Prolog

36 9 0
                                    

"Kau ingin mengambil satu gelas sampanye ini, Tuan ...?"

"Ben," koreksi pemuda tampan dengan rambut belah tengah itu.

Sang pelayan perempuan membiarkan gelas tinggi yang akan diambil Ben.

Ia membawa gelas itu dalam tangannya berkeliling sejenak di pesta yang diadakan oleh pemerintah negaranya.

"Hei kau, aku tidak minum benda sialan ini!"

Oh wow, Ben tidak terlalu suka terusik dengan masalah orang lain. Tetapi menolak minuman yang disediakan rasanya kurang pantas, apalagi ia menggunakan kata kasar seperti 'sialan'.

Oh ayolah! Ben bukan orang bersahaja yang patut di contoh, hanya saja ... ia masih tahu cara menempatkan dirinya.

"Bawa ini, huh menyebalkan!" sentaknya.

Ben hanya tersenyum kecil sembari menunjukkan minuman yang ia bawa kepada pemuda kecil yang menarik perhatiannya tadi.

Eh jujur, Ben hanya melakukan gerak-gerik menyapa tamu, tapi justru pemuda itu mendelik kesal kearahnya.

"Jangan sok genit," katanya dengan nada sebal sebelum pergi meninggalkan Ben dengan wajah 100% kaget dan melongo.

Apa-apaan?!

Ben tak ambil pusing dan detik berikutnya bunyi dentingan gelas dari petinggi negaranya membuat semula keadaan riuh menjadi tenang dan memusatkan perhatian kearah lelaki tua itu.

Ben menyerit, oh tuan dari negara Salvador yang tengah menjadi pusat sekarang.

Diikuti pemuda kecil tadi berdiri dengan anggun disampingnya, "Oh wow, ini menarik, pemuda sombong itu ternyata dari negara Salvador," bisik seorang pemuda disamping Ben.

Ben hanya mengangguk tidak terlalu memperdulikannya.

"Aku membenci negara mereka," Ben sontak menyerit bingung dan melirik kearah dada bagian kanan pemuda disampingnya memastikan tanda pengenal nya, kemudian mengangguk mafhum.

"Bersulang untuk kedamaian," ucapnya yang diikuti seluruh hadirin di pesta tersebut.

Ben hendak mundur untuk mencari celah sedari tadi kejanggalan yang diamati, sebelum matanya bersibobrok dengan pemuda kecil yang berdiri tak jauh darinya itu.

Ben menatap balik pemuda itu yang menatapnya, sebelum pemuda itu memutus pandang mereka.

Ben masih melihat gerak-gerik pemuda itu, ia menunduk dan entah mata Ben yang terlalu buram atau bagaimana, tapi dapat Ben lihat, semburat merah menjalar di pipinya.

"Terry, dari negara Salvador, si elang liar, musuh bebuyutan kita," bisik Mentri pertahanan dari negaranya.

Ben tersenyum culas mendapati nama itu.

Cont—
***



nitip prolog, kapan2 aku balik lagi
maaf hilang2an🙇🏻‍♀️🙇🏻‍♀️🙇🏻‍♀️









always with love, eftaequilla.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: 5 days ago ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Loving You is a sin | Beomtae short story (on going)Where stories live. Discover now