Di dalam sebuah toko bunga yang dipenuhi aroma lembut berbagai macam bunga, seorang wanita dengan rambut panjang diikat pontail sedang merapikan rangkaian bunga di etalase.
Namanya Ino Yamanaka, putri tunggal keluarga Yamanaka, pemilik toko bunga yang terletak di sudut jalan yang cukup strategis.
Setiap sudut toko dipenuhi nuansa lembut, dedaunan hijau, dan kelopak bunga yang menarik dalam keserasian warna.
Tringg...
Suara bel di pintu berbunyi. Aquamarine mata Ino terkejut pada seorang pemuda yang baru saja memasuki tokonya.
Sosok pria dengan rambut hitam pendek, tersisir rapi, dan kulit pucat seolah menambah kesan misterius serta dingin.
Kehadirannya begitu tenang, hampir seperti bayangan yang mengklaim antara aroma wangi bunga.
"Apakah ada yang bisa saya bantu, Tuan?" Suara lembut Ino memecah keheningan di antara keduanya.
Mata pemuda hitam itu menatap langsung ke arah Ino, datar tanpa emosi, membuat suasana sedikit membeku.
"Aku ingin sebuket bunga," jawabnya singkat, suaranya dalam dan tanpa nada.
Ino, yang merasa ada ketenangan yang tidak biasa, mendekat untuk bertanya lebih dalam.
"Bunga seperti apa yang Anda inginkan, Tuan?" tanyanya lembut, dengan senyuman yang masih tersisa di wajah.
Pria itu terdiam sejenak, membuat Ino sedikit bingung. Mungkinkah dia tidak tahu jenis-jenis bunga?
"Kalau boleh tahu, untuk acara apa bunga ini? Mungkin saya bisa membantu memilihkan yang tepat." Ino berusaha memastikan, nada suaranya tetap lembut dan penuh perhatian.
Setelah jeda yang terasa panjang, pemuda itu akhirnya menjawab.
"Untuk seseorang yang aku suka."
Ino tersenyum lebih lebar, kini paham arah pembicaraan ini.
"Baiklah, apakah untuk seorang teman atau mungkin... kekasih?" tanyanya, ingin memastikan.
"Kekasih," jawab pemuda itu singkat, membuat hati Ino sedikit bergetar.
"Silakan tunggu sebentar, Tuan. Saya akan merangkai yang terbaik untuk Anda," ujar Ino dengan senyuman yang menenangkan, lalu melangkah ke sudut toko untuk mulai merangkai bunga.
Saat Ino sibuk memilih dan merangkai bunga-bunga, pemuda itu tetap diam di tempatnya, duduk sambil memperhatikannya dengan tatapan yang sulit dijelaskan.
Ino sesekali mencuri pandang, mendapati bahwa dia selalu melihatnya, seolah-olah bukan hanya bunga yang menjadi pusat perhatian.
Namun, Ino tidak merasa berisiko. Ia hanya tersenyum kecil, berpikir mungkin pemuda ini terlalu fokus pada buket yang sedang dirangkainya.
Setelah beberapa menit berlalu, buket besar dan cantik itu akhirnya selesai. Ino mengambil dengan bangga, menyerahkan bunga itu pada pemuda misterius tersebut.
Dengan tangan yang cekatan, pria itu membayar tanpa kata-kata, namun, bukannya segera pergi, ia justru mengulurkan buket itu kembali pada Ino.
Ino sedikit terkejut. Dia menatap pria itu, bingung.
"Apa maksudnya, Tuan? Apakah Anda tidak menyukai rangkaiannya?" tanyanya ragu-ragu.
Pemuda itu menatap lekat Ino sebelum berkata,
"Orang yang aku suka itu... kamu."
Sekan waktu berhenti. Wajah Ino langsung merona, hawa panas menjalar ke seluruh tubuhnya.
Pipinya memerah, dan jantungnya berdebar kencang. Pengakuan cinta yang begitu tiba-tiba membuat pikiran berputar-putar, tidak tahu bagaimana harus merespon.
Namun, sebelum ia bisa mengatakan apa pun, pintu toko terbuka kembali.
Di sana berdiri seorang pria dengan rambut raven dan wajah yang dingin.
Menatapnya menusuk, penuh misteri, dan entah sejak kapan dia sudah berdiri di sana, mengamati.
"Sai, apa yang sedang kamu lakukan dengan calon istriku?" Pria itu berbicara dengan suara rendah namun tegas, menatap tajam kedua orang di depannya.
Ino terperangah, dipenuhi oleh seribu pertanyaan. Calon istri? Sejak kapan? Siapa pria ini? Apa yang sebenarnya terjadi?
***
Vote dan komen nya ya guys. Nanti kalau banyak yang baca tiap Minggu bakalan update ke YouTube yaa, nanti aku kasih linknya. Terimakasih karena udah mampir
Salam sayang dari Mou
KAMU SEDANG MEMBACA
CAMELLIA ||Sasuino||Saiino
RomanceAku, Yamanaka Ino, hanyalah seorang gadis sederhana yang tumbuh besar dengan kecintaan pada bunga. Sejak kecil, bunga adalah duniaku. Mereka memberiku kedamaian, dan kini, aku mengelola toko bunga kecil milikku sendiri. Toko ini adalah hasil kerja...