Irama suara monitor holter memenuhi ruangan Mio. Semuanya stabil, tapi Mio masih mengistirahatkan dirinya. Mata itu tertutup tenang, wajah pucat cantiknya masih tetap terlihat teduh meski tertutup masker oksigen. Bible tetap menemani Mio bersama orang terkasihnya, Jes. Tangisan Bible masih menjadi pengiring malam hingga paginya, ketakutan menderanya setiap hari, hidup adiknya semakin tidak terdeteksi, mungkin hari ini, detik ini bisa saja Mio pergi. Jes masih berusaha mengungkap siapa yang membuat adik ipar mungilnya itu semenderita ini.
.
Jet, Fuaiz dan JJ sudah kembali masuk kesekolah. Pikiran penasaran itu menghantui mereka bertiga, banyak nama yang menjadi tersangka dipikiran mereka, tapi hanya satu yang mereka duga pasti pelakunya.
"pasti mantanmu itu Mas Jet!" ucap Fuaiz dengan keyakinannya, Jet dan JJ berpikiran orang yang sama. Perth adalah orang yang licik, dia saja mampu mengambil beasiswa impian Jet yang notabenya orang yang dirinya cintai dengan dalih paksaan orang tuanya, apalagi hanya untuk menyakiti seseorang Mio kekasih Jet.
"kenapa ga kita labrak aja tuh si Perth bangsat itu!"
"jangan gegabah Aiz, kita belum ada bukti" JJ mencoba menenangkan Fuaiz yang dari tadi sumbunya pendek. Fuaiz hanya memikirkan Mionya, siapapun yang menyakiti Mio ia akan lebih menyakitinya, manusia sekecil ini punya keberaian sebesar gunung.
Jet masih diam termenung pikirannya tak bisa terkontrol, dibukanya handphone dan coba untuk menelfon Mas Basnya.
Jet: "Mas.."
Bas : "Mio masih istirahat Jet"
Jet : "Padahal aku belum nanya apa-apa, tapi masku ini sudah peka, Mas.. Mio kapan bangunnya?"
Bas : "Sabar, ya nanti Jet reaksi obat, makanya kamu doain cepet sehat Mionya"
Jet : "Iya Mas, Oh iya nanti aku pulang sekolah langsung kesana, mau dibawain apa?"
Bas : "Beliin camilan apa aja deh Jet, terserah deh.."
Jet : "Oke, yaudah aku mau balik kelas dulu.."
Bas : "Iya, belajar yang bener..."
Jet : "heem.."Saat ia memalingkan wajah setelah menutup telfon, ada seseorang yang menghampirinya. 'Bajingan ini, ngapain sih kesini' batin Jet. Wajah Perth benar-benar membuat Jet muak. Tanpa disangka Fuaiz menghampiri Jet dan mendorong Perth untuk menjauh dari Jet. Satu kalimat belum keluar dari mulut Jet, tapi Fuaiz sudah menjatuhkan lawannya. Jet tersenyum tipis, wajah Perth kini memerah hendak marah tetapi JJ dan Jet menyeret Fuaiz pergi dari sana. Tanpa ada kata minta maaf dari ketiga orang tadi.
"Sialan, songong banget anjing.." umpatan Perth pada Fuaiz.
.
Jet sudah tak sabar hatinya ingin menemui pujaannya, bel pulang sekolah bak suara alunan Mozart yang indah. Segera ia mengemasi pensil buku dan antek-anteknya. Langkah kakinya ringan saat akan keluar dari ruang kelas itu tiba-tiba terasa berat karena ada yang menarik tangannya.
"Jet.. boleh nebeng pulang ga?" suara dan orang menyebalkan yang sama.
"Gak"
"Kamu kenapa sih Jet?"
"Lepasin gak!"
"Gak akan aku lepasin, kamu ga inget dulu kamu selalu marah kalau aku lepasin tangan kamu?"
"DULU YA DULU BANGSAT, JANGAN GANGGU AKU LAGI, KAMU PIKIR AKU GAK TAU.. YANG BIKIN MIO CELAKA KAMU KAN!!??" suara itu menggelegar di seluruh ruang kelas, mereka berdua menjadi pusat perhatian teman-teman sekelasnya. JJ menghampiri Jet yang sudah termakan emosi, kesabaran itu tak tertahankan lagi.
"Loh maksut kamu apa Jet, kamu punya bukti!? bisa-bisanya nuduh aku!!" Perth mencoba mengelak, wajahnya masih terlihat tenang.
Jet diam, ia tak mengeluarkan sepatah katapun, ia memilih pergi dan tak menghiraukan Perth disana. JJ berlari menyusul Jet yang termakan emosi, air mata Jet sudah membendung, ia merasa bersalah pada Mio, padahal bukti bahwa Perth yang menyakiti Mio belum ditemukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEGI | Jetmio
FanfictionMakasi ya mas, udah ada di sisa hidupku, makasi udah jadi warna yang menorehkan keindahan pada kanvas putih kosong ini, semoga di semesta selanjutnya aku masih menjadi kanvas putih yang siap kau beri warna kembali ~ Mio Athen