Haii, it's vayyaa3. Book 1 ini aku Ré upload dari fizzo dgn beberapa bab akan aku pdf kan, sama seperti di fizzo. Terimakasii, selamat membaca <3
————"Kabur adalah jalan ninja ku :] "
Salma mengerjapkan matanya, berkedip- kedip pelan, menyesuaikan pencahayaan yang ada di kamarnya. Dia bangun dan duduk perlahan, menatap ke sekeliling kamar, tak ada siapa pun, dia sendirian. Salma ngelag sebentar, lalu tiba- tiba menyadari sesuatu: Rony ilang!.
"Rony..." panggil salma seraya celingak celinguk menatap ke sekeliling kamar. Tak ada jawaban, rony tak ada suara.
Salma bangun, turun dari ranjang, mengecek kamar mandi, gak ada rony, walk in closet juga rony gak ada disana. Salma melangkah ke balkon kamar, kosong, rony juga tak ada disana. Terdiam sebentar, lalu salma menggeleng kecil. Tak mungkin rony pergi tanpa izin darinya. Salma memutuskan keluar kamar, mencari ke sekitar rumah.
"Ronyyy."
Salma menguap, "Ck, kemana sih. Dibilang temenin, malah gak ada di kamar."
"RONYY!"
Salma menuruni tangga rumah menuju lantai satu, namun rony juga tak ada menyaut. Salma mulai kesal, lantai dua tak ada suara, lantai satu juga tak ada. Dengan wajah cemberut salma ke dapur.
"Bi ima, bi rum, Rony mana?"
Bi ima dan bi rum yang tengah mempersiapkan bahan makanan untuk dimasak buat makan siang sontak saja berbalik menatap salma. Mereka saling pandang sebelum kembali menatap salma.
"Bi ima, bi rum, mana rony? Kenapa pada bengong sih?"
"Eh itu, mba salma kenapa udah bangun? Ini belum ada tiga puluh menit tidurnya." Bi ima menyaut duluan.
Bi rum ikut mengangguk. "Iyaa, lebih baik mba salma tidur lagi."
Salma menggeleng. "Mana rony, bi? Kenapa di kamar gak ada? Kenapa salma ditinggal sendiri? Padahal tadi salma udah minta dia buat nemenin salma."
Bi ima dan bi rum kembali saling tatap lalu meletakkan bahan makanan yang dipegang mereka. Melihat salma yang sudah cemberut dengan wajah sedikit memelas, mereka segera menghampiri salma.
"Mba salma tidurnya biar sama bibi aja yang nemenin gimana mba?"
"Iyaa, sama bi ima saja, biar saya lanjutkan masak untuk makan siang." Tambah bi rum.
Salma menggeleng tak setuju. "Salma mau ronyy, mana dia? Kenapa gak ada?"
Tak ada jawaban dari bi ima dan bi rum. Salma mulai mencebik, dengan mata yang memelas. "Rony pergi yaa? Rony pergi yaa, bi? Rony tinggalin salma, ya?"
"Mba salma, aduh itu, mas rony cuma sebentar. Biar- biar saya telepon dulu yaa. Saya minta mas rony pulang sekarang."
Air mata salma mulai menetes, dia menatap bi ima dan bi rum dengan pandangan sedih. "Huaa, rony jahat banget. Tadi katanya gak bakal pergi, dia udah janji sama salma. Dia bohong, huaa jahat. Ronyy hikss."
"Ya Allah, mba salma jangan nangis. Biar mas rony ditelpon saja sekarang." Bi ima panik melihat salma yang langsung menangis sesenggukan.
"Iyaa, mba. Biar saya yang hubungi mas rony sekarang." Bi rum pun ikut panik melihat salma menangis begini.
Lebih lagi, rony memang menitipkan salma pada bi ima dan bi rum. Rony bilang agar menghubunginya kalo semisal salma terbangun dan rony belum sampai di rumah.
Salma menggeleng, menghalangi bi rum. "Hikss ga usah, bi. Salma mau ke atas aja. Salma udah gak mau ditemenin rony. Salma sendiri aja."
"Jangan, mba. Biar saya temani saja yaa, mba salma?" Bi ima mengelus punggung salma yang bergetar hebat karena tangisannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE LIFE : Teman tapi Menikah
RomanceRéupload dari fizzo. Menghela napas, dan sisanya pasrah. Ini adalah kehidupan rumah tangga Salma dan Rony dengan konflik ringan yang menjadi bumbu dalam rumah tangga mereka. - BLURB "Ayok nikah. Lo percaya sama gue?" Salma menatap dalam ke arah Ron...