*-ˋˏ✄┈┈┈┈*
Bugh!
"JANGAN MACAM-MACAM LO SAMA MEREKA!" ucap Rayhan setelah memukul wajah tengil Ihsan.
Anggota geng GALAKSI tentu kaget saat melihat teman mereka tiba-tiba dipukul oleh ketua geng ALAXCAR. Mereka yang merasa tidak terima pun mulai membalas dan terjadilah adu jotos antara dua geng tersebut.
Saat Rayhan lega tanpa melawan, Ia melirik kedua perempuan itu lalu menarik mereka menjauh. Untung saja tidak ada yang melihat mereka.
"Kalian gak papa?" tanya Rayhan di balas gelengan kepala oleh mereka.
"Lo sendiri gimana?" tanya Arin dan Shafa secara bersamaan membuat keduanya menoleh satu sama lain.
Rayhan hanya menatap dingin, "Gue nggak papa, mending kalian balik. Bahaya kalo kalian masih disini terus."
Mereka berdua saling melirik memberi kode kemudian Arin mengangguk menyetujui. "Thanks ya udah bantuin kita."
Rayhan mengangguk lalu kembali menyusul teman-temannya yang masih berkelahi.
*-ˋˏ✄┈┈┈┈*
Brak!
"AKHH! SIALAN!!" teriak Wahyu setelah membanting helmnya dengan perasaan kesal.
Setelah perkelahian tadi, ia dan gengnya lagi-lagi kalah dengan ALAXCAR. Meskipun anggota mereka lebih banyak, tapi mereka tetap saja kalah.
Brak!
"Sabar bro sabar," ujar Reynaldi menenangkan sahabatnya yang kali ini menendang meja plastik.
"Gimana bisa sabar kalo kita aja kalah mulu dari mereka!" bentak Wahyu membuat mereka semua ciut.
Kenzo yang mendengarnya jadi jengah, "Jadi lo maunya gimana? Toh udah kejadian," tanya Kenzo sembari merebahkan dirinya di sofa kemudian mencoba memejamkan mata.
"Luka lo obatin dulu ege," ucap Aldi sembari membawa peralatan p3k yang memang mereka simpan di markas.
Mereka mulai mengobati diri mereka masing-masing disertai rintihan perih saat buntalan kapas yang diberikan tetesan alkohol itu menyentuh permukaan kulit mereka yang terluka. Ada juga yang memilih untuk diobati karena alasan mager sehingga mereka menunggu giliran.
"Guys!" Mereka sontak memusatkan pandangannya ke Rendra, "Kalian penasaran gak sih sama orang yang selalu pake helm itu?"
"Kalo penasaran sih jelas, tapi kan sampai sekarang gak ada yang tau dia siapa," balas Fajar.
"Dia jarang ada di markas, kalaupun dia ada.. pasti dia juga pakai masker," ujar Vian.
Alasan dia tau hal itu sebab mereka pernah mengutus orang untuk bergabung dengan geng ALAXCAR guna mencari tahu siapa orang misterius dibalik helm hitam itu yang tak pernah sekalipun membuka helmnya. Entah itu saat berkelahi maupun balapan.
"Sebenarnya dia siapa sih!?" tanya Rendra gusar, ia sangat penasaran dengan sosok itu.
Sedangkan tempat lain, sosok yang membuat mereka penasaran membuka helmnya saat berada di ruangan yang memang khusus untuk anggota inti saja.
"Lo semua gak papa?"
"Gapapa apaan! Lo mah enak pake helm!" nyolot Amar kemudian ia meringis karena luka di bibirnya yang sepertinya terbuka akibat ia berbicara tadi.
Yang di omeli hanya terkekeh pelan. "Sorry ya gak ikut bonyok juga."
Mereka yang berada diruangan mendelik tajam, membuat orang itu—Axel—tertawa jenaka. Padahal tidak ada yang lucu sekarang. Mereka pun kembali fokus saling mengobati.
Teringat sesuatu, Fajrin pun bersuara, "Eh iya, El, tadi gue liat si Vian pukul kepala lo dan hampir aja dia buka helm lo.."
"Serius!? Wahh parah sih mereka!" balas Mufti dengan ekspresi kaget di wajahnya yang penuh luka.
"Iya, untung ada Rayhan yang langsung dorong dia. Coba aja nggak pasti ketahuan deh si Axel!" lanjut Fajrin.
"Ngomong-ngomong si Bobby mana deh?" tanya Rayhan yang sedari tadi menyimak.
"Lagi BAB kali."
Jawaban Mufti membuat mereka menggeleng heran. Kok bisa mereka berteman dengan orang itu?
*-ˋˏ✄┈┈┈┈*
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA ATMA MENYATU DALAM ASMARALOKA
Teen FictionHai guys 👏 Kisah kedua sahabat yang menyukai sosok lelaki yang sama tapi keduanya hanya bisa memendam rasa kekaguman mereka.