Adek Dengan Kekhawatirannya

366 49 0
                                    

Malam ini setelah selesai makan malam bersama Papa dan 3 saudara lainnya Haechan memutuskan untuk langsung masuk ke dalam kamarnya dan duduk dibalkon kamar. Haechan memandangi bulan yang bersinar diatas sana sedangkan jauh dalam lubuk hatinya ia memiliki banyak kekhawatiran.

Haechan selalu mengalami hal ini beberapa hari sebelum ujian tiba. Hatinya dilanda rasa takut dan cemas jika hasil ujian itu tidak sesuai dengan harapannya apalagi jika sampai tak berhasil. Haechan menghela nafas dan membuka ponselnya membuka grup kelas yang memiliki beberapa pesan baru dan salah satunya ada chat berisi file kisi kisi untuk ujian besok.

Haechan beranjak dari duduknya dan masuk ke kamar lalu duduk dimeja belajarnya dan mengambil beberapa buku yang harus ia pelajari. Terlalu fokus dengan dunia belajarnya Haechan tak menyadari waktu yang sudah menunjukan pukul 11 malam. Tak lama pintu kamarnya dibuka oleh seseorang yang masuk kedalam kamarnya.

"Adek, belum tidur?" ah, ternyata San.

"Babang? dikit lagi ini masih belajar" jawab Haechan sembari menatap San yang mendekat.

"udah jam 11, belajar dari jam berapa?"

"habis makan malam"

"astaga, udah ayok bobok" San menutup buku yang ada diatas meja Haechan.

"sebentar babang, sebentar lagi" Haechan mencoba bernegosiasi.

"No, ayok ke kasur sama babang" Haechan pasrah akhirnya iya menurut.

San merebahkan badannya dikasur Haechan disusul dengan sang pemilik kamae yang juga merebahkan dirinya.

"Besok udah mulai ujian ya?"

"Iya, harus belajar terus"

"Jangan terlalu dipush ya adek, sebisanya aja apapun hasilnya kamu udah ngelakuin yang terbaik" San jelas tau Adiknya ini sering merasa cemas ketika mendekati ujian, cemas jika hasilnya tidak sesuai dengan apa yang dia harapkan dan menilai itu gagal.

"Tapi Adek takut kalau hasilnya diakhir ga sesuai ekspetasi, itu sama aja gagal" Haechan menatap San dengan tatapan gelisahnya.

"Adek Babang yang satu ini itu ga pernah gagal, justru adek selalu ngasih yang terbaik buat kita semua, selalu bikin Papa, Abang Gyu, Babang, dan Mamas dery tuh bangga sama kamu" ucap San seraya mengusap rambut Haechan.

"Adek, apapun hasilnya nanti sesuai atau tidak dengan harapan kamu tolong tetap hargai kerja keras Adek, karena gimanapun Adek Babang ini sudah sangat berusaha dengan keras dan memberi yang terbaik" lanjut San.

Haechan mendekat tubuhnya ke arah San dan memeluk tubuh kekar itu yang dibalas pelukan dan usapan lembut pada punggungnya.

"Adek pasti bisa, Babang percaya"

"Terimakasih babang"

"sama sama adek" Tak lama setelah itu keduanya tertidur dengan posisi saling berpelukan.

🐻🐻🐻

Setelah menghabiskan waktu beberapa jam untuk mengistirahatkan diri San terbangun dengan sendirinya. Ia melirik jam yang ada dikamar Haechan yang baru menunjukan pukul setengah 5 pagi dan Haechan masih tertidur. Akhirnya ia memutuskan untuk bangun dan keluar dari kamarnya.

Tak lama setelah San bangun Haechan juga terbangun dari tidurnya dan menyadari bahwa San tak ada dikamarnya lalu ia memutuskan untuk ke kamar mandi dan bersiap mandi, sekolah dimulai pukul setengah 7 pagi. Setelah selesai mandi ia memakai seragam sekolah dan memasukan buku buku yang menjadi mata pelajaran untuk ujian hari ini.

Haechan membawa tasnya dan berjalan menuju ruang makan dibawah sana yang ternyata sudah ada 1 bangku yang terisi oleh Papanya yang asik memandangi tablet dan ditemani oleh segelas kopi. Haechan berjalan ke arah ruang makan dan duduk tepat disamping Johnny.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Little BearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang