Heyday [ZaLeSing (?)]

306 36 5
                                    

Hi guys, aku kembali setelah sekian lama hiatus hehe, maaf yaa. Jenuh soalnya sama ide²ku dan masih ada sedikit writer's block. Kayanya aku butuh ide baru yang fresh, kalo ada alur / ide yang udah kalian pikirin gapapa coba spill sini, atau misal mau request, kalau aku bisa ya:v
Doain aja semoga semua bakalan lancar:)

Btw, afjsgsknsjs masih ga nyangka sih, sekarang udah 2K+ views sama 100+ votes. Makasih banyak ya untuk kalian semua yang bersedia meluangkan waktu untuk membaca, memberi vote dan meninggalkan komentar di siniii❤️

Dialog yang miring gini ceritanya pakai bahasa Inggris ya^^

Genre: Bromance / Brotherhood, Drama, Friendship, Showbiz, Slice of Life.

[Cerita ini fiksi. Tidak ada hubungannya dengan tempat atau peristiwa nyata.]

[Pengarang hanya meminjam visual dan nama member XODIAC.]

[Tidak untuk dibawa-bawa, dikaitkan, disangkut-pautkan, dibayangkan (dianggap serius) atau semacamnya dengan kehidupan asli para member di real life.]

[Semua perbuatan buruk di sini tidak untuk ditiru atau dicontoh! Ambil baiknya dan buang buruknya!]

Sorry for the shortcomings🙏
Happy Reading❤️
I hope you like this

•┈┈┈┈┈•❦•┈┈┈┈┈•

Leo sedang pergi keluar untuk membeli bahan makanan saat ini, jadi sekarang yang tersisa hanyalah Sing dan Zayyan di asrama mereka bertiga.

Kedua member itu sedang fokus pada handphone mereka masing-masing sambil menyanyikan lagu baru mereka yang baru saja dirilis, “Heyday”, secara bersama, yang dimulai dengan Zayyan dan dilanjut oleh Sing.

Saat giliran Sing tiba sekali lagi, ia menyanyikan part Hyunsik di lagu aslinya dengan nada tinggi di awal. "Deo challanhan rainbow ...! Catch me with the show, right now ... please, tell me, show me how you know. Just let it go!"

Zayyan melanjutkannya—menyanyikan part yang dari awal memang jatahnya.

"Jigeum i sungan, oh, delight, remember, junbidoen wonder time ... I wanna make you mine."

Anehnya, Sing tidak melanjutkan liriknya dan hanya diam sejenak, sebelum menyahut sambil menyeringai.

"Okay, I'll do it."

Perhatian Zayyan dicuri dan lelaki itu memasang wajah bingung. "Huh?"

"Be yours. I'll be yours, with pleasure."

Melihat Sing yang mengatakan itu dengan ekspresi wajahnya seperti biasa yang dia pasang saat merayu seseorang, Zayyan hanya bisa membeku karena tak habis pikir dengan Sing yang selalu menggoda dirinya setiap kali mendapatkan kesempatan seperti sekarang ini.

"... Crazy—eh maap, keceplosan."

Tanpa menghiraukan ucapan Sing lebih jauh lagi, Zayyan kembali fokus pada handphone-nya setelah refleks mengatai Sing dan meminta maaf—tidak tulus—menggunakan bahasa Indonesia sehingga lelaki Hong Kong itu tidak mengerti dan hanya bisa menebak-nebak, sedangkan Sing yang ditolak lagi hanya bisa tetap membentuk sebuah senyuman dan menertawakan dirinya yang tidak bisa meruntuhkan tembok besi Zayyan meski sudah mencobanya berkali-kali.

Begitulah bagaimana kegiatan bernyanyi bersama mereka terhenti.

Bunyi pintu yang dibuka terdengar, lalu disusul oleh suara berat Leo. "I'm home!"

Menyadari kepulangan Leo, Sing bergegas mendahului Zayyan yang hendak bangkit untuk pergi ke pintu depan dan menyambut Leo. "Welcome home, Bro."

Leo yang sedang melepas alas kakinya pun bertanya kepada Sing karena merasa bingung dan canggung disebabkan Sing yang hanya diam mematung di tempat sambil menatapnya tanpa berkata-kata.

"What? Ada yang ingin kaukatakan?"

"No ... just ... aku cinta kamu, Bro."

Mendengarnya, Leo melihat Sing dengan tatapan seperti menyesal karena sudah merasa gugup dan ternyata Sing hanya ingin mengatakan hal itu. Leo pun berdiri setelah meletakkan alas kakinya dan berjalan masuk ke rumah lebih dalam sambil membawa beberapa kantong plastik belanjaannya.

"Yeah ... aku cinta kamu juga," tanggap Leo sambil memajukan kedua bibirnya meskipun tak menghadap ke arah Sing.

Setelah membalas ucapan cinta dari Sing, Leo terus berjalan sambil meneriakkan nama Zayyan dan terus mencari-cari keberadaan hyung kesayangannya itu.

Sementara itu, Sing yang ditinggal olehnya di depan pintu masuk memasang wajah datar. Lihat, bukan? Setiap member—meskipun Lex lumayan jarang—, bahkan setiap orang pasti selalu membalas pernyataan cintanya meskipun dengan rasa kesal atau tak niat dan tidak ada tulus-tulusnya sama sekali.

Sing selalu mengabaikan hal ini karena sudah terbiasa, tetapi semakin ia memikirkannya, ia menjadi semakin penasaran.

“Mengapa Zayyan selalu saja ...? ....”

Pada awalnya, Zayyan lumayan sering membalas Sing karena masih canggung dan tak begitu dekat. Awal-awal, dia juga membalasnya untuk menjaga image di depan kamera. Namun, akhir-akhir ini ... baik di belakang atau di depan kamera, Zayyan selalu saja mengabaikannya! Zayyan sudah tidak peduli lagi karena tahu bahwa X-BLISS mengenal dia dengan baik dan mereka justru menertawakan hal itu ...!

"...."

"Sing! Aku sudah membeli! Makan malamnya kamu yang memasak, ya!"

"Yes, yes, okay, okay ... I'll do it ...."

Setelah itu, anehnya Sing tampak diam dan selalu melamun, bahkan menjadi baik dan menuruti perkataan Leo secara mendadak sehingga Leo memanfaatkan kesempatan ini untuk menyuruhnya melakukan berbagai macam hal, tetapi pada akhirnya Zayyan dan Leo merasa aneh dan takut sendiri karena Sing terlalu menurut dan diam, serta menerima tanpa pemberontakan atau omelan.

Sementara itu, malam harinya, Sing sampai tidak bisa tidur karena terlalu memikirkan hal tadi hingga overthinking, berujung pada amarah dari sang Pelatih.

{The End}

Terima kasih sudah membaca sampai akhir!

Mohon dukung Author dengan cara meninggalkan jejak, apa pun itu❤️

Tahukah kamu? Satu vote / komentar / follower dari kalian, pasti akan menambah semangat para Author! ✨

Terima kasih banyak untuk semuanya.

Ditulis: 30 April 2024
Direvisi: 22 – 23 Oktober 2024

Salam sayang dari Author<3

Short Stories [ZaLeSing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang