28. Arah Pulang

173 19 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Maaf upnya lama man teman

Bantu koreksi jika ada typo ataupun kesalahan tanda baca

Vote and komennya ya teman-teman.

Jangan lupa

Bismillahirrahmanirrahim

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Maaf, Mas. Salah lempar."

Reno seketika langsung mendorong Aletta menjauh darinya. Ia memalingkan wajah ketika matanya bersitobrok dengan netra kelam milik laki-laki yang katanya salah melempar batu kearahnya.

Malu karena tindakan kasarnya dilihat oleh orang lain, ia memutuskan pergi meninggalkan Aletta begitu saja. Kesal? Tentu saja, namun ia tidak peduli dan tidak ingin tahu siapa sebenarnya sosok yang telah mengganggunya itu? Namun, Reno tak peduli pada urusan orang lain.

Setelah Reno berjalan cukup jauh, Aletta bergegas menghampiri Zeidan dan Sahara.

"Terimakasih," ujarnya dengan sumringah. Tidak dipungkiri, tindakan kecil Zeidan benar-benar membuatnya senang seakan pemuda itu ingin melindunginya. Tanpa Sadar, dirinya menatap berbinar pada wajah laki-laki yang telah membantunya itu.

Tidak ada niatan membalas ucapan Aletta sama sekali, Zeidan lebih memilih mengenggam jemari lentik sang istri dengan lembut. "Ayo kembali ke tenda!" Ajaknya pada Sahara. Ia merasa sudah melepaskan kewajibannya untuk menolong Aletta, jadi tak ada gunanya lagi ia tetap ada di sana.

"Kamu aja sana!" Bukannya menurut, Sahara malah melepaskan tautan tangan mereka. "Aku mau nemenin Aletta dulu," kata Sahara kemudian.

Zeidan menatapnya penuh tanya, merasa sedikit kesal ketika mendapat penolakan dari wanitanya. Namun sebelum ia mengatakan sesuatu, Sahara malah kembali menyela.

"Tidur sama temen-temen yang lain aja, tendanya mau dipake Hara sama Aletta," kata Sahara tanpa menunggu persetujuan Zeidan maupun Aletta. Teman-teman yang dimaksud Sahara adalah Bian, Arsen dan juga Mahen. Ketiganya juga turut hadir di sana.

Tentu saja Zeidan tidak terima, niatnya ke sini untuk berduaan dengan sang istri, tapi istrinya itu malah denga senang hati mengusirnya dan membawa orang lain untuk tidur satu tenda. Zeidan benar-benar tidak terima!

"Tapi-

"Dada, Mas! Tidur yang nyenyak, ya?!" Dengan teganya Sahara menyela lalu ia membalikan tubuh Zeidan dan mendorongnya agar menjauh dari sana. Ia mengedipkan mata dua kali lalu tersenyum manis agar Zeidan mau menurutinya. Zeidan langsung memeluk Sahara erat, menghujani kepala sang istri dengan kecupan-kecupan lembut. Aletta yang melihat itu langsung menatap arah lain, hatinya berdenyut nyeri ketika Zeidan memperlakukan Sahara dengan kasih sayang.

Al Zeidan (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang