Selesai merapikan barang bawaannya Freya langsung menyiapkan diri untuk belajar. Dia sungguh menghabiskan waktu dan berkutat hanya pada buku dan pulpennya. Freya tidak punya waktu untuk menjadi remaja seperti pada umumnya.
"Frey!" Panggil Alditya yang sudah berdiri diantara pintu sambil membawa cola dikedua tangannya. "Belajar, belajar, belajar, tipes lu" ucapnya yang kemudian menaruh cola itu didekat Freya lalu berbaring dikasur adiknya.
"Bersyukur, Bang. Lo ikutnya sama ibu. Beda cerita kalo ikut sama ayah" sanggah Freya.
"Ya makanya nanti pas persidangan bilang ke hakim lo mau tinggal disini" pinta Alditya dengan wajah yang bersungguh-sungguh.
"Terus ayah ntar bakar rumah ini. Males, Bang" balas Freya lalu dia kembali ke buku pelajarannya.
"Frey!"
"Hm"
"Daniel siapa?"
Gerakan Freya terhenti lalu menoleh pada kakaknya dan mereka saling menatap untuk sesaat. Freya ragu apakah dia harus menceritakan kejadian disekolah sementara Alditya sudah siap menjadi pendengar untuk adiknya.
Freya menghembuskan nafas kasar, lalu berucap,"Bang Ditya inget cerita kemaren waktu ada siswa yang Freya sebarin videonya sampe mereka dikeluarin? Namanya Daniel sama pacarnya Santi. Santi itu temennya Wulan, saingan peringkat gitulah sama Freya. Waktu pengumuman peringkat terbaik dia ngegosip sengaja biar Freya marah. Freya kepancing trus dorong dia sampe bentur tembok. Pacarnya Wulan itu Satria temennya Daniel juga. Dia yang sering bully si anak tiri. Gosipnya sih Wulan suka sama anak tiri tapi ditolak makanya jadi gitu"
"Yaelah rumit banget dah" balas Alditya yang menganggap cerita Freya ternyata sesimple itu. "Ya emang semua kekacauan gara-gara si anak tiri itu"
"Dia nampar Wulan juga" sambung Freya yang masih ingin melanjutkan ceritanya.
"Apa?"
"Freya mau nampar Wulan tapi dia cegah Freya. Akhirnya malah dia yang nampar Wulan pas didepan banyak orang"
Wajah Alditya mulai kaku. Sudah jelas semua yang menimpa Freya karena anak selingkuhan ayahnya itu. Apanya yang melindungi? Alditya sudah salah besar percaya padanya.
"Bego apa gimana sih dia? Malah memperkeruh keadaan!" Kesal Alditya.
"Ngga tau lah, Bang. Ngga peduli juga" balas Freya yang lebih malas membahas Alvin. "Sekarang udah gapapa, Bang. Santi udah keluar. Daniel juga. Paling mereka udah pada kapok" ucap Freya lagi yang berusaha meredam kecemasan Alditya.
Alditya hanya berdehem saja karena dia tidak percaya kalimat Freya barusan. Freya yang merasa kakaknya butuh terpejam sesaat memilih kembali belajar dan memakai earphone miliknya agar Freya bisa lebih fokus.
***
Kartika membuka pintu kamar Freya dan menemukan putrinya masih belajar dengan mata yang sudah terkantuk. Sementara putranya sedang tertidur nyaman dikasur adiknya.
"Freya sudah, Nak. Waktunya tidur" ucapan Kartika tidak didengar oleh Freya yang sedang mendengarkan musik bervolume keras. Kartika berjalan mendekat dan melepaskan earphone Freya dengan perlahan.
"Eh, ibu" sapa Freya yang baru menyadari kedatangan ibunya.
"Tidur, Sayang" pinta Kartika dengan suara lembut.
"Ibu beneran mau ambil hak asuh Freya?" Tanya Freya yang membuat Kartika memasang wajah serius.
"Serius. Freya ngga mau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
R!SK
Short StoryDisclaim : Cerita dari anak broken home. Jadi pasti akan ada banyak sekali scane atau kata kata yang kurang pantas untuk ditiru. :) Terinspirasi dari kisah nyata penulis☺️ __---____------_______------______-----______ Freya masih 12 tahun saat itu d...