Bab 7 Pantai Bira

12 4 0
                                    

*-ˋˏ✄┈┈┈┈*

Undangan tak terduga di tengah hiruk-pikuk suasana kelas, Abdi, berdiri di depan papan tulis. Dengan penuh semangat, ia mengangkat suaranya, menarik perhatian teman-temannya yang terbenam dalam obrolan masing-masing.

"Teman-teman! Ada kabar gembira!"

"Kabar gembira apa? tanya Amle's gadis blasteran

"Kabar apa?" teriak Mufti berjalan mencari pulpen di meja temannya

"Akhir pekan ini, kita akan mengadakan acara di Pantai Bira!

"WACANA! WACANA!" jawab Bobby sambil memukul meja

"Pantai Bira? Dimana itu?"

"BULUKUMBA!” serunya dengan antusias, matanya berbinar penuh harapan.

Kelas pun seketika menjadi riuh kembali. Beberapa siswa bersorak gembira, sementara yang lain mulai berdiskusi tentang rencana perjalanan. Abdi telah merencanakan acara ini selama beberapa minggu, dan ia ingin menjadikannya momen yang tak terlupakan bagi semua orang.

"Eh-, Abdi!" panggil Shafa dengan suara sedikit bergetar. "Pasti biayanya mahal"

"Tenang saja, Shafa! Semua biaya sudah ditanggung! Kita hanya perlu membawa makanan dan bawa diri. Semangat!"
Shafa merasa sedikit lebih tenang, tetapi hatinya masih bimbang. Ia ingin ikut, tetapi rasa takut dan keraguan menghalangi langkahnya. Abdi, yang merasakan kebimbangan Shafa, mendekatinya.

"Shafa. Kamu harus ikut sih! Ini kesempatan yang bagus loh untuk bersenang-senang dengan teman-teman bukan cuma bersenang-senang kita juga bakalan dibuat tercengang dengan keindahan alam. Kita bisa bermain pasir, snorkeling, atau bahkan hanya duduk-duduk sambil menikmati sunset," ujarnya dengan nada mengajak.

Mendengar itu, Shafa tersenyum kecil. Ia membayangkan diriya berdiri di tepi pantai, merasakan angin laut yang segar, dan mendengar suara ombak yang berdebur.

"Ok. Saya ikut!"

*-ˋˏ✄┈┈┈┈*

Hari yang ditunggu pun tiba. Dengan semangat yang membara, Abdi dan Shafa bersama teman-teman mereka berangkat menuju Pantai Bira. Sepanjang perjalanan, Bus yang ia tumpangi dipenuhi canda tawa.

Shafa merasa lebih nyaman dan bersemangat.

Setibanya di pantai, mereka disambut oleh keindahan yang luar biasa. Pasir putih yang lembut dan air laut yang jernih membuat hati Shafa bergetar. Ia tak sabar untuk menjelajahi pantai tersebut.

Semuanya menghabiskan waktu berbincang, berbagi cerita, dan merencanakan petualangan selanjutnya.

*-ˋˏ✄┈┈┈┈*

DUA ATMA MENYATU DALAM ASMARALOKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang