"Tuan persiapan pindah telah selesai, apakah ada sesuatu yang lain lagi yang harus saya lakukan?"
Arion mengalihkan fokus dari dokumen terakhir yang dipegangnya kepada asisten pribadi yang berdiri tegas menghadapnya di seberang meja kerja.
"Sudah cukup, kerja bagus, jika ada lagi yang aku inginkan aku bisa memanggilmu lagi. Untuk sekarang kembalilah dan beristirahatlah," kata Ariom dengan nada lurus seperti biasanya.
Damien, asisten pribadi Arion sangat patuh serta hormat kepada tuannya. Sebelum pergi dia tidak lupa untuk membungkukkan badan sedikit kepada Arion yang hanya melambaikan tangannya sebagai respon balasan.
Pintu ruang kerja Arion terbuka, Damien yang hendak keluar sontak terkejut ketika melihat seorang pemuda cantik yang berdiri di ambang pintu sedang menggendong seorang anak laki-laki cantik lainnya.
"Tuan muda, selamat datang."
Damien tahu orang itu. Dia adalah teman kecil milik Arion, Zhan. Sedangkan anak kecil yang digendongnya adalah Cirrus, putra semata wayang Arion.
"Apakah Arion ada di dalam?" Zhan memiliki senyum manis yang ramah. "Cirrus sangat sedih karena katanya sejak semalam dia belum menemui Arion jadi aku membantunya kemari."
Damien menatap anak manis digendongan Zhan. Sejenak, perasaan Damien melunak ketika melihat sepasang mata jernih milik Cirrus yang tampak indah dan cantik.
"Tuan besar ada di dalam, beliau sedang memeriksa dokumen terakhir, Anda mungkin bisa masuk dan menemuinya sekarang."
"Ah bagus sekali, sepertinya kita datang tepat waktu, Cirrus sayang."
"Um, paman ayo segera temui daddy."
"Tentu."
Setelah itu Zhan segera melangkah masuk dan Damien melangkah pergi.
Setelah Zhan dan Cirrus sampai di dalam ruangan, pintu yang terbuka sebelumnya akhirnya tertutup kembali.
"Daddy, apakah daddy sedang sibuk?"
Cirrus yang telah turun dari gendongan Zhan segera berlari menghampiri Arion yang masih duduk dan terlihat terkejut dengan kedatangannya.
"Cirrus sayang, mengapa kamu ada disini?"
Arion dengan baik hati memilih untuk memperhatikan putra kecilnya yang manis daripada dokumen menyebalkan itu.
Arion mengambil tubuh kecil Cirrus, membawa anak itu untuk duduk di atas pangkuannya.
"Apakah Cirrus tidak bisa kemari?"
Cirrus kecil sangat imut. Ketika bibir mungilnya yang berwarna merah secara alami mengerucut dan membuat pipi tembam kekanakan itu menggembung, Arion menjadi lunak dan melepaskan hati kerasnya dalam sekejap.
Sulit untuk tidak menjadi tidak gemas terhadap putranya.
"Tentu bisa, Cirrus adalah kesayangan daddy, bagaimana bisa Cirrus tidak bisa datang untuk menemui daddy?"
Arion sibuk berbicara kepada Cirrus dan melupakan sosok lain yang menatapnya dengan tatapan lembut dari sudut lain.
"Asik sekali kalian ayah dan anak, sampai melupakan aku."
Cirrus yang mendengar itu segera menoleh, "tidak benar, kami tidak melupakan paman, benar 'kan daddy?"
Arion mengangkat wajah. Mata lembut yang sebelumnya ada telah berubah menjadi mata malas dan jengah ketika ia menatap Zhan.
"Yah, tampaknya daddy sedikit lengah," katanya dengan senyum lembut ketika ia kembali menatap Cirrus di pangkuannya.
"Mengapa Cirrus harus mengajaknya untuk menemui daddy?" Arion memberi ciuman manis di pipi tembam Cirrus. "Cirrus bisa menemui daddy sendiri sesuka hati."
"Daddy mana boleh seperti itu, paman Zhan sangat baik kepada Cirrus."
Tangan kecil Cirrus menangkup pipi Arion yang tegas dan besar.
"Cirrus menyukai paman Zhan dan Cirrus pikir akan sangat bagus jika mengajak paman Zhan kemari."
Anak kecil tidak tahu tentang masalah orang dewasa.
Arion tidak bisa menyalahkannya.
"Anak manis, pergilah bermain sendiri sebentar, ayah akan bicara dengan paman Zhan lebih dahulu."
"Okey!"
Cirrus sangat baik dan patuh. Dia turun dari pangkuan Arion dan segera pergi menjauh dari dua orang dewasa yang akan bicara.
Cirrus tahu dunia anak-anak dan orang dewasa sangatlah berbeda jadi akan sangat tidak bagus untuknya bergabung dengan daddy dan paman ketika mereka sedang berdiskusi.
Tujuan Cirrus adalah sofa di sudut lain ruang kerja daddynya dan bermain sendiri dengan boneka kelinci yang dibawanya.
"Aku sudah mengatakan ini berkali-kali, jangan temui aku secara sembarangan, apakah kamu tuli atau bodoh sehingga sulit sekali untukmu mengerti?"
Arion telah kehilangan sifat lembutnya dan mendapatkan kembali sifat dingin dan kejam setelah Cirrus menjauh.
"Lebih tepatnya aku menolak untuk mengerti," jawab Zhan dengan santai dan senyum licik.
Arion mendengus ketika melihat topeng keramahan Zhan telah robek dan berganti dengan topeng liciknya.
"Aku kemari juga sebenarnya ingin menyampaikan sesuatu yang penting dan memastikan sesuatu."
"Apa yang menurutmu penting belum tentu penting untukku dan apakah yang ingin kamu pastikan adalah soal pengunduran diriku dari keluarga ini?"
"Tepat sekali, kamu selalu menjadi pintar."
Arion menyipit mengabaikan ejekan tidak berarti Zhan.
"Aku tidak pernah menyangka kamu akan mundur secepat ini, hey ayolah seharusnya kamu lebih berambisi lagi untuk mendapatkan bagianmu dalam keluarga besar ini."
"Tidak penting, untuk apa aku berambisi lebih banyak?"
Tujuannya sudah hancur. Karena keegoisannya untuk mengenggam semuanya dengan serakah, Arion telah kehilangan sesuatu yang berharga.
"Aku tidak perduli dengan keluarga ini lagi, aku hanya ingin melepaskan diri segera dan pergi bersama Cirrus."
"Orang bodoh, mengapa kamu begitu mudah menyerah."
Tidak ada gunanya berusaha, semuanya percuma.
"Kamu telah susah payah membebaskan diri dari kontrak nikah palsu dengan Asael, mengapa kamu menyerah setelahnya?"
Arion tidak menjawabnya. Baginya tidak penting meladeni Zhan, maka dari itu pria itu segera berdiri dari kursi kerja berjalan menghampiri Cirrus dan segera melangkah pergi tanpa meninggalkan banyak kata-kata.
Zhan yang ditinggalkan hanya bisa mencibirnya dengan penuh hinaan di dalam hati.
---
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Happy Family!
RomantikArion telah lama kehilangan mereka. Mereka yang seharusnya menjadi keluarganya telah memilih pergi karena keegoisannya. Lama mencari namun Arion tidak menemukan sedikitpun jejak pergi yang tersisa. Tapi hingga suatu hari, ketika Arion sudah lelah...