Sharma Vikram. Awalnya Rathi menolak karena untuk mendaftar saja menghabiskan sekitar 50 juta rupee. Namun ayahnya siap untuk membayar itu semua. Begitu juga dengan orang tua sahabat Rathi yang juga ikut mendaftarkan putri mereka di rumah sakit yang sama dengan Rathi. Saat mendaftarkan nama mereka, di sini pihak administrasi melakukan kecurangan dengan meminta bayaran tinggi senilai 165 juta rupee. Rendra tidak melawan dia pun membayar semuanya dan memberikan kertas akuntasi berupa kertas kecil dengan tulis tangan.
Setelah melunasi administrasi, mereka pun masuk ke dalam rumah sakit itu. Saat masuk mereka terkejut melihat kondisi bangunan rumah sakit masih dalam tahap penyelesaian. Padahal rumah sakit itu termaksud rumah sakit mahal, tapi bagaimana bisa rumah sakit semahal itu masih belum selesai pembangunannya. Mereka lalu di arahkan ke sebuah asrama putri di mana asrama itu sangatlah kecil yang hanya memiliki 10 kamar. Dalam satu kamar hanya bisa di tempati untuk dua orang saja. Rathi dan sahabatnya satu kamar. Singkat cerita di keesokan harinya, seluruh mahasiswi yang magang di ajak untuk melihat-lihat area rumah sakit. Saat di ajak ke sebuah bangsal utama rumah sakit Rathi terkejut mendapati puluhan ranjang tempat tidur tanpa adanya pembatas, bantal, maupun meja. Bahkan alat-alat medis saja tidak lengkap di sana. Namun Rathi dan yang lainnya mau tidak mau harus mengikuti peraturan di sana. Malam harinya, seorang petugas mendatangi kamar Rathi dan juga rekannya. Di sini Rathi di minta untuk bertemu dengan menteri, namun saat ingin membawa Rathi tiba-tiba petugas itu terdiam saat mendapatkan telfon dari seseorang. Setelah mengakhiri panggilan tersebut, petugas mengatakan tidak jadi membawa Rathi namun di ganti oleh sahabat Rathi.
Sahabat Rathi yang senang karena dapat berbincang-bincang dengan menteri pun menerima tawaran itu dan ikut bersama petugas rumah sakit. Di sini Rathi merasa ada yang tidak beres, dia kemudian berlari ingin menghampiri sahabatnya namun terlambat sahabatnya itu telah masuk ke dalam mobil dan pergi ke suatu tempat. Keesokan harinya, seluruh penghuni rumah sakit itu di gemparkan dengan penemuan jasad wanita di belakang rumah sakit. Mereka semua berlarian menghampiri tempat tersebut begitu juga dengan Rathi. Kedua mata Rathi melebar saat melihat wanita yang tewas itu adalah sahabatnya sendiri. Sharma yang merupakan pemilik rumah sakit itu kemudian mengungkapkan kematian palsu tentang sahabatnya. Dia mengatakan bahwa sahabatnya tadi malam mabuk-mabukan dan terjatuh dari lantai atas gedung rumah sakit. Mendengar itu Rathi semakin yakin pasti ada yang sudah di tutup-tutupi oleh pamannya Sharma dan juga pihak-pihak rumah sakit. Rathi yang tidak terima pun mengajak teman-temannya untuk melakukan unjuk rasa atas kematian sahabat Rathi yang tidak benar alias palsu. Mengetahui itu salah satu kaki tangan Sharma yaitu Ajay seorang ketua preman yang cukup mengerikan datang dan mengancam akan membunuh semua para mahasiswi jika tidak menghentikan aksi ujuk rasa mereka.
Rathi dan kawan-kawannya pun membubarkan diri dan kembali melakukan tugas mereka seperti biasanya. Berniat untuk berhenti dan keluar dari sana tidak bisa karena mereka di ancam akan di bunuh jika berani keluar dari sana. Rasa ketakutan Rathi semakin kuat, dia berniat ingin melaporkannya pada ayahnya.
"Nak. Jangan asal bicara. Paman mu itu orang baik-baik, " ucap Rendra pada Rathi. Mengetahui itu Rathi baru menyadari bahwa dia tidak akan bisa meyakinkan ayahnya jika dia tidak memiliki bukti kuat. Akhirnya Rathi melakukan penyelidikan itu sendiri. Pada malam itu di sebuah ruang laboratorium sedang ada Sharma bersama para dokter rumah sakit dan juga beberapa penjabat. Di sana Rathi menguping pembicaraan mereka, dan dari situlah terungkap siapa Sharma sebenarnya.
Sharma dulunya hanya seorang pengusaha kecil yang tidak begitu terkenal. Rasa iri dengkinya pada kedua saudaranya Rattore dan Rendra membuatnya gelap hati dan berniat untuk menyaingi saudaranya. Walau tidak menjadi abdi negara dia tetap bisa menyaingi kedua kakaknya dengan perusahaan tambangnya. Dia meminta bantuan Ajay dan berjanji akan memberikan 50% saham tembangnya jika Ajay bisa membantunya. Ajay sepakat dan mulai mengerjakan tugasnya dengan mengambil tanah milik warga secara paksa untuk di jadikan lahan pertambangan. Pembangunan tambang tersebut sukses besar hingga menjadikan nama Sharma sebagai pengusaha dengan tambang terbesar di India. Siapa pun yang angkat bicara mengenai siapa Sharma sebenarnya akan habis di tangan Ajay. Sharma juga menyuap fakultas tinggi untuk di berikan gelar dokter dan dengan gelar tersebut Sharma bisa mendirikan rumah sakit miliknya sebagai rumah sakit swasta. Dan di sini juga terungkap bahwa semua dokter yang bekerja pada Sharma adalah dokter palsu alias gadungan. Dan uang pendaftaran bukan masuk untuk layanan rumah sakit melainkan masuk ke rekening para penyuap itu sendiri. Sharma tau tentang anak buahnya yang melakukan kecurangan namun dia tidak peduli dan bahkan mendukung anak buahnya. Selain itu juga terungkap kematian sahabat Rathi bukanlah karena kecelakaan melainkan karena di bunuh.
Sharma dengan liciknya menjual kehormatan para mahasiswi magang di rumah sakitnya kepada para penjabat tinggi. Jika mahasiswi itu memberontak atau berusaha kabur maka mereka akan membunuhnya. Sharma juga menyuap ahli forensik untuk tutup mulut dalam kasus kematian sahabat Rathi dan memalsukan kematiannya. Kenapa malam itu Rathi tidak jadi di bawa? Karena Sharma tidak mau keponakannya kenapa-kenapa. Jika sampai Rathi terluka maka ayahnya Rendra akan melakukan pemeriksaan pada rumah sakit itu, dan kebenaran tentang Sharma akan terungkap. Rathi berhasil merekam semua percakapan tersebut dan pergi meninggalkan ruangan itu untuk masuk ke asramanya. Dia berniat akan mengirim video tersebut pada ayahnya namun di rumah sakit itu telah di pasang jammer sebuah alat yang di gunakan untuk memutus hubungan komunikasi perangkat telekomunikasi. Keesokan harinya, Rathi meminta ijin pada Sharma untuk pulang ke rumahnya dengan alasan merindukan ayahnya. Sharma pun mengizinkannya, namun ia nampak curiga dengan gelagat Rathi dan meminta anak buahnya untuk membuntuti Rathi sampai ke rumahnya.
Setelah bertemu dengan ayahnya, Rathi memberikan video rekaman tersebut dan barulah Rendra percaya bahwa adiknya telah melakukan perbuatan keji. Mengetahui itu Rendra berniat untuk melaporkan Sharma ke kantor polisi dan memberikan bukti tersebut. Namun sebelum Rendra dan Rathi pergi, rumah mereka di kepung oleh Sharma dan anak buahnya. Di sini Rendra memberi perlawanan dengan melawan mereka semua, namun sayangnya jumlah lawan yang tak seimbang membuat Rendra kalah. Sharma lalu mengancam Rendra dan Rathi jika berani buka suara maka mereka akan di habisi satu persatu. Hal itu membuat Rendra dan Rathi bungkam dan memilih merahasiakan perbuatan Sharma. Bukti-bukti itu kemudian di hapus dari ponsel Rathi dan di hancurkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HERNANDES : The Kindness Monster's
Fantasy࿙⃛࿚⃛࿙⃛࿚⃛ ୨୧ ࿙⃛࿚⃛࿙⃛࿚⃛ T𝖾𝗋𝗶𝗆𝗮 𝗸𝗮𝘀𝗶𝗵 𝘀𝗮𝗒𝗮 𝗎𝖼𝗮𝗽𝗸𝗮𝗻 𝗸𝖾𝗽𝗮𝗱𝗮 𝘁𝖾𝗆𝗮𝗻-𝘁𝖾𝗆𝗮𝗻 𝗒𝗮𝗻𝗀 𝘀𝗎𝗱𝗮𝗵 𝗆𝗮𝗎 𝗆𝖾𝗅𝗎𝗮𝗻𝗀𝗸𝗮𝗻 𝘄𝗮𝗸𝘁𝗎𝗻𝗒𝗮 𝗎𝗻𝘁𝗎𝗸 𝗆𝗮𝗆𝗽𝗶𝗋 𝗸𝖾 𝗻𖦹𝘃𝖾𝗅 Μ𝗶𝗆𝗶𝗻 𝗒𝗮𝗻𝗀 𝗯𝖾𝗋𝗷𝗎𝗱𝗎𝗅 Н...