Aku terbangun ketika rintik hujan mengenai wajahku. kubuka mataku perlahan, aku menghela nafas. tiga tahun setelah kepergian bagas. aku masih tidak bisa melupakannya.
Ilustrasi# ( Dimas Umbara ) 21 tahun
Perkenalkan aku dimas, tiga tahun sudah berlalu tapi kenangan itu masih melekat di pikiranku. saat ini umurku menginjak 21 satu tahun. Aku menghela nafas ketika kurasakan seluruh tubuhku basah dengan air. Hujan yang sangat deras.
Kupaksa diriku untuk berdiri dan mencari tempat berteduh. Kukira dengan bersantai ditaman bisa membuatku tenang. Aku menyesal, aku hanya mencari ketenangan dan tidak tau akhirnya tertidur dan mendapati tubuhku yang sudah basah karena hujan.
Aku berteduh di sebuah gazebo yang sebelumnya sangat ramai tapi sekarang sudah kosong. Di hari libur seperti ini entah kenapa aku merasa kosong, aku duduk memandang sekitaranku yang telah basah karena hujan.
kulirikan mataku ke jam yang sedang terikat di lengan kiriku.
"Jam tiga sore..."
aku melihat kesekitarku yang sangat sepi, tidak ada orang sedikitpun. Aku menghela nafas dan berharap hujan ini akan berhenti dengan cepat.
Matahari terbenam di ufuk barat dan membenamkan seluruh cahaya . aku sudah terjebak selama empat jam. aku senang ketika hujan telah berhenti. jam tujuh malam aku keluar dari taman ini. aku merasakan perutku sedikit berbunyi, rasanya sangat lapar.
Aku memandangi seluruh gedung gedung tinggi yang sangat indah. Menghirup udara sejuk sehabis hujan membuatku ngerasa sedikit berbeda. Seperti menghirup tabung oksigen yang baru, udara kali ini sangat sejuk dan bersih.
aku stop di sebuah warung makan pinggir jalan, aku tidak terkejut dengan harganya yang sangat mahal. seperti itulah jakarta.
"Lalapan satu dan es teh manis..." ucapku memesan.
aku mengambil dan membuka hpku yang sebelumnya aku taruh di dalam kantong selana. kulihat terdapat sebuah pesan yang berisikan jadwal baru dikirimkan kepadaku. aku hanya bisa menggelengkan kepalaku, menghela nafas dan sabar. sungguh kerjaan yang merepotkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mine
Teen Fiction"Aku rindu..." Note: Sebelum baca ini dipersilahkan baca "Aku dan nafsu pemuda kampung"