"Haruskah saya meminum bibirmu suamiku?"
Ruka mengecup bibir pharita lebih dulu sebelum perempuan itu menciumnya di depan ruang kerjanya.
"Ada banyak karyawan lain sayang, ayo masuk ke dalam." pharita meraih kursi roda Ruka, kemudian menatap tajam ke arah sepuluh karyawan yang akan menaiki lift ke lantai bawah.
Kesepuluh karyawan itu menunduk malu, lalu berpura-pura tidak melihat kemesraan barusan.
"Jangan ada yang mengganggu saya."
Pintu ruang presdir di tutup, meninggalkan tekanan yang luar biasa. Seolah-olah jika ada yang berani membuka ruangan pharita sekarang, maka mereka akan dimutasi ke kantor cabang lain.
ruka melihat dua kotak makan siang yang ada di meja sofa, lalu membukanya.
"Kue bolu?" Menu makan siang pharita ternyata kue bolu manis rainbow yang dibalur coklat putih.
"Suami saya suka manis, jadi saya memesannya."
ruka menutup kotak makan itu lagi.
"Tapi pharita akan kelaparan jika hanya makan bolu." Ruka meraih ponselnya, mencari menu lain di restoran terdekat.
Namun sebelum ruka berhasil memesan makanan, pharita sudah mengambil ponsel laki-laki itu melemparkannya ke sofa di seberang.
"pharita, kembalikan ponselku."
"Saya tidak mau kamu sibuk dengan ponsel."
"Tidak akan sayang. Saya hanya ingin memesan makanan saja untukmu hem?" Tangan Ruka mengelus pipi pharita mesra.
"Sudah saya bilang, kamu sudah cukup untuk saya, ruka."
pharita merapatkan tubuhnya ke kursi roda Ruka. Tangan pharita berlabuh di kerah kemeja laki-laki itu yang sudah terlepas lalu menciumnya dengan lembut. ruka mencubit gemas hidung Pharita yang nakal menggigit lehernya.
"Baiklah sayang, kita makan kue bolunya sekarang. Waktu istirahat kantor akan segera habis."
"Satu menit saja, ruka. Tidak bisakah saya meminum bibirmu?"
ruka tertawa kecil lalu membuka bibirnya, menarik ceruk leher Pharita mendekat sampai bibir mereka saling menempel.
"Apa pun yang istriku minta, saya akan coba menurutinya."
ruka mencium Pharita lebih dulu, lalu membiarkan lidah pharita masuk mengaksen mulutnya lebih dalam, Menelusuri bibirnya. Kaki pharita mulai naik ke pangkuan ruka, duduk di pahanya. pharita tidak berhenti dan masih melanjutkan ciuman mereka.
Ruka mencium kening pharita lalu memeluknya erat, melihat jam yang hampir menyentuh angka pukul 01.00 pm.
"Lihat sayang, kamu sudah korupsi waktu sepuluh menit untuk makan siang kita."
"Saya sudah kenyang."
Ruka melepaskan pelukannya pada pharita, menatap mata tajam nan dingin perempuan itu. Selanjutnya mengambil satu potong kue bolu menyuapkannya ke mulut pharita.
pharita menerima suapan itu dalam diam.
"Semanis bibir istriku."
Ruka mengecup bekas bolu
yang menempel di bibir pharita."Apa kamu ingin kita tidur di sini ruka?" pharita melingkarkan tangannya di perut Ruka, meniup lembut dagu suaminya. Laki-laki itu tertawa.
"Kita ada meeting sayang."
Ruka terus menyuapi pharita sampai bolu itu habis tanpa tersisa.
"Tuan ruka, waktunya kita kembali ke pabrik Tuan." Junet yang mengetuk pintu terus menerus membuat pharita kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wanna Be Yours (BXG) (Rupha) END
RomancePharita yang berhati dingin seperti ular dipertemukan dengan Ruka laki-laki berhati hangat nan lembut seperti kelinci. Akankah cinta bisa tumbuh di hati keduanya?