Ϲһα⍴tᥱr 79

2 1 0
                                    

Mereka bertiga menghampiri dokter untuk menanyakan cara mendapatkan katup jantung pengganti untuk Bella. Dokter mengatakan kalau mereka hanya bisa mendapatkan katup itu dari pendonor yang sudah meninggal. Dokter juga menyarankan coba untuk menemui keluarga yang anggotanya sudah meninggal di rumah sakit ini. Zyan dan kedua saudaranya bergegas pergi ke kamar mayat. Dan kebetulan ada 3 keluarga yang sedang berada di kamar mayat karena anggota mereka ada yang meninggal dunia. Satu persatu mereka hampiri dan meminta izin bahkan berjanji akan membayar seberapa mu mereka mau. Namun sayangnya tidak ada satupun yang mau menjadi pendonor untuk Bella.

"Mereka tidak mau kak, " ucap Dicto.

"Sekarang bagaimana kak? Dari mana aku bisa mendapatkan pendonor untuk Bella, "

"Kau tenang lah Zyan. Kita pasti bisa menemukan pendonor itu, " ucap Varez menenangkan Zyan. Tanpa mereka sadari, pasien yang baru saja melewati masa kritisnya mendengar pembicaraan mereka. Dia menoleh sekilas ke arah pintu yang terbuka dan melihat Zyan bersama kedua saudaranya sedang kebingungan. Dia juga sempat menunduk sambil melihat sebuah foto robekan kecil yang masih dia simpan. Dia lalu meminta suster yang merawatnya untuk memanggil mereka masuk. Saat suster itu memanggil, Zyan dan saudara-saudaranya merasa kebingungan dan berjalan masuk menghampiri pria itu.

"Ada apa?"

"Aku akan menjadi pendonor untuk putrimu, " ucap pria itu pada Zyan.

"Kau yakin?"

"Iya. Aku sudah menyerahkan hidup ku pada yang kuasa. Dan aku memohon pada kalian, untuk memberikan kesempatan padaku berbuat baik untuk yang terakhir kalinya, "

Zyan yang mendengar itu sangat senang bahkan sampai bertekuk lutut depan pria itu.

"Tuan kau tau. Tindakan mu ini sudah menyelamatkan nyawa putriku. Aku tidak tau harus membalasnya dengan apa. Tapi untuk itu, beritahu aku siapa nama mu dan di mana keluargamu. Aku berjanji istri, anak-anakmu, atau bahkan keluargamu tidak akan merasa kekurangan, " ucap Zyan. "Aku tidak butuh apa-apa. Justru aku mau berterima kasih karena aku sudah menghidupi keluargaku, " ucap pria tersebut dengan penuh senyuman tulus. Zyan, Varez, dan juga Dicto terdiam dan kebingungan dengan apa yang di katakan oleh pria tersebut.

"Aku tau kalian pasti bingung. Biarkan aku bertemu dengan putrimu. Dan kalian akan mengetahui semuanya, " ucap pria itu. Mengetahui itu, Zyan meminta sebuah kursi roda kepada suster untuk membawa pria itu ke ruangan Bella.

----------------


"Ayah, " sapa Bella.

"Bagaimana tuan Zyan. Kau mendapatkan pendonor nya?" Tanya Rendra.

"Iya. Kami mendapatkannya, " mendengar itu semuanya tersenyum bahagia begitu juga dengan Bella.

"Dan pendonor itu mengatakan ingin bertemu dengan Bella, " Varez lalu membawa masuk pria yang sudah nampak tua tersebut ke dalam. Bella yang sepertinya mengenal pria tersebut mendadak diam dan terkejut. Terlihat dari wajah Bella dia sangat tidak suka dengan pria tersebut. "Ayah. Jika pria ini yang menjadi pendonor. Katakan padanya bahwa kita tidak membutuhkan bantuannya, " ucap Bella dengan wajah kesal memandang pria itu.

"Nak apa yang kau katakan?"

"Aku tidak suka jika di dalam jantung ini terdapat katup jantung seorang pembunuh sepertinya, " ucap Bella.

"Aku tau kau masih marah dan kesal dengan ku nak. Maafkan ayah. Ayah menyesal, " mendengar ucapan pria itu terungkap bahwa pria tua tersebut ternyata adalah ayah kandung Bella.

"DIAM, " bentak Bella yang membuat semua terkejut terutama Zyan yang berusaha menangkan putrinya.

"Ayahku hanya satu. Hanya ayah Zyan, "

"Nak. Ayah tau kau sangat marah. Ayah juga tau kau tidak akan pernah mau memaafkan ayah. Tapi ayah mohon, izinkan ayah melakukan satu kebaikan nak. Biarkan ayah mendonorkan katup jantung ini untuk kesembuhan mu nak, " ucap ayah kandung Bella.

"Kau membunuh ibu kandung ku. Kau membunuh nenekku. Kau kurung aku dari kecil hanya untuk menjadi korban pelampiasan amarah mu. Setiap hari kau memintaku melakukan ini itu bagaikan babu. Lalu kau mengatakan ingin melakukan kebaikan? Cuih. Kebaikan saja sudah tidak lagi memihak pada mu, " ucap Bella. Mendengar itu hati ayah kandung Bella begitu terasa sakit. Namun apa yang Bella katakan itu memang benar adanya. Ayah kandung Bella menangis malu terhadap apa yang sudah ia lakukan pada putrinya di masa lalu.

"Paman Varez. Tolong bawa dia pergi. Aku tidak mau melihatnya, " ucap Bella. Varez menuruti dan membawa pria itu pergi, namun tanpa sengaja pria itu menjatuhkan robekan foto yang sangat kecil di lantai.

"Nak apa yang kau katakan itu salah. Bagaimana pun dia ayah mu. Ayah tau kau sangat membencinya. Tapi ayah tidak suka jika anak-anak ayah berbicara kasar dengan orang yang lebih tua nak, "

"Ayah dia-"

"Ayah tau nak. Ayah tau. Tapi dia ayah mu. Lagipula dia sudah berniat baik untuk menyembuhkan mu nak. Ayo kita temui dia. Minta maaf lah padanya. Lupakan semuanya, " ucap Zyan. Bella terdiam dan kemudian memeluk ayahnya. Candra yang melihat robekan foto tersebut mengambil nya dan memberikannya pada Bella. "Kak. Aku melihat foto ini jatuh dari tangan pria itu, " ucap Candra. Bella mengambil foto itu dari tangan Candra dan memandang lama foto tersebut. Zyan memberikan ruang untuk Bella berpikir dengan mengajak yang lain untuk meninggalkan Bella sendirian di ruangannya.

Zyan pergi untuk menghampiri ayah kandung Bella untuk menenangkannya.

"Kau ayah yang hebat tuan. Terima kasih sudah mendidik putriku menjadi wanita hebat seperti sekarang ini. Aku berhutang budi padamu, "

"Putri mu, putriku juga. Aku tau bagaimana Bella. Percayalah dia tidak akan berlama-lama marah padamu, "

"Tuan. apapun yang terjadi aku tetap ingin mendonorkan katup jantung ini untuk Bella. Jika dia bersikeras menolak nya, katakan saja bahwa katup jantung ini dari orang lain. Aku tau bagaimana keras kepalanya dia, " ucap pria itu.

Zyan hanya mengangguk saat pria itu memohon agar Zyan tetap melakukan operasi katup jantung Bella. Sementara itu Bella yang sedang merenung di ruangannya, kembali teringat dengan perkataan Esmes saat dia masih kecil.

"Bella. Seburuk-buruknya dia. Jangan pernah membenci ayahmu ya! Kau boleh tidak suka dengannya tapi jangan pernah membencinya. Dia begitu karena tidak bisa mengontrol diri dari situasi keekonomian kalian. Ayah mu sangat menyayangi mu nak. Jika dia tidak sayang padamu mungkin bisa saja ayah mu sudah membunuh mu seperti dia membunuh ibumu nak, "

Mengingat itu Bella kemudian memanggil Candra dan memintanya untuk mengantarkan dirinya pada ayah kandungnya. Candra membantu kakaknya untuk pergi ke ruangan ayah kandungnya dan berbicara. Pria itu dan juga Zyan terkejut melihat Bella datang. Zyan mengajak Candra untuk meninggalkan mereka berdua berbicara.

HERNANDES : The Kindness Monster'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang