Bab 9 Truth Or Dare?

20 4 0
                                    

*-ˋˏ✄┈┈┈┈*

Suasana di Pantai Bira, Bulukumba, penuh dengan tawa dan keceriaan. Setelah seharian bermain di laut, teman-teman Bobby memutuskan untuk mengadakan permainan seru Truth or Dare. Mereka berkumpul di atas pasir, dengan latar belakang matahari yang mulai terbenam, menciptakan nuansa yang sempurna untuk berbagi cerita dan rahasia diantara mereka.

Abdi, yang menjadi tuan rumah permainan, mengawali dengan semangat. "Oke, siapa yang pertama?" tanyanya, sambil memutar botol plastik di tengah lingkaran. Botol itu berhenti menunjuk kepada Arin, gadis ceria yang selalu menjadi pusat perhatian di kelas.

"Truth or dare, Arin?" tanya Abdi, matanya berkilau penuh rasa ingin tahu.

"Dare!" jawabnya penuh percaya diri.

"Yakin?. Baik gimana kalo kita semua tantang kamu untuk nyanyiin lagu favoritmu di depan kita semua! Gimana setuju nggak?" Abdi menantang, dan semua teman-teman bertepuk tangan, menantikan lagu favorit Arin.

Dengan percaya diri, Arin berdiri dan mulai menyanyikan lagu pop yang ceria. Suaranya merdu, dan teman-teman lainnya ikut bernyanyi, membuat suasana semakin meriah.

Setelah penampilannya selesai, mereka semua memberi tepuk tangan meriah untuk Arin.

Setelah beberapa giliran, permainan berlanjut dengan penuh tawa hingga akhirnya botol berhenti di depan Fajrin, teman dekat Abdi.

"Truth or dare, Fajrin?" tanya Arin, terkekeh melihat Fajrin.

"Hmm,---aku pilih truth." katanya

“Apakah kamu benar-benar mencintai Anggi?" tanya Arin, dengan senyuman penuh misteri.

Semua orang menunggu jawaban itu keluar dari mulutnya, dengan hati yang berdebar.

Fajrin pun menatap sekeliling, dan saat matanya saling beradu tatap dengan Anggi, teman sekelas mereka yang pendiam, wajahnya memerah.

"A-aku,----"

"STOP" henti Bobby

"Kenapa Bob?"

"LO. LO and LO nggak usah pake bahasa kayak gini mending bahasa kita masing dengan logat dari daerah masing-masing kan kita semua kan orang SELLOWAESI jadii mending kita bahasa sehari-hari" ujar Bobby

"Maksud kamu bahasa,- ini contoh ya. Sudah maki makan? Gitu???" ucap Mufti

"Nahhh CUCOK DEHH"

"Tapi kan--"

"Titik no koma koma" mengerakkan jari telunjuk ke kanan dan kekiri

"Ku cinta betulangi Anggii, tapi saya juga belum yakin hubunganta kedepan, bukan bilang tidak usaha tapi belum bisa paka yakin kan diriku" ujar Fajrin

Alifia yang duduk di dekatnya, tampak terkejut. "Serius? Kenapa bilang begitu ki?tanyanya, matanya melebar.

Fajrin mengangguk, seakan sangat gugup mengatakan sesuatu. "Ya, Ada suatu hari saya lupa hari apa kudengar kata-katana orang tuaku waktu ngabahas Anggita, dari cara bicara na ibuku seolah-olah tidak na suka Anggita."

Semua terdiam sejenak, bingung dengan perkataan itu. Namun

"Tapi saya berusahaka yakinkan orang tuaku terus menerus kalau ku cinta sekalika sama kita, seringka berdoa setiap shalat ka, ku minta hatinya ibuku luluh ki" lanjut Fajrin menatap Anggita dengan senyuman yang sangat tulus. Melihat ketulusan di mata Fajrin, Anggita menyambutnya dengan senyum yang lebih tulus kepada Fajrin dan berkata

"Terima kasih sayang, kita selalu yakinkan saya. Saya juga berusaha untuk ambil hatinya orang tua ta terlebih ibu ta. Love you" lanjut Anggita dengan mencium pipi Fajrin dengan singkat, yang membuat orang yang melihatnya merasakan salting.

Shafa dan yang lainnya bersorak, memberi semangat kepada pasangan ini. "Kau harus komitmen dengan kata-kata nu. Kau berdua harus berusaha dan harus berusaha untuk ke jenjang serius. Terlebih untuk kau bro serius ko sama Anggita" ucap Mufti sambil merangkul pundak Fajrin.

Malam mulai merangkak, dan langit dipenuhi bintang. Inti ALAXCAR dan teman-teman yang lain terus bermain dan bercanda. Tetapi perasaan Vannya terasa berbeda. Melihat Sebuah ikatan baru terjadi di antara mereka, dikelilingi oleh teman-teman yang mendukung kebahagiaan mereka, Six Gold yang menyaksikan semua itu, merasa tak nyaman. Ia tahu bahwa pertemanan sederhana ini telah menciptakan momen yang tak di sangka-sangka oleh mereka.

Malam itu di Pantai Bira bukan hanya tentang permainan, tetapi juga tentang keberanian, cinta, dan persahabatan yang terjalin lebih erat.

Ketika api unggun mulai menyala dan suara ombak menjadi latar belakang yang menenangkan, mereka semua duduk bersama, berbagi impian dan harapan.

Abdi menatap teman-temannya dengan penuh kebahagiaan, menyadari bahwa setiap momen berharga seperti ini akan terukir dalam ingatan mereka selamanya.

Hari itu di Pantai Bira, mereka tidak hanya bermain Truth or Dare tetapi juga menemukan keberanian untuk mengungkapkan perasaan dan membangun hubungan yang lebih dalam. Dan dengan begitu, kisah persahabatan mereka akan selalu dikenang sebagai bagian dari petualangan indah di pantai yang menakjubkan ini.

*-ˋˏ✄┈┈┈┈*

DUA ATMA MENYATU DALAM ASMARALOKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang