Farhan menatap lekat jasad seorang wanita berkebangsaan asing yang terkapar di area gedung rekonstruksi. Memeriksa setiap detil kasar pada tubuh wanita, untuk menemukan bukti dan mencari pelaku pembunuhan.
"Cap, kartu tanda pengenal ini ditemukan di sekitar sungai tidak jauh dari sini. Identitasnya cocok dengan korban," ucap Saka, junior sekaligus bawahannya di unit kriminal dan pemberantasan narkoba.
"Mn. Sisir juga bagian utara. Jangan sampai melewatkan aapapun," pintanya.
Saka, "siap laksanakan!"
"Nggak ada tanda-tanda pelecehan. Lukanya juga nggak terlalu fatal untuk bisa dibilang mengancam nyawa. Tapi jelasnya, wanita ini tewas dengan cara tidak menyenangkan," jelas seseorang yang entah sejak kapan datang memeriksa kondisi jasad.
"Dokter Juan," salam Farhan dengan sedikit hormat.
"Duh, udah berapa kali dibilang, panggil Juan aja. Atau Mas Juan juga boleh," balas Juan, seorang dokter forensik yang bekerja untuk kepolisian.
"Silahkan lanjutkan pemeriksaan anda."
"Panggil Mas dulu, dong," ujar Juan dengan mengerlingkan mata.
Farhan menatap Juan tanpa minat kemudian menyalakan HT miliknya untuk memberikan instruksi.
Biip
"Segera bawa jasad ke rumah sakit kepolisian untuk diperiksa. Saka dan tim perbantuan tetap di sini untuk mengumpulkan barang bukti. Kembali ke markas jika sudah mencari keseluruhan!"
Suara, "siap laksanakan!" Terdengar satu per satu dari ujung sambungan HT. Setelahnya, Farhan melenggang pergi bersama petugas untuk membawa jasad ke rumah sakit kepolisian.
"Apa anda hanya akan berdiri di sana Dokter Juan?" Tanya Farhan sarkas.
Juan mendecih, namun tersenyum nakal kemudian, "ayangnya Mas Juan ternyata masih peduli."
Farhan, "tentu. Jika anda tidak lupa, itu adalah tugas anda untuk memeriksa jasad Barbara."
Bibir Juan berkedut meski tetap tersenyum. Dalam hati, dokter itu mengutuk dan menyumpahi Farhan agar segera menjadi budak cintanya. "Sampai lo nanti bucin ke gue, liat aja bangsat! Gue nggak akan kasih kendor! Asu memang!"
"Lihat apa Ka?" Tanya Jati.
Saka menunjuk dengan menggerakkan wajahnya, "kayaknya Dokter Juan bucin banget. Padahal udah ditolak berkali-kali."
Jati terkekeh, "jangan anggap serius Dokter Juan, Ka. Dia itu playboy. Paling dia cuma penasaran aja sama Cap. Nanti kalau udah bosen Cap bakal dibuang gitu aja."
"Oh ya?"
"Hmm."
Tapi entah kenapa Saka tidak satu pemikiran dengan Jati. Menurutnya, cara Dokter Juan menggoda kaptennya bukan untuk bermain-main.
"Mikir apa, sih?! Kerja, Saka, kerja!"
______________________________________
Hai hai hai...
Joey bawa cerita baru buat nemenin kalian ngeteh depan rumah
Ini cerita antara Farhan (detektif kepolisian) sama Mas Juan (dokter forensik)
Nanti di cerita ini Joey gak akan terlalu fokus di job mereka, ya...
Fokus di kisah cintanya ajaSemoga respon kalian gak kalah bagus sama cerita sebelumnya.
With love,
Miss Joey
KAMU SEDANG MEMBACA
Case Of Love [BL]
Romance"Kenapa gue suka sama Farhan? Hmm. Karena dia terlalu lurus. Hati kecil gue nggak tahan buat nggak ngebengkokin orang macam dia." Juan "Berhentilah bermain dengan perasan orang lain. Jika anda punya banyak waktu, lebih baik segera selesaikan pekerja...