Mobil Avanza warna silver melaju kencang di jalanan yang berkelok, mengiringi deru angin dan desiran daun. Di dalam mobil, semangat delapan mahasiswa dari Universitas Pelita Bangsa sedang memuncak. Mereka baru saja menyelesaikan ujian akhir semester dan siap melepas penat dengan mendaki Gunung Merapi."Woi, gue udah gak sabar mau ngeliat pemandangan puncak Gunung Merapi nih," kata Rama, kekasih Syifa, sambil menepuk kursi di belakang nya.
"Sabar, Bro. Nanti sampai di puncak baru selfie-selfie," jawab Dian, sang pemimpin kelompok pendaki, dengan senyum yang menyiratkan semangat petualangan.
"Gue sih udah ngebayangin makan mie instan di puncak gunung," timpal Perdi, kekasih Widya, dengan nada bercanda.
"Eh, sayang, jangan ngomongin makanan dulu, yah. Nanti aku laper," kata Widya, kekasih Perdi, sambil menggeleng kepala.
"Iya, sayang. Nanti aku bakal masakin mie instan buat kamu di puncak gunung," kata Perdi, dengan nada manis.
"Eh, aku mau minta mie instan juga, dong," kata Siska, kekasih Deni, dengan nada manja.
"Iya, sayang. Nanti aku masakin mie instan buat kamu juga," kata Deni, dengan senyum yang menawan.
"Eh, lo berdua romantis banget, sih. Gimana dengan gue? Gak dimasakin mie instan juga?" kata Syifa, kekasih Rama, dengan nada bercanda.
"Eh, sayang, kamu kan bisa masak mie instan sendiri," jawab Rama, dengan nada bercanda.
"Ih, gimana sih, Rama? Aku kan lagi pengen dimasakin sama kamu," kata Syifa, dengan nada manja.
"Ya udah, nanti aku masakin mie instan buat kamu juga," kata Rama, dengan nada lemah lembut.
Mereka terus bercanda dan bernyanyi di dalam mobil, mengisi perjalanan mereka dengan kebahagiaan. Mereka tidak menyadari bahwa sebenarnya ada sesuatu yang salah.
"Yan, lo udah ngecek informasi tentang Gunung Merapi?" tanya Fauzan, dengan suara yang sedikit mengerikan.
"Ya, udah gue cek. Katanya Gunung Merapi itu indah banget. Pemandangan nya keren. Kita bakal nikmatin sunrise di puncak gunung," jawab Dian, dengan mata yang berbinar-binar penuh semangat.
"Tapi, katanya Gunung Merapi itu angker," kata Bagus, dengan nada yang sedikit menyeramkan.
"Hah? Angker? Nggak mungkin, Bro. Gue sih nggak percaya," kata Rama, dengan nada yang agak takut.
"Eh, jangan ngomongin yang ngeri-ngeri gitu, Bro. Nanti kita ketakutan," kata Perdi, dengan nada yang mencoba menenangkan suasana.
"Gue sih nggak percaya cerita tentang gunung angker itu. Gue cuma mau
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendaki Yang Ganjil
Horror"Pendaki yang Ganjil" adalah cerita horor tentang sembilan mahasiswa yang berencana mendaki Gunung Merapi untuk melepas penat setelah ujian akhir semester. Namun, gunung tersebut terkenal angker dan memiliki mitos tentang penunggu gunung yang memint...