BAB 26

135 19 18
                                    

Sambil memasukkan bongkahan-bongkahan es batu yang baru diambilnya dari dalam freezer ke dalam kompresan khusus es, Yoona duduk di samping Taehyung di atas sofa ruang tamu rumahnya. Ia menghela nafas letih. "Paman Sung belum bisa menerima hubungan kita?" Dengan lembut ia mengompres pipi kiri Taehyung yang sedikit berwarna biru. "Tapi tidak seharusnya dia mesti memukulmu. Kau tak bersalah apa-apa."

"Kita memang tidak salah apa-apa." Taehyung mengambil alih kompresan es dari tangan Yoona. "Tapi Paman Sung cukup berhak untuk merasa marah padaku. Aku memang sudah mengambil segalanya dari Jinwoo. Terutama engkau."

Yoona menggeleng. "Andaikan Jinwoo masih hidup sekalipun, selama kita berdua bertemu dan berkenalan, aku tetap akan jatuh cinta padamu."

Baru kali inilah Taehyung mendengar Yoona mengakui hal itu. "Sungguh? Kau tetap akan jatuh cinta padaku?"

"Aku tak pernah ragu soal itu."

"Hmm, apakah kau tetap akan memilihku dan rela memutuskan pertunanganmu dengan Jinwoo?"

Yoona kembali menghela nafas. "Soal itu, aku tak tahu." Ia menatap Taehyung dan cepat-cepat menambahkan sebelum kekasihnya itu salah paham, "Jinwoo tidak pernah bersalah padaku. Dan aku adalah seorang perempuan yang selalu memegang janjiku. Aku mungkin akan merasa bimbang, antara mempertahankan kesetiaanku ataukah menjadi seorang pengkhianat demi kebahagiaan kita berdua." Yoona melirik Taehyung. "Tapi yang jelas, aku pasti ingin bersamamu dan menjalin cinta denganmu. Terkadang saat aku mensyukuri keberadaanmu di sisiku, aku bersyukur karena kita bertemu di saat aku bukan lagi tunangan Jinwoo. Tapi...," Yoona memilin gaun tidurnya, "bukankah itu artinya aku mensyukuri kematian Jinwoo? Aku merasa bersalah setiap kali memikirkan hal itu, Tae." Helaan nafas Yoona terdengar jelas di telinga Taehyung.

"Yoona," ada sesuatu yang tiba-tiba saja tersangkut di ujung lidah Taehyung. Yoona tak perlu merasa bersalah kepada Jinwoo jika seandainya saja gadis itu tahu bahwa di Seoul, Jinwoo telah menjalin hubungan dengan wanita lain, bahkan sempat menghamili wanita itu dan berniat untuk memutuskan pertunangan dengan Yoona demi kekasih gelapnya itu. Rahasia yang selama ini disimpan oleh Taehyung itu mungkin sudah saatnya untuk diceritakan kepada Yoona.

Namun saat kedua bola mata Yoona yang jernih balas menatapnya, Taehyung tak sampai hati untuk menghancurkan kepercayaan Yoona bahwa hanya dirinya seorang yang dicintai oleh mendiang Jinwoo.

"Apa yang mau kau katakan?" Tegur Yoona melihat Taehyung malah terdiam dan tak jadi meneruskan kata-katanya.

"Aku ingin mengatakan padamu bahwa kau tak boleh merasa bersalah. Takdir Jinwoo bukan kau yang menuliskannya. Jika bisa, aku juga tak mau menjadi orang yang menabrak Jinwoo sampai tewas. Tapi itulah yang terjadi."

"Aku tahu, Tae. Aku juga tidak menyalahkanmu lagi atas kematian Jinwoo." Yoona termangu. "Sejak jatuh cinta kepadamu, aku sering merasa aneh saat mengenang Jinwoo. Dulu aku mencintainya. Kurasa, aku bahkan sangat mencintainya. Tapi setelah ada dirimu, aku tak bisa lagi mengingat seperti apa rasanya mencintai Jinwoo. Seolah-olah kenangan tentang dirinya, tentang hubungan kami, hanyalah potongan-potongan adegan dari sebuah film yang pernah kutonton. Rasanya itu semua tidak nyata." Yoona mendaratkan tangannya di atas paha Taehyung dengan lembut. "Jujur, aku tak pernah berniat untuk melupakan Jinwoo----bagaimanapun juga dia pernah menjadi bagian dari hidupku selama bertahun-tahun, tapi kini... Sung Jinwoo terasa seperti orang asing bagiku. Mengenang Jinwoo rasanya sama seperti mengenang teman-teman lamaku. Tak ada perasaan cinta dan rindu lagi." Yoona menatap kedua mata Taehyung lekat-lekat. "Pantaskah aku merasa seperti itu kepada bekas tunanganku sendiri?"

Semula Taehyung merasa cemburu saat Yoona mengakui bahwa dia pernah sangat mencintai Jinwoo, namun setelah mendengarkan seluruh isi hati Yoona, rasa cemburu Taehyung kepada Jinwoo menguap seketika. Ia meletakkan kantung berisi es batu untuk mengompres pipi kirinya di atas meja tamu. Sebagai gantinya, ia menggenggam tangan Yoona erat-erat.

LOVE THAT DOESN'T HAVE A NAME [VYOON FANFIC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang