Ϲһα⍴tᥱr 82

1 1 0
                                    

Setelah Kirana masuk ke dalam kantor, tiba-tiba dua orang tak di kenal masuk ke dalam mobil Zahir.

"Hei. Siapa kalian?"

"DIAM! Ayo jalan, "

Zahir yang terpojok hanya bisa diam dan mengikuti arahan dari kedua pria asing itu. Mereka membawa Zahir ke sebuah markas terpencil di kota Dubai. Sesampainya di markas itu, Zahir di giring masuk ke dalam. Betapa terkejutnya Zahir melihat kedua orang tuanya dan satu kakaknya berada di markas itu dengan kondisi tangan kaki di ikat dan mulut di  tutup dengan kain.

"Selamat datang Zahir, " ucap salah satu pria tua.

"SIAPA KALIAN? LEPASKAN ORANG TUA KU, " teriak Zahir.

"Tenang nak Zahir. Jika kau ingin keluarga mu selamat, maka bekerja sama lah dengan ku, "

"Apa yang aku mau?"

"Nama ku Ghani. Aku sangat suka sekali dengan aroma uang, keindahan uang, uang, uang, dan uang. Dan aku ingin mengajak mu kerja sama untuk sebuah misi mendapatkan uang yang berlimpah, "

"Apa kau ingin aku merampok bank?"

"Tidak Zahir. Aku menginginkan pusatnya, "

"Maksudmu?"

"Aku mau kau mengambil mesin pencetak uang yang ada di bank sentral kota ini, "

"Kau pikir aku bodoh? Aku tidak akan mau menuruti kemauan mu, "

Ghani yang mendengar nya, langsung memerintahkan anak buahnya untuk menghajar keluarga Zahir.

"TIDAK. HENTIKAN, "

"Kalau begitu maka turuti lah kemauan ku, "

"KENAPA HARUS AKU? Apakah di kota ini tidak ada orang lain?"

"Kau seorang pembalap terhebat di negara ini. Dengan kecepatan mu itu kau bisa melarikan diri dari kejaran polisi dan membawakan mesin pencetak itu padaku, "

"Bagaimana Zahir, apa kau tertarik? Jika kau berhasil mendapatkan mesin itu. Aku pastikan kondisi keuangan mu dan keluarga mu akan terus berjalan dengan baik bahkan menambah, "

"Tapi jika kau tidak mau. Maka terpaksa aku akan melenyapkan keluarga mu termaksud dirimu, " mendengar ancaman itu Zahir tidak bisa berkutik lagi. Tidak ada pilihan lain, selain Zahir menerima tawaran itu. "Bagus. Tenanglah, aku akan menyerahkan lima anak buah ku dan juga kedua putra ku Mizan dan Miyaz, " ucap Ghani memperkenalkan kedua putranya untuk ikut membantu Zahir dalam misi pencurian mesin pencetak uang.

"Maaf sebelumnya Zahir. Sebelum pada misinya aku ingin mengetes skill mu. Malam ini pergilah ke bank dan coba rampok semua uang di sana, " ucap Ghani yang sedang mengetes skill Zahir. Plot twist nya Zahir saat masih muda merupakan perampok kecil di kota Oman yang kini sudah tobat dan menjadi pembalap terkenal.

"Apa harus malam ini?"

"Kenapa? jika di undur-undur takutnya kau diam-diam mencari bantuan, " jawab Ghani.

Zahir terdiam memikirkan janji nya pada Kirana untuk keluar makan malam bersama. "Baiklah, " sahut Zahir pelan.

----------------


Malam harinya, Candra sedang lembur di kantornya. Karena banyaknya pekerjaan yang harus dia selesaikan hari itu juga, di karenakan besok dia harus menyiapkan beberapa seserahan untuk melamar Selin di hari lusa. Orang tua Selin dan seluruh keluarga besarnya juga sudah datang sejak dua minggu kemarin.

"Sayanggggg, " panggil Selin yang tiba-tiba datang ke ruangan kantor Candra, dan langsung duduk di pangkuan Candra.

"Selin sedang apa kau di sini?"

"Kenapa? Apa aku tidak boleh menemui calon suami ku?"

"Aku sedang ada pekerjaan sayang, "

"Emm sebentar saja, boleh?"

"Ya sudah. Katakan ada apa?"

"Tadaaaa, " Selin memberikan kejutan dengan mengeluarkan sebotol minuman vodka berjenis billionaire dan dua gelas kaca.

"Selin kamu-"

"Syuttttt. Kita harus merayakan hari bahagia ini sayang. Jadi sekaliiii aja, okey?"

"Ya sudah tapi jangan banyak-banyak, "

"Apa kau meremehkan ku? Mari bertanding siapa yang paling banyak meminum dan menghabiskan ini, " ucap Selin. Candra tertantang dan mulai menuangkan minuman itu. Mereka sama-sama meminum satu tegukan minuman tersebut. Tanpa Candra sadari minuman itu mengandung 85% kasar alkohol yang bisa mengakibatkan peminum nya hilang kesadaran. Candra lebih banyak minum dari Selin. Selin tidak merasakan apa-apa karena dia sudah terbiasa minum-minuman seperti itu.

"Sudah Candra. Kau sudah banyak minum, aku akan menelfon paman Gohar atau supir yang lain untuk menjemputmu, " ucap Selin sambil membereskan meja kerja Candra. Namun hal yang tak di duga adalah, Candra menarik punggung Selin dan mendudukkannya di pangkuannya.

"Candra, "

"Temani aku sebentar sayang, " bisik Candra dengan nada sensualnya. Selin merasakan kedua tangan Candra yang mulai mengelus-elus pahanya.

"Candra, ini-"

"Kau menggodaku sayang. Berikan aku tarian indah mu sayang, " bisik kembali Candra. Selin tau ini adalah salah, dia berdiri untuk menghindari Candra. Namun Candra tidak memberikan kesempatan Selin untuk pergi dan menariknya lalu mengecup bibir Selin. Merasakan kecupan itu Selin yang terbuai akhirnya luluh di pelukan Candra. Perlahan-lahan lu*atan itu menjadi sangat ganas hingga membuat Selin tidak bisa melepaskannya walau hanya sedetik saja. Melihat wajah Selin yang seperti menikmati permainannya. Candra menggendong Selin dan membawanya ke sofa yang cukup lebar.

Selin hanya bisa diam saat melihat Candra dengan tergesa-gesa membuka pakaiannya. Dalam diri Candra terdapat aura ayahnya Zyan yang begitu sensual. Saat Candra ingin merobek pakaian Selin, tangan Selin mengehentikannya dan menatap dalam mata Candra. Tatapan cinta dan kasih sayang dari mata Candra menghipnotis Selin, hingga Selin bangun dan mendorong Candra ke sofa. Selin dengan sendirinya membuka pakaiannya dan berjalan perlahan mendekati Candra. Tangan nakal Selin mulai meraba-raba area sensitif Candra membuatnya Candra tidak bisa lagi terkontrol dan kembali menidurkan Selin di bawahnya.

Malam itu menjadi malam yang pertama kali Candra dan Selin lakukan. Mereka melakukan aktifitas itu kurang lebih 2 jam tanpa adanya gangguan sama sekali. Selin tidak peduli apa statusnya dengan Candra saat ini. Karena yang dia tau bahwa Candra akan menjadi suaminya sebentar lagi.

----------------

Keesokan paginya. Candra terbangun dari tidurnya dan mendapati dirinya terbaring di sofa. "Apa yang terjadi semalam, " ucap Candra. Selin tidak ada di ruangan itu rupanya dia sudah lebih dulu pulang sebelum Candra terbangun. Rupanya Selin juga memakaikan pakaian Candra sebelum dia sadar. Karena kadar alkohol yang tinggi dan Candra yang sudah banyak minum membuatnya tidak ingat kejadian semalam. Candra melihat sebuah kertas yang di tuliskan oleh Selin dan juga sedikit kecupan dari bibirnya.

"Terima kasih Candra. Aku mencintaimu, "  membaca itu Candra hanya tersenyum salah tingkah. "Love you too, " jawab Candra sambil mencium kertas tersebut.

HERNANDES : The Kindness Monster'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang