𝐁𝐁𝐋. ᴛᴀɴᴛᴀɴɢᴀɴ ʜɪᴅᴜᴘ ʙᴀʙᴀᴋ ᴘᴇʀᴛᴀᴍᴀ.

115 16 1
                                    


Perjalanan hidup yang rumit bukanlah sebuah kelemahan, melainkan cerminan betapa kuatnya dirimu dalam menghadapi setiap rintangan. Setiap liku, setiap badai, dan setiap jalan yang berkelok memberi pelajaran berharga tentang siapa kita sebenarnya. Tidak apa-apa jika kadang merasa tersesat atau lelah—itu adalah bagian dari proses tumbuh. Ingat, meski jalannya sulit, setiap langkah maju adalah kemenangan kecil yang mendekatkanmu pada versi dirimu yang lebih kuat dan lebih bijaksana. Jangan pernah meremehkan kekuatan dirimu dalam menghadapi perjalanan yang rumit ini. Pada akhirnya, semua akan terbayar dengan indah.







🩶🩶

Malam ini kota Beijing diselimuti kabut tipis yang berarak di bawah temaram lampu jalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini kota Beijing diselimuti kabut tipis yang berarak di bawah temaram lampu jalan. Xiao Zhan berjalan cepat di trotoar yang hampir sepi, derap langkahnya bergema di antara gedung-gedung tua. Ia merasakan sesuatu yang ganjil. Sejak beberapa hari terakhir, hidupnya terasa tak tenang, selalu ada mata yang mengawasinya dari jauh.

Tiba-tiba, suara langkah berat terdengar di belakangnya. Xiao Zhan melirik ke kaca etalase toko di sebelahnya dan melihat bayangan beberapa pria berpakaian serba hitam. Hati Xiao Zhan langsung berdegup kencang. Mereka datang lagi. Mereka adalah orang suruhan seseorang yang sejak beberapa hari terahir mengincar dirinya.Tapi untuk alasan apa? Xiao Zhan tak punya waktu untuk memikirkannya. Tanpa pikir panjang, ia mempercepat langkahnya, namun pria-pria itu pun melakukan hal yang sama.

Xiao Zhan menyadari bahwa ia tak mungkin lolos hanya dengan berjalan. Ia mulai berlari, menembus jalan-jalan kecil di antara gang sempit kota Beijing. Suara langkah berat para pengejarnya semakin mendekat. Napasnya memburu, keringat dingin membasahi wajahnya, namun ia tak berani berhenti. Setiap tikungan terasa seperti jebakan, setiap lorong sempit bisa menjadi perangkap yang mematikan.

Ia berbelok ke jalan yang lebih gelap, berharap bisa menghilang di antara bayang-bayang malam. Namun sayangnya, pria-pria berbaju hitam itu sudah mengepungnya. Satu orang muncul dari sudut depan, sementara dua orang lainnya memblokir jalannya dari belakang. Tatapan mereka dingin, wajah mereka tak menampakkan belas kasihan.

Xiao Zhan terjebak.

Mata mereka bersinar kejam, dan salah satu dari mereka mengambil langkah maju, mengeluarkan tali dari balik jaketnya. "Tidak ada jalan keluar," ucapnya dingin.

Namun, tepat saat mereka mendekat, Xiao Zhan melirik ke dinding rendah di sebelahnya. Tanpa berpikir panjang, ia melompat, mengerahkan seluruh tenaganya untuk memanjat dinding itu. Para pengejarnya terkejut, mereka tak menyangka Xiao Zhan akan begitu cepat bertindak.

Ia berhasil naik ke atap gedung yang rendah, lalu berlari lagi, melompati beberapa atap rumah yang saling berhimpitan. Nafasnya tersengal, lututnya mulai bergetar karena kelelahan, tetapi tekadnya tak goyah. Ia tak akan menyerah.

Para pria berbaju hitam itu berusaha mengejarnya, tapi mereka tak secepat Xiao Zhan. Di salah satu atap, ia melihat sebuah tangga darurat. Tanpa ragu, ia meluncur turun, masuk ke dalam gang kecil yang gelap. Langkahnya terhenti sesaat, mencoba mendengar suara langkah musuhnya. Hening. Mereka kehilangan jejak.

𝘽𝙚𝙩𝙬𝙚𝙚𝙣 𝘽𝙪𝙡𝙡𝙚𝙩𝙨 𝙖𝙣𝙙 𝙇𝙤𝙫𝙚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang