BAB 39

14 1 0
                                    

"Aku berani bersumpah bahwa bukan akulah yang meracuni Ratu!" Suara tegas dari Helen membuatnya sedikit terengah engah, dia hanya berada ditaman menikmati pemandangan namun tiba tiba para bawahan Kyran datang dan mencurigainya.

Dengan perasaan marah, aku berdiri dan memutuskan untuk segera pergi dari sana, para bawahan itu benar benar tak punya adab.

Tapi karna emosi, aku tanpa sengaja menabrak seseorang, ya benar suamiku Kyran yang sudah kembali, aku dengan senyum gugup menundukkan bahuku, tak berani menatap matanya.

"Katakan padaku apa yang terjad sebenarnya selama aku pergi." Nadanya tegas tapi tangannya berkata sebaliknya. Tangannya yang kekar itu mengelus tangan kecilku, itu sedikit menenangkanku.

"Maafkan aku, tapi bukan aku yang meracuni Ratu, aku benar benar-" Sial, aku tidak mau menangis didepannya, jika kukatakan semua, apa dia akan percaya? apa dia akan benar benar mendengarkan penjelasanku?

"Aku benar benar tidak tau apa apa.." Rasanya tenggorokanku seperti dirantai, menahannya membuatku mual karna aku juga menahan air mataku. Seluruh orang berada disini bahkan tuan Nelson dan Vedysenn.

Pria didepanku menghela nafas, dia mengelus pundakku. Hangat.

"Aku mendengar bahwa kau membuat Aria menjadi tersangka, apa yang membuatnya menjadi tersangka?"

Aku tak terkejut mendengar pertanyaan itu, padahal aku sudah berharap bahwa dia akan berada disisiku, tapi memang cinta pertamanya tetaplah Aria, tapi aku harus tetap mengatakan yang sebenarnya.

"Dia, dia menyuruhku untuk memberikan Ratu minuman yang dia buat, lalu setelah mendengar bahwa ratu keracunan ia bertingkah sekolah tak tau apa apa." Aku dengan berani menatap mata elangnya yang tajam.

Aku mencoba membaca wajahnya, tetapi yang kutemukan hanyalah wajah datar dan datar, bagaimana bisa ia bersikap santai di saat saat seperti ini.

"Sekarang, dimana Aria?"

"Aku tidak tau, tapi yang kulihat sebelumnya dia pergi keluar istana."

"Dia benar benar keluar istana sesuka hati ya.. cari Aria dan bawa dia langsung keistana terpaksa maupun tidak." Kyran memerintah para bawahannya, dengan anggukan tegas sebagai jawaban mereka.

Nelson yang sedari tadi menyimak menghampiri kami berdua, dia kemudian tersenyum Dan berdiri disamping Kyran.

"Dari perkataan Nyonya, bukankah itu sudah jelas bahwa Nona Aria yang meracuni Ratu, apa Nyonya tak memiliki bukti bahwa dialah yang membuat dan meracik minuman tersebut?"

Aku hanya menggeleng pelan, mungkin seharusnya dari awal aku bilang pada mereka bahwa Aria-lah yang membuat minuman itu, tapi sepertinya mereka tetap akan menuduhku dan mengira bahwa aku hanya dengki pada Aria dan berusaha menjatuhkannya dengan cara ini. Astaga, pada intinya tetap aku yang salah.

"Kau tak membantu sama sekali Nelson, aku harus tau semua kejadiannya secara terperinci." Tegas Kyran dengan helaan nafas, ia kemudian menatap ke sekeliling taman, memperhatikan bahwa ia tak menemukan adiknya bahkan saat ia baru pulang dari kerajaan.

"Dimana Fellencia?" Tangannya dengan satu alis terangkat. "Kudengar ia mengurung diri dikamarnya, aku jadi merasa bersalah.."

"Jika kau yakin ini bukan salahmu, maka bersikaplah seolah olah kau tidak bersalah." Dia mengatakan itu sembari menghentakkan kakinya, memasuki istana, sepertinya ia ingin melihat adiknya juga, kuharap Fellencia bisa memaafkanku karna dia teman pertamaku disini.

***

"Bagus Aria, buat dia semakin tersiksa."  Ucap seorang pria yang tak lain adalah Mr L, dengan Aria dipangkuannya, tangan Aria menyentuh lehernya, sungguh sensasi yang sangat sensual.

Tragic FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang