.
.
."Selamat ulang tahun, Akutagawa."
"Selamat ulang tahun, Atsushi."
Orang dihadapan ku ini, namanya Akutagawa Ryunosuke. Dia adalah orang yang lebih tua dariku.
Kami tinggal di panti asuhan yang sama dan dikirim ke sini pada tanggal yang sama. Kedengarannya seperti kebetulan sekali, kan?. Sejak mengetahui hal tersebut kami menetapkan bahwa pada tanggal 3 Oktober adalah tanggal ulang tahun kami karena tiada yang tahu kapan sebenarnya kami lahir. Pastinya satu hal yang ku tau, usia ku sekarang ini sudah 6 tahun sedangkan Akutagawa sudah 8 tahun. Meski kami sadar kalau kami tidak ada hubungan darah, kami sangat dekat satu sama lain seperti memang selayaknya saudara kandung....
Penjaga panti kami memberikan kami hadiah berupa sepasang baju. Model yang sama namun warna yang terbalik (meski keduanya hitam-putih sih). Mendapatkan pakaian baru untuk diri sendiri sudah seperti hadiah yang sangat spesial bagi kami karena biasanya kami hanya memakai pakaian hasil sumbangan yang kebanyakan bekas orang lain. Sebagai ucapan terimakasih dan karena terlalu senang, aku dan Akutagawa langsung memakai pakaian itu.
"Hey Atsushi, Bagaimana penampilan ku?," Akutagawa bertanya sambil menatap dirinya di cermin. Wajahnya terlihat bersemangat, aku senang melihatnya begitu bahagia.
"Kau terlihat luar biasa seperti biasanya!." Aku tersenyum bangga dan mengacungkan jempol padanya.
"Hah ... " Ia malah menghela nafas dengan muka masam?. Kenapa dia malah cemberut? Apa ada yang salah dari pujian ku?
"A-," dia memotong ucapan ku
"Seperti biasanya?, berarti aku biasa saja?." Cetusnya dengan lugas.
Baik, sekarang aku paham kenapa dia marah. Dia memang sedikit emosional makanya dia tidak begitu mudah akrab dengan orang. Bagiku itu menggemaskan.
Aku menggeleng dan terkekeh kecil, "Bukan begitu maksudku. Ku pikir kau selalu keren setiap saat dengan memakai apapun."
Sudut matanya melirik ku tetapi wajahnya masih masam. "Benarkah?."
"Tentu saja benar!. Aku tidak pernah berbohong pada mu kan?," aku memeluknya dari belakang untuk meyakinkan nya. Salah satu tangannya mengusap pipi ku. Tangannya cukup kasar untuk tangan seorang anak-anak karena ia sering bekerja keras (terkadang ia bekerja untuk membantu penjaga panti)
"Ya, aku percaya padamu." Sahutnya.
...
Hari ini matahari sangat terik disiang hari. Aku sedang memanjat pohon untuk melihat pemandangan dari atas. Rasanya sangat menyegarkan menghirup udara dari sini. Kami tinggal di daerah pedesaan yang bisa dibilang cukup kumuh. Panti asuhan kami juga terletak di atas bentangan bukit yang luas. Saat siang sampai sore, banyak anak-anak yang bermain di luar termasuk aku dan Akutagawa.
Akutagawa berada di bawah. Ia bersandar pada pohon yang ku panjat ini sambil membaca sebuah buku. Kondisi fisik Akutagawa tak begitu baik, jadi ia sering mengurangi aktivitas-aktivitas yang menggunakan banyak tenaga. Contoh mudahnya seperti apa yang terjadi saat ini.
Akutagawa menutup bukunya. Buku itu terlihat tebal dan usang namun ia suka sekali membacanya. Ia mendongak padaku dan berdehem sebelum bicara.
"Atsushi ... Jika ada orang yang ingin mengadopsi mu, kau ingin mereka keluarga yang seperti apa?," wajahnya yang mendongak pada ku itu dipenuhi dengan ekspresi penasaran.
Aku berpikir sebelum menjawab, "Eh?, itu pertanyaan yang tiba-tiba sekali ... Hmm, aku sebenarnya tidak pernah memikirkan tentang ini. Bahkan mungkin aku tidak pernah berniat memikirkannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stray Dogs Diary (One-shot)
Fanfictionfanfic random yang ditujukan buat para penonton dan pembaca manga BSD (Bungou Stray Dogs) yang lagi depresi karena fanfic ini isinya sangat anti nge-sad Ini cuma fanfic ringan jadi ya maaf kalau banyak typo Semua karakter disini punya Asagiri-sensei...