Motor hitam milik Ryu perlahan berhenti di depan pemakaman. Izuna menatap sekeliling sejenak sebelum akhirnya masuk ke dalam. Mereka terus berkeliling sampai akhirnya menemukan seseorang yang tengah berbicara di depan sebuah makam. Ryu mengikuti Izuna dari belakang dalam diam.
"Siapa kau?" Sosok di depan makam menghisap rokoknya pelan, bertanya tanpa menoleh.
"Kau butuh hiburan, Hanma Shuji?"
"Katakan saja apa tujuanmu. Jangan basa-basi!" Hanma menyesap minuman kaleng djln tangannya pelan.
"Apakah kau tidak ingin melihat dulu siapa yang sedang berbicara padamu?"
Izuna menurunkan tudung hodie-nya, menyeringai menatap Hanma yang terkejut saat melihat ke belakang.
"Kau?!"
Izuna mengabaikan reaksinya, melemparkan satu stel seragam Tenjiku pada Hanma, "Namaku Kurokawa Izuna. Bergabunglah dengan Tenjiku, Hanma Shuji."
Hanma terdiam selama beberapa saat. Dia lantas mengusap wajahnya kasar dan tertawa keras.
"Sial!" umpatnya. Dia mendongak, menatap sosok yang mirip dengan Kurokawa Izana.
"Dan kenapa aku harus bergabung?"
"Aku akan menunjukkan sesuatu yang menyenangkan padamu, Hanma. Kau tidak akan rugi." Izuna kembali menutupi kepalanya. "Tenjiku generasi dua akan bergabung dengan pertarungan Tiga Dewa nanti."
"Pikirkanlah dengan baik. Pada tanggal 7 Juli, datanglah ke taman bermain."
"Tanggal tujuh?" Hanma mengerutkan keningnya bingung. "Kudengar mereka memutuskan pertarungan tanggal empat belas Juli."
Izuna menyeringai di balik maskernya. "Kau akan tahu nanti, Hanma. Pikirkanlah dengan baik karena aku tidak bisa menjamin hidupmu jika kau menolak. Kuharap kau memilih dengan bijak, Hanma."
Hanma menyaksikan kepergian dua orang itu dalam diam. Dia berbalik, menatap makam di depannya.
"Brengsek!" Hanma mengambil sebatang rokok lagi dan menyalakannya.
"Bagaimana menurutmu, Kisaki?"
.
.
.
Di markas lain Tenjiku, tepatnya di gedung luas tak terpakai, Suo berjalan masuk bersama para eksekutif lain. Mata emasnya terbelalak, melihat sosok laki-laki bersurai putih tengah berdiri di atas tumpukan box bekas sembari memegang tali di tangannya."BOS!"
Suo berlari dengan cepat, begitu juga yang lainnya. Izuna melirik orang-orang itu dengan tatapan kosong.
"Berhenti di sana, kalian!" Gumamnya pelan.
Suo entah mengapa merasa merinding mendengar nada suara bosnya, bahkan yang lain juga sama.
"I-zuna-nii .... Tu-turun! Apa yang kau lakukan?" Rui menatap ngeri pada Izuna yang tengah memperhatikan tali di depannya dengan seksama.
"Ini sakit tidak, yah?" Izuna bergumam, yang jelas dapat di dengar oleh yang lain karena suasana tengah hening. Suo melirik Arata di sebelahnya, berbisik padanya.
"Dimana Ryu?"
Arata menggeleng, masih menatap cemas pada Izuna di atas sana. "Aku tidak tahu."
"Bos, ayo turun! Kau bilang ingin bergabung dengan pertarungan Tiga Dewa." Akihiko ikut membujuknya.
"Benar, Bos! Ayo turun." Ritsu ikut berbicara.
Sementara di atas, Izuna mengabaikan suara-suara di bawah dan hanya menatap tali di depannya dengan mata bersinar. Dia terkadang tersenyum, namun senyumnya hilang dalam sekejap.
"Sakit tidak, yah?" gumamnya lagi.
"Aku benci rasa sakit.“
Izuna mengarahkan tali itu ke lehernya yang membuat anak buahnya semakin cemas.
"Bos!"
"Izuna-nii, jangannn!!!"
"Sial! Bos, berhenti!"
Semua orang bergegas naik ke tempat Izuna secepat yang ia bisa sementara tali di tangan Izuna sudah ada di lehernya. Izuna hampir melompat sampai tiba-tiba pintu di dobrak dari luar.
Di sana, Ryu terlihat berdiri dengan wajah datar. Tangannya yang menenteng paperbag kecil berwarna coklat terangkat, menunjukkan benda itu pada Izuna sembari menggoyangkannya pelan.
"Taiyaki-mu, Izuna."
Kalimat Ryu jelas mengagetkan semua orang karena dia masih bersikap tenang. Suo hampir bertanya sampai tiba-tiba suara keras terdengar. Dia dan yang lain sontak menatap Izuna yang sudah ada di bawah setelah melompat, meninggalkan tali yang menggantung di atas begitu saja.
Izuna terlihat menatap berbinar pada benda yang dibawa Ryu. Mereka kembali dibuat terkejut saat Izuna langsung merebut paperbag itu dan mengeluarkan Taiyaki yang masih hangat dari dalam sana.
"Kau yang terbaik, Ryu!"
Izuna membawa Taiyaki itu di dekapannya, pergi duduk di sofa lama dan makan dengan tenang– benar-benar mengabaikan reaksi semua orang yang masih tak bisa berkata-kata.
"Ryu, kau–"
Ryu melirik Suo, meletakkan jari telunjuknya di bibir sebagai tanda untuk jangan berbicara. Dia mendekat pada Ritsu, berbisik di telinganya.
"Singkirkan tali itu selagi Izuna sedang makan." Ritsu menatap Izuna heran.
"Jangan khawatir, dia tidak akan memperhatikan yang lain saat sedang makan."
Ritsu bingung, namun dia tetap melakukan perintahnya. Ritsu naik perlahan ke atas, melepaskan tali yang menggantung itu dan membawanya ke bawah.
"Bakar saja." Ryu kembali berbicara. Ritsu mengangguk, menerima pemantik api dari Suo dan segera pergi ke luar.
Yang lain jelas benar-benar bingung melihat situasi tadi. Apalagi saat melihat Izuna yang benar-benar tak peduli dengan sekitarnya, padahal sudah membuat banyak orang jantungan karena tingkahnya.
"Dengarkan aku baik-baik." Ryu kembali berbicara setelah melihat Ritsu sudah kembali. Dia menatap Izuna sekilas, sebelum kembali mengalihkan perhatiannya pada yang lain.
"Jika kalian melihat hal seperti tadi, segera hubungi aku. Tapi jika aku tidak bisa datang cepat, jangan lakukan apapun untuk menghentikannya." Ryu memberitahu mereka dengan suara pelan. Suo mengerutkan keningnya, menatap bingung pada Ryu.
"Kau gila, Ryu?" tanyanya pelan. "Kau ingin kami diam saja saat melihat dia akan membunuh dirinya sendiri."
"Bukan." Ryu menggeleng.
"Izuna justru akan semakin ingin melakukannya jika kalian mencoba menghentikannya. Cukup perhatikan saja dia dan jangan tunjukkan wajah khawatir. Tunggu sampai aku datang."
"A-apa kau yakin?" Rui menatap ragu melihat wajah santai Ryu.
"Percaya saja padaku."
"Kenapa kau santai sekali?" Arata mengerutkan keningnya bingung.
Ryu menatap mereka satu persatu, menghela napas pelan sebelum menjawab. "Karena ini bukan yang pertama."
"Apa?"
"Ini bukan pertama kali. Tapi percayalah, dia tidak akan benar-benar membunuh dirinya sendiri."
.
.
.
Tbc...
23 Oktober 2024Cara menghentikan aksi bunuh diri Izuna: Tetap tenang dan SEGERA CARI RYU SECEPATNYA!!!
ヾ(❀╹◡╹)ノ゙
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurokawa Twin's
Action|Kurokawa Twin's| »Twin Series #1: Kurokawa Izuna . . Hikaru, seorang penggemar manga Tokyo Revenger yang tiba-tiba masuk ke manga favoritnya itu dan menjadi seseorang yang tak pernah ada ataupun diceritakan. Dia menjadi saudara kembar dari sang p...